Gema GELIS di Mater Inviolata

suluhnusa.com – Pagi-pagi benar, tidak seperti biasanya, aku terbangun dari lelapku semalam. Sepertinya sang  Dewi subuh sengaja membangunkan ku lebih awal dari peraduanku bersama pulau kasur busa ku.

Sesegera mungkin ku beranjak bangun dan melepaskan selimut yang masih membalut di sekujur tubuhku. Di tempat ku memang dingin. Kadang suhu di kampungku turun hingga dua puluh derajat Celcius di musim hujan seperti saat ini.

Selisih sebesar apapun suhu yang turun subuh itu tidak menjadi dinding penghalang bagi ku. Dinginnya malam subuh itu tidak membuyarkan agenda besar ku hari ini, Pelatihan Gerakan Literasi ala IGI Flotim, di SMPK Mater Inviolata Larantuka.

Sesegera mungkin beranjak dari tempat tidur ku, seperti biasanya, berdoa sejenak, bersyukur atas hari baru dan atas napas hidup yang telah diberi dengan cuma-cuma oleh yang empunya hidup ini.

Terima kasih dan syukur kepada Tuhan.

Lekas bergegas bersiap-siap sembari memastikan diri untuk sarapan pagi sebagai bekal energi Geliat Gelis Mater hari ini. Lengkap sudah bekal GELIS hari ini, santapan jasmani dan rohani penguat jiwa dan raga hati ini untuk berbagi dan tumbuh bersama siswa -siswi SMPK Mater Inviolata Larantuka.

Sesekali menoleh ke arah jam dinding rumah, kali ini tepat jam 06.00 pagi waktu Indonesia tengah.

Meskipun kegiatan GELIS Mater hari ini rencananya akan dimulai jam 09.00 namun karena jaraknya sangat jauh, berada di jantung ibu kota Flores Timur lebih kurang menelan waktu 40 menit jika menggunakan sepeda motor dari desa ke kota Larantuka, agar tidak tergesa-gesa memutuskan untuk berangkat dari rumah lebih awal sembari menghirup segarnya udara pagi hari di sepanjang jalan desa menuju kota Reinha Larantuka.

Menunggangi R15 berkaki dua, yang selalu setia menemani aktifitas pokok harian ku juga tugas tambahan sebagai sekretaris IGI Flores Timur dan berbekal  kepercayaan menjadi Coach Nasional Sagusaku dan dua teman lainnya Ibu Kein Sizq dan ibu Helmy Tukan yang telah mendapat legitimasi oleh ibunda Nur Badriyah, selaku founder sagusaku IGI pusat, yang ditandai dengan penyematan selendang biru di Jakarta Convention Center (JCC), semakin memberanikan diriku untuk melangkahkan kaki ku masuk ke pelataran teras SMPK Mater Inviolata Larantuka. Sebuah lembaga yang terkenal dengan selalu mempertahankan mutu dan karakter siswa juga selalu unggul dalam kegiatan ekstra kurikuler tingkat kabupaten Flores Timur.

Ketika memasuki gerbang SMPK Mater Inviolata Larantuka, tak terdengar satu suara pun yang muncul dari balik tegapnya gedung megah berdiri kokok berdeter lingkaran, sementara di tengah halam luas, tempat upacara bendera dan yang digiasi taman bunga yang tertata begitu indah. Tak jenuh-jenuhnya bila dipandang mata. Ada juga taman bermain siswa kala istirahat dan di tengahnya ditanami pohon pelindung berupa buah-buahan. Singguh sangat elok, sejuk dan menawan hati. Sudah pasti lembaga ini telah meberapkan program Green Day School.

Setelah menelusuri bentangan taman demi taman di seputaran pelataran tengah lembaga ini, ku memberanikan diri menapaki tangga demi tangga memasuki ruang guru. Terlihat pintu ruang guru sudah terbuka dan segera menemui seorang ibu guru cantik yang berada di dalam ruangan guru, sendirian. Ibu Yulia namanya, sembari menyapa selamat pagi bu. Belum sempat titik ucapan selamat ku, dengan senyum manisnya menyambar salam ku.

“Selamat pagi juga pak Damsyl,” sahut ibu Lia bernada ramah.

Ibu Yulia, sosok salah satu  guru telaten Matematika yang sempat ku kenal dekat.

Kala itu, 2008 silam ibu  berdara Manggarai, sebuah kabupaten yang terletak paling barat pulau flores yang bersebelahan dengan pulau Komodo, yang terkenal dengan salah satu keajaiban dunia yaitu Biawak/Komodo, boleh dibilang secara kebetulan masuk melamar secara bersama-sama pula sebagai guru honorer di Lembaga SMPK Mater ini.

Setahun bersama mengabdikan diri di tahun itu.

Yulia, asal Manggarai. Tidak asing lagi bagiku karena pernah bersama mengabdikan diri. Terlihat sosok guru ini lebih banyak memilih diam ketika berada dalam sebuah pertemuan atau sejenisnya, tetapi beliau lebih memilih kerja dan kerja. Sungguh luar biasa sosok guru yang satu ini.

Setelah sedikit basa-basi, bercerita tentang  bagaimana khabar di sekolah bersama siswa-siswi, sesekali ku arahkan pandangan mata ku ke sekeliling  ruang guru. Terlihat meja guru dan lemari guru berbahan jati super tertata apik. Sungguh elit ruangan guru lembaga ini, tak sebanding dengan sekolahku, gumamku dalam hati.

Aku dikagetkan dengan pernyataan Ibu guru berwajah oval ini, pak Damsyl, mohon bersabar sebentar karena hampir semua guru dan siswa sekarang berada di Kepala (gereja), sedang mengikuti perayaan Ekaristi, bersyukur dan mengenang kembali Hari Ulang Tahun Sta. Pelindung SMP kami, Sta. Maria Inviolata.

Mendengar untaian singkat itu, sedikit legah bahwa benar ternyata saya tidak terlambat. Masih ada waktu beberapa jam kedepan untuk bercengkerama bersama teman lama berkulit putih ini setelah 10 tahun berpisah sejak 2008 silam. Segera ku jawab, iya ibu, terima kasih ibu, jawabku datar saja sepertinya masih dalam lamunan ku, melihat begitu elitnya ruang guru milik sekolah ini. Betapa bahagianya jika berada di sekolah ini, semua fasilitas sangat mendukung. Ada sebuah LCD bermerk Infocus dipasang juga di ruang guru ini.

Berdua di tahun yang sama mengikuti seleksi formasi CPNSD Flores Timur. Syukur kepada Tuhan, berdua dinyatakan lulus oleh panitia pusat dan saya dengan berat hati harus dipindah tugaskan oleh dinas terkait ke sekolah lain. Sebut saja SMPK Sanctissima Trinitas Hokeng sampai saat ini. Sementara ibu tetap bertugas di Lembaga ini, Mater Inviolata sampai dengan saat ini.

Masih ada secuil harapan bahwa saya mendapat tugas di sekolah yang baru ternyata masih dalam satu atap yaitu Yayasan St. Gabriel Maumere. Sebuah yayasan milik lembaga Katolik yang bergerak di berbagai bidang, kesehatan, pendidikan dan lainnya.

Di Bidang pendidikan, yayasan ini telah mendirikan 8 sekolah yang menyebar di seluruh belahan pulau flores.

Kini telah menginjakkan usia 60 tahun dan sangat bersinar nan cemerlang dengan torehan-torehan berjuta prestasi bahkan sempat tercium di level nasional.

Selang beberapa jam kemudian, terdengar suara gemuruh, cerita dan celoteh ringan anak-anak sekolah terdengar di balik selah-selah taman tengah sekolah ini. Sebuah pertanda misa syukur atas HUT pelindung telah usai.

Terlihat suster kepala sekolah dan bapak ibu guru juga tenaga kependidikan lainnya mulai bermunculan menuju ke arah ruang guru.

Sesegera mungkin, berdua bangkit dari kursi dan menyambangi suster kepala sekolah dan bapak ibu lainnya, memberi salam dan hormat pada mereka. Guru-guru Mater penuh ramah, bersalaman sambil mencium tangan mereka. Sebut Saja, Ibu Emil Temaluru, mantan guru prestasi tingkat internasional di Jepang (2008), Ibu Imelda G. Maran, guru senior fisika. Ibu Ana, sir Felix, Pak Wis, ibu Dimy dan juga beberapa adik guru lainnya yang baru. Mereka pernah bersama mengabdi walaupun kebersamaan ini hanya setahun silam, 2008 yang lalu.

Tidak berbicara panjang lebar lagi dengan suster kepala sekolah, mengingat waktu sudah jam 08.30, hanya menyampaikan permohonan maaf atas minimnya team Literasi IGI untuk hadir kali ini karena beberapa alasan yang sangat masuk akal dan dimaklumi, mengajar dan sebagian kegiatan pembagian Laporan Pendidikan semester ganjil.

Terlihat senyum penuh arti menghiasi bibir sang pemimpin lembaga besar berkerudung putih itu.

Sesekali mengusap dada mencoba menerjemahkan arti akan makna senyum itu. Namun seketika itu juga maaf yang sama juga terucap dari mulut  pemimpin berdara solor, suster Yulia Niron yang akrab disapa Suster Yulia,  bahwa saat ini juga belum bisa menemani karena harus mengikuti kegiatan yang sama yaitu kegiatan intern yayasan bertempat di aula B di belakang sekolah. Tetapi jangan berkecil hati karena akan diwakili oleh wakasek kurikulum saya dan team literasi dari guru-guru SMP Mater dari ceremony hingga akhir kegiatan, imbuh suster kepala sekolah yang sudah mengabdi dan memimpin lembaga ini hingga 15 tahun yang lalu.  Saya pun langsung mengamini atas agenda yang juga tidak kalah pentingnya.

Dua puluh menit kemudian, tepat jam 08.50 bersama rombongan   team Literasi guru-guru sekolah setempat ditemani bapak wakasek yang mewakili suster kepala sekolah memasuki aula utama (aula A)untuk mengikuti ceremony ala IGI dan kegiatan GELIS selanjutnya.

Sempat terharu melihat penerimaan yang begitu luar biasa. Dengan iringan lagu yang berbau literasi

dan tepukan tangan dari 300-an tangan siswa-siswi peserta GELIS yang dipimpin langsung oleh bapak Aloysius Jati Herin, guru musik dan juga rekan kerja 10 tahun silam kala itu saya masih mengabdikan diri di lembaga Mater ini, terlihat sangat meriah mengiringi kami semua memasuki

aula utama lembaga ini. Perasaan gembira bercampur haru seperti berada di awan, celoteh ku diam dalam file kepala ku. Sungguh persiapan yang membahana.

Kami pun dipersilahkan duduk, dan selanjutnya protokol yang telah disiapkan dari pengurus OSIS mulai memimpin jalannya kegiatan Ceremony Pembukaan Pelatihan Gerakan Literasi Sekolah SMPK Mater Inviolata Larantuka oleh team Literasi IGI Flores Timur.

Begitu solidnya kedua prokol, siswa pengurus OSIS tersebut berceloteh indah dan sesekali mengundang gelak tawa ratusan teman-teman nya peserta GELIS yang memadati aula utama ini.

Tak ketinggalan juga kami yang duduk di depan sekali mengumbar senyum.

Lagu GELIS selalu dikumandangkan sebagai pembuka ceremony GELIS hari ini.

Syukur kepada Tuhan, ceremony berjalan khidmat, mulai dari doa pembukaan, prolog awal oleh protokol, melihat dan mendengarkan pemutaran video Mars IGI, sambutan-sambutan hingga dibuka secara resmi oleh bapak wakasek kurikulum SMPK Mater Inviolata setempat.

Selaku sekretaris IGI Flores Timur, di awal sambutan saya mewakili ketua IGI kabupaten Flores Timur, saya memperkenal IGI hanya secara gamblang di tengah-tengah peserta GELIS dan juga bapak ibu yang hadir saat itu.

Lebih dari itu, selaku Coach Nasional sagusaku juga saya lebih menekankan kepada kanal sagusaku yang pengejawantahan merujuk kepada program nasional pemerintah kita yaitu  Gerakan Literasi Nasional (GLN).

GLN di IGI lebih dikenal dengan GELIS, yaitu Gerakan Literasi Sekolah bahkan jauh sebelum GLN lahir, di IGI sudah melahirkan program Program GELIS berupa Gerakan Satu Sekolah Satu Buku (Salasaku) yang akan menjadi brand topic  kegiatan kita hari ini.

Setelah kita sukses menghasilkan karya salasaku, nanti kedepannya peserta GELIS yang saat ini hadir akan dibimbing ke pengembangan program baru yaitu Satu Siswa Satu Buku atau yang lebih dikenal dengan sebutan “Sawasaku”.

Disamping itu juga tak lupa saya sampaikan bahwa puncak dari GELIS hari ini yaitu dapat menghasilkan karya siswa-siswi dalam bentuk tulisan berdasarkan peristiwa hidup yang dilihat, dirasakan dan di alami secara langsung, baik di rumah, di sekolah dan di asrama maupun dimana saja anda berada bisa dibuat dalam bentuk tulisan.

Dan jika kemarin anda belum atau lupa menulis tentang kisah inspiratif itu, maka hari ini, mari kita mulai menulis, menulis apa saja yang ada di file kepala kita. Selain kisah inspiratif dalam bentuk cerpen, adik-adik peserta gelis juga bisa menulis puisi, pantun atau apa saja yang ada di benak anda boleh dituangkan dalam bentuk tulisan. Segala hasil karya anda hari ini dalam bentuk tulisan tersebut akan dikumpulkan dan dipilahkan menurut jenis tulisan fiksi, non fiksi maupun faksi kemudian dilakukan pengeditan  dan pengetikan. Selanjutnya akan di bukukan dalam satu kesatuan dan akan diberi judul : Antologi (Puisi, Cerpen, Pantun dan jenis lainnya)SMPK MaterInviolata Larantuka.

Sebagai penulis pemula, jangan merasa takut salah, tentang penggunaan kosa kata dan struktur kalimat.

Menulis itu indah, biarkan mengalir begitu saja seperti layaknya kebiasaan anda menulis status anda di beranda medsos facebook.

Saya yakin anda bisa. Harus percaya diri. Perbiasakan menulis. Ayo menulis, team Literasi sekolah dan team Literasi Igi Kabupaten Flores Timur siap membimbing anda hingga tuntas.

Mengakhiri sambutan saya, tak lupa memberi motivasi dan semangat kepada peserta GELIS bahwasanya buku Antologi  SMPK Mater Inviolata Larantuka akan masuk ke dapur percetakan akhir Februari 2019 ini dan paling lambat pertengahan bulan April ini sudah berada di tangan anda masing-masing.

Lebih dari itu dan akan diikut sertakan dalam “Lunching Serempak 1000 Buku secara Nasional bersama karya peserta GELIS sekolah lainnya yang akan terjadi pada tanggal 02 Mei 2019 di seratus titik kota di seluruh Indonesia segera serempak pula.

Keren kan…? Guyon ku manja.

Kurang lebih 40 menit saya mengakhiri sambutan saya dan mendengar  gemuruh tepukan tangan 300-an peserta GELIS yang hadir hari ini.

Giliran selanjutnya, protokol mempersilahkan bapak yang mewakili suster kepala sekolah untuk membawakan sambutan sekaligus membuka kegiatan GELIS SMPKMater Inviolata Larantuka secara resmi, sembari mempersilahkan dan memberi pengeras suara dengan santun kepada bapak yang juga selalu wakasek kurikulum tersebut.

Bapak …., selaku wakasek kurikulum, dalam sambutannya mewakili suster kepala sekolah SMPK Mater Inviolata Larantuka mengatakan bahwa Gerakan Literasi Sekolah di Lembaga kami bukanlah hal baru. Banyak hal yang telah dibuat berkat dukungan dan bimbingan penuh oleh team Literasi Sekolah yang beranggotakan guru-guru Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris termasuk suster didalamnya yang juga mengasuh mata pelajaran sejenis.

Banyak karya yang telah dihasilkan siswa berupa tulisan di mading kelas dan masing sekolah. Disamping itu juga beberapa siswa sudah berani menuangkan tulisannya dalam bentuk media cetak berupa koran Yayasan St. Gabriel Maumere dan buletin yayasan yang didalamnya memuat semua tulisan siswa dan guru dari delapan sekolah milik Yayasan St. Gabriel.

Hanya saja belum sempat terpikirkan bagaimana karya siswa ini  boleh dibukukan.

Baiklah, mewakili kepala sekolah menyambut kehadiran team Literasi IGI Flores Timur dengan penuh suka cita, bersama dengan team literasi sekolah kami dan tentunya bersama siswa -siswi kami sebegai peserta pelatihan GELIS hari ini, untuk berbagi ide dan gagasan, pengalaman demi pengalaman, agar kelak kita mampu menyiapkan masa depan mereka sekaligus menjawabi tuntutan zaman yang serba milenial ini.

Selain menjawabi program nasional Literasi yaitu membaca 15 menit sebelum masuk kelas di pagi hari, beliau berharap, semoga dengan hadirnya IGI kali ini memberi kesan tersendiri bagi siswa – siswi kami. Lebih banyak lagi berproses dan melatih diri untuk menggapai cita-cita mereka.

Di sela-sela sambutannya, beliau berpesan bahwa semoga kolaborasi ataupun kerja sama IGI Flotim kali ini tidak berhenti disini, tetapi tetap solid, terbina dan terpupuk agar terus bersama team Literasi sekolah kami,  mendampingi untuk dapat menghasilkan  karya -karya literasi siswa selanjutnya.

Sebelum menutup sambutannya, beliau berharap penuh bahwa semoga kerja sama ini tidak hanya GELIS dari kanal satu guru satu buku (sagusaku), tetapi lebih dari itu boleh memperkenalkan kanal-kanal lainnya untuk kepentingan peningkatan kompetensi guru dan siswa di sekolah kami, sembari membuka dengan resmi Pelatihan GELIS SMPK Mater Inviolata Larantuka.

Sebelum memberi materi berdurasi 50 menit, sengaja di awal materi saya mengajak peserta GELIS untuk menyanyikan lagu GELIS nasional dan juga yel-yel  Literasi ala IGI Pusat versi aransemen IGI Flotim. Terlihat mereka begitu antusias melakukan gerakan dan tepuk tangan Literasi, dan akhirnya masuk pada kegiatan ini hari ini yaitu memaparkan materi PPT hasil kolaborasi team coach nasional Founder Sagusaku IGI Pusat, ibunda Noer Badriyah, M.Pd, guru Bahasa Indonesia SMA 5 Cilegon Jawa Barat, ibunda Bunda Diana Masdik , M.Pd, Kepala Sekolah TK Melatih Balikpapan juga selaku coach nasional IGI Pusat dari Kalimantan, dan  teman seperjuangan team solid Literasi IGI Flotim sekaligus coach nasional IGI pusat, Ibu Venansia B. Odi Kein, S.Pd, guru Bahasa Indonesia dari SMPN 3 Solor Barat Flores Timur, dan tentunya hasil karya saya sendiri. Semuanya kembali saya ramu menjadi satu kesatuan materi GELIS ala IGI Flotim. Tentunya atas seijin mereka. Yang seperti ini sangat diamini sesuai spirit IGI, share and Growing together, berbagi dan tumbuh bersama.

Komplit sudah menu literasi yang akan menjadi santapan yang paling lezat hari ini bagi peserta GELIS SMPK Mater Inviolata Larantuka.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *