SULUH NUSA, LEMBATA – DINAS Pendidikan Kabupaten Lembata pada tahun 2023 melakukan verifikasi sebanyak 25 Guru Penggerak menjadi Kepala Sekolah dan Pengawas Sekolah. Dan dalam verifikasi itu hanya satu yang lolos pelamar yang lulus verifikasi di Bidang Guru dan Tenaga Kependidikan Dinas Pendidikan Kabupaten Lembata.
Satu pelamar yang lulus itu adalah Yohanes Hati, Kepala Sekolah di SD Labanobol. Yohanes menjadi satu satunya pengawas sekolah dari guru penggerak yang lulus ujian kompetensi melalui sistem dan mendapat rekomendasi dari Kemendikbudristek.
Untuk 22 Kabupaten/Kota di Nusa Tenggara Timur, Kabupaten Lembata menjadi satu satunya pengawas sekolah dari Guru penggerak yang lulus ujian kompetensi melalui sistem.
Hal ini disampaikan, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Lembata, Wenseslaus Ose Pukan, melalui Kepala Bidang GTK, Suhartin Bungalaleng kepada Wartawan di ruangan kerjanya, 3 Oktober 2024.
Suhartin menjelaskan Kemendikbudristek membuka peluang baru bagi Guru Penggerak untuk menjadi pengawas sekolah sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor 38 Tahun 2022 tentang Jabatan Fungsional Pengawas Sekolah dan Angka Kreditnya.
“Sebelumnya, syarat untuk menjadi pengawas sekolah adalah harus terlebih dahulu menjadi kepala sekolah. Namun, dengan kebijakan baru ini, Guru Penggerak dapat diangkat langsung menjadi pengawas sekolah tanpa harus melalui posisi kepala sekolah terlebih dahulu”, jelas Suhartin.
Dan peluang ini digunakan oleh para guru dan kepala sekolah di Lembata untuk melamar menjadi pengawas sekolah.
“Ada 25 orang yang melamar dan yang lolos verifikasi hanya satu orang. Seleksinya sangat ketat. Karena seleksi melalui sistem pengangkatan pengawas dan kepala sekolah dari Kemendikbudristek”, tegas Suhartin.
Menurut Suhartin, satu satunya pelamar yang lulus adalah Yohanes Gati, Kepala sekolah di SD Labanobol.
“Saat ini tinggal tunggu pelantikan oleh Penjabat bupati Lembata. Mungkin minggu depan sudah lantik”, tegas Suhartin.
Ia mengungkapkan dengan saat ini kebutuhan pengawas sekolah di Lembata idealnya 38 orang tetapi saat ini baru 4 (empat) yang memenuhi syarat.
“Tiga pengawas yang lain mendapat SK dari Bupati. Sementara 1 pengawas dari Kemendikbudristek dari guru penggerak. Sehingga saat ini pengawas sekolah kita ada empat orang”, ungkapnya.
Mereka akan mengkoordinasi Mutu pendidikan pada satuan Pendidikan karena kekurangan 34 pengawas .
“Yohanes Gati lulus dengan aturan yang baru yaitu permendikbudristek nomor 40 2021 tentang penugasan guru menjadi kepala sekolah dan pengawas sekolah. Satu bulan seleksi administrasi dan verfal. Kami kirin hasil penilaian melalui aplikasi ke kementrian dan kementrian mengeluarkan surat persetujuan”, ungkap Suhartin.
Suhartin membeberkan para pengawss pengawas ini akan melakukan pengawasan pada satuan Pendidikan TK-SD dengan pembagian berdasarkan zona yaitu Buyasuri dan Omesuri satu zona, Ile Ape, Ile Ape Timur dan Lebatukan satu Zona, Nubatukan dan Atadei satu zona, sementara Wulandoni dan Nagawutun satu zona.
“Pelantikan Pa Yohanes Gati sebagai pengawas sekolah dari guru penggerak yang lulus melalui UKOM sistem Kemendikbudristek akan dihadiri kepala Balai Penjamin Mutu Pendidikan dan Balai Guru Penggerak NTT”, tutup Suhartin. +++sandro wangak
Proviciat dan apresiasi kepada Pemda Lembata melalui Dinas Pendidikan dan kebudayaan Lembata yang berani melakukan terobosan yang berani dan hasilnya sungguh sangat luar biasa. Sebuah prestasi yang patut dibanggakan.