suluhnusa.com – Gelombang protes masyarakat terkait pembangunan Jeti dan Kolam Apung di Awalolong, Pulau Siput tidak menyurutkan komitmen pemerintah Lembata untuk tetap melanjutkan.
Sebab, bagi Pemkab Lembata, membangun Awalolong bertujuan untuk memajukan Lembata, mensejahterahkan masyarakat kecil dengan tidak merusak ekosistem Awalolong, Pulau Siput.
Hal ini disampaikan Bupati Lembata, Eliazer Yentji Sunur, kepada suluhnusa.com, Senin, 11 Februari 2019 di Kantor Bupati Lembata.
Ditanya soal komitmen pemerintah atas nasib Awalolong dan tanggapan terkait protes masyarakat, Sunur yang didampingi, Kasubag Protokol Setda Lemnata, Syukur Wulakada, menegaskan pihaknya tetap pada komitmen untuk melanjutkan pembangunan karena semua proses sudah dilalui sesuai aturan.
“Masyarakat mana yang protes ? Saya sebagai bupati Lembata, digaji untuk membangun Lembata. Dan Awalolong tetap dilanjutkan. Kalau ada kelompok masayarakat yang kontra itu wajar. Banyak juga kok masyarakat yang pro dengan pembangunan awalolong. Pa wakil (Wakil Bupati Lembata, Thomas Ola Langoday, Red) sudah bilang lanjutkan dan saya juga bilang lanjutkan,” ungkap Yentji Sunur.
Lebih jauh Sunur mengungkapkan, dirinya sebagai Bupati Lembata tidak ingin menerima gaji tanpa melakukan pembangunan untuk itu kesejahtaeraan dan kemajuan Lembata menjadi komitmen dirinya sebagai Bupati.
Disinggung soal waktu kontrak pembangunan Jeti dan Kolam Apung Awalolong yang hampir selesai dan terkait proses AMDAL yang diduga belum ada, Sunur menjelaskan, ada dokumen yang sudah selesai diproses dan ada juga dokumen yang sedang dalam proses.
“Itu hal hal teknis. Tentu ada dokumen yang sudah selesai dan ada yang masih dalam proses. Dan itu wajar,” tegas Sunur.
Sunur juga menjelaskan, sesungguhnya pemerintah membangun Jeti dan Kolam Apung di Pulau Siput untuk menjaga ekosistem Pulau Siput. Sebab, konsep pemberdayaan masyarakat dan mengedepankan budaya-ekologi merupakan konsep dasar pariwisata di Awalolong.
“Kita bangun agar pasir di awalolong itu tidak dicuri lagi. Menjaga terumbu karang dan siput di sekitar Awalolong Menjaga agar tidak ada yang bom lagi disekitar Awalolong. Kami membangun untuk masayarakat. Kalau ada kelompok yang tolak, mereka mewakili masyarakat yang mana ?,” tegasnya.
Untuk mewujudkan komitmen menjaga Awalolong, Pulau Siput tersebut, Bupati Lembata, Yentji Sunur pun membeberkan pihaknya sudah mendapatkan surat keputusan dari Gubernur NTT melalui Dinas Kelautan dan Perikanan Propinsi NTT, yang menegaskan Awalolong, Pulau Siput sudah tidak lagi masuk dalam Areal Konservasi.
Sementara itu gelombang protes terus digalakan masayarakat dan aktivis Lingkungan WALHI NTT menyatakan menolak pembangunan Jeti dan Kolam Apung Awalolong. Yohanes Kia Nunang, Aktivis lainnya di Lembata juga seruhkan penolakan dengan menggalang petisi dan penandatanganan penolakan. Kelompok masayarakat yang tergabung dalam ASTAGA dan APPERAL juga Nelayan Pesisir Teluk Lewoleba juga sudah menyatakan menolak.
TERKAIT :
WALHI NTT, Minta Bupati Lembata Hentikan Pembangunan Jeti Apung Awalolong
Walau Pemerintah Lembata menyatakan melanjutkan pembangunan tetapi sampai dengan saat ini belum ada tanda tanda aktivitas pembangunan Awalolong, sementara waktu kontrak sesuai addendum akan berakhir 31 Maret 2019.
sandro wangak