suluhnusa.com_Tergolong baru bergabung di Partai Demokrat karir politik Putu Sudiartana langsung melesat tembus menjadi wakil rakyat di Senayan pada pemilihan legislative 9 April 2014. Keberhasilannya tak lepas angka 7 yang menjadi nomor urutnya sesuai angka keajaiban nomor urut Partai Demokrat.
Bersama Sekretaris Majelis Tinggi DPP Partai Demokrat Jero Wacik, Sudiartana menjadi wakil rakyat Bali di DPR RI Periode 2014-2019, dengan mengatongi perolehan 73.348 suara.
Sosok Sudiartana mulai mencuat ketika dirinya digandeng mantan Bupati Jembrana Gede Winasa untuk maju dalam pencalonan pemilihan Gubernur Bali pada 15 Mei 2013. Sayang, belum sempat bertarung, langkahnya terhenti karena tidak lolos verifikasi KPU Bali setelah dukungan parpol pengusungnya tak mencukupi ketentuan 15 persen.
Pria bertubuh tambun ini, tak patah semangat sekalipun harus gagal untuk kedua kalinya setelah tahun 2009 lalu lewat Partai Pengusaha yang menyokongnya, tidak tembus sebagai peserta pemilu.
Berkat peran Ketua DPD Partai Demokrat Bali Made Mudarta akhirnya Sudiartana yang akrab disapa Putu Liong itu, bergabung dengan partai besutan Susilo Bambang Yudhoyono. Tidak main-main, dia langsung menjadi caleg untuk DPR RI meskipun menempati nomor urut sepatu alis buncit.
Rupanya, dengan nomor urut 7 itulah, sesuai nomor peserta Partai Demokrat dalam pemilu, menjadi awal keberuntungan bagi pemimpin sebuah media lokal di Bali. Menjelang hingar hingar bingar kampanye, wajah Sudiartana mulai mudah dilihat lewat berbagai atribut seperti baliho, spanduk dan lainnya.
“Ya, nomor urut 7 jadi berkah keajaiban, seperti Partai Demokrat selama tiga tahun ini dibantai di media, tetapi tetap eksis,” ujar Mudarta dihubungi terpisah. Perolehan suaranya, juga berkapala angka tujuh.
Mudarta menggarisbawahi, mereka caleg yang benar-benar mau turun ke masyarakat, mendengarkan apa yang menjadi keinginan, harapannya yang tidak hanya saat akan meminta dukunga, tentunya akan mendapat simpati dan kepercayaan yang tinggi.
Begitulah, akhirnya wajah pria berkumis ini bertebaran di segala penjuru Bali, bahkan stiker bergambar dirinya sebagai caleg DPR RI, menghiasai mobil-mobil keluarga hingga mobil mewah yang diusung tim sukses dan para pendukungnya ketika blusukan ke masyarakat.
Muncul banyak pertanyaan, berapa anggaran kampanye yang dia habiskan untuk bisa meraup dukungan masyarakat Bali. Untuk soal ini, Sudiartana belum bersedia membebernya kepada media.
“Kuncinya turun ke masyarakat, tidak ada yang lebih, kita harus dengar aspirasi jeritan mereka. saya turun tidak selalu bawa uang,” katanya lewat sambungan telefon dihubungi KabarNusa.com pada Kamis malam 24 April 2014.
Dengan hadir di tengah masyarakat ketika dibutuhkan menjadi hal penting bagi wakil rakyat. Kemauan mendengarkan keluhannya, tidak sebaliknya, setelah menjabat kemudian malah menjauh.
“Masyarakat cenderung berfikiran positif dengan calon pemimpin yang mau turun ke bawah, mereka melihat bukan uang yang menjadi ukuran,” tutur politisi asal Kecamatan Abiansemal, Badung itu
Hanya saja, diakuinya, tetap ada sebagian kelompok masyarakat yang terjebak pada politik transaksional yang mensyaratkan dukungan dengan uang.
Untuk urusan itu, Sudiartana mengklaim bisa mengatasi dengan berbagai jurus berkelit, namun akhirnya bisa menyadarkan mereka.
“Jika harus memberi uang saya tidak bisa jawab, tetapi saya katakan, lebih bagus bawa program, saya sampaikan visi misi yang akan mewakili rakyat, jika terpilih,” ucap pengusaha sukses bidang properti itu.
Bertemu dengan orang atau kelompok masyarakat yang berfikir pragmatis seperti itu, biasanya dia memberikan pemahaman agar semakin sadar. Jika saat ini memberi uang, maka akan selesai saat itu juga.
Jika caleg hanya membeli suara, hal itu hubungan tidak akan berlangsung lama. Lain lagi, jika mereka memberikan kepercayaan, selama lima tahun itulah, bantuan-bantuan yang diharapkan justru akan bisa menjamin kontinuitas dan dirasakan lebih banyak masyarakat.
Yang menjadi kunci keberhasilanya juga, adalah meminta dukungn dengan memanfaatkan jaringan yang dimiliki mulai teman sekolah, di kampung, organisasi, pekerjaan dan seterusnya.
Kini, setelah langkahnya jelas menuju ke Senayan, Sudiartana berjanji akan lebih fokus berjuang ke pusat bersama Jero, dalam mewujudkan pembangunan infratruktur di Bali yang masih timpang. (sandrowangak)