SULUH NUSA, LEMBATA – Penjabat Bupati Lembata, Marsianus Jawa dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan oleh Asisten Administrasi dan Pembangunan Sekda Lembata, Drs. Ambrosius Wurin Leyn pada seminar Bulan Bahasa di Auditorium Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Lembata, Lewoleba, Kamis, 20/10/2022 mengungkapkan Gorys Keraf sebagai teladan dan motivasi bagi orang Lembata.
Hadir dalam seminar selaku tuan rumah, Sekretaris Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Kabupaten Lembata, Raymundus Beda, SE. Sedangkan narasumber yang tampil dalam seminar tersebut adalah, Jurnalis dan Penulis Sejarah Lembata, Thomas Ataladjar, Tokoh Pemuda dan pegiat Literasi, Yoris Wutun, dan Pemerhati Literasi, Emanuel Krova dan Fredy Wahon, Jurnalis/Pemilik Media AksiNews.id bertindak sebagai moderator yang memandu jalannya seminar dengan tema,” Menelisik Peran Prof. Dr. Gorys Keraf Dalam Perkembangan Pengajaran Bahasa di Indonesia”.
Mengawali sambutan, Penjabat Bupati Marsianus Jawa menjelaskan, Bulan Oktober ditetapkan sebagai bulan Bahasa dan Sastra Indonesia . Penetapan bulan bahasa dan sastra Indonesia pada bulan Oktober merujuk pada sejarag Bangsa Indonesia yang bertepatan dengan peringatan hari Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober. Sejak dibacakan teks Sumpah Pemuda pada Kongres Pumuda ll tahun 1928, maka sejak itulah Bangsa Indonesia menetapkan bahasa resmi yang digunakan untuk bermasyarakat yaitu Bahasa Indonesia.
Menurut Bupati Marsianus Jawa, saat ini dijaman yang semakin maju dan modern tantangan kita untuk menjaga eksistensi Bahasa Indonesia secara baik dan benar semakin berat. Generasi-generasi milenial sekarang lebih sering menggunakan campuran Bahasa Indonesia dengan bahasa asing. Tidak jarang pula penggunaan bahasa kita tidak tepat sesuai kaidah-kaidah Bahasa Indonesia. Hal ini secara tidak langsung merusak Bahasa Indonesia itu sendiri.
“Hari ini dalam rangka memperingati Bulan Bahasa, kita menyelenggarakan seminar Bulan Bahasa dibawah tema besar, ” Menelisik Peran Prof. Dr. Gorys Keraf Dalam Pengembangan Pengajaran Bahasa di Indonesia”. Sebagai orang akademisi kelahiran Lamalera-Lembata, beliau sangat berpengaruh dalam pengajaran Bahasa Indonesia di Tanah Air. Buku-bukunya menjadi buku pegangan wajib pelajar dan mahasiswa di seantero nusantara. Gorys Keraf adalah Ilmuwan Bahasa. Dia menciptakan rumus-rumus ketatabahasaan yang masih dipakai hingga saat ini”, ungkap Marsianus Jawa.
Sementara itu Thomas Ataladjar, salah satu murid Gorys Keraf dalam kesaksiannya menuturkan kehidupan Gorys Keraf sebagai tokoh nasional banyak membantu anak anak NTT untuk meraih pendidikan.
Ia mengungkapkan ketokohan dan karakter Gorys Keraf harus tergambar dalam pelayanan perpustakaan daerah Kabupaten Lembata.
Thomas Atalajar, Sejarahwan dan Jurnalis Senior Asal Lembata menyampaikan hal ini dalam seminar Bulan Bahasa Menelisik Peran Prof Dr Gorys Keraf dalam Perkembangan Perjalanan Bahasa Indonesia.
“Waktu masih di tingkat satu, saya bertema Pak Gorys Keraf dan minta diajarkan cara menulis skripsi. Beliau tanya saya untuk apa. Dan saya jawab untuk bantu teman-teman tulis skripsi. Setelah belajar dari dia, sejak tingkat dua dan tiga sudah mulai tulis skripsi bantu teman-teman,” Ungkap Thomas Atalajar yang mengaku sebagai anak ideologi Gorys Keraf.
Thomas meminta jika Gedung Perpustakaan Daerah Kabupaten Lembata diberi nama Prof. dr. Gorys Keraf, semua pelayanan harus mencerminkan karakter Gorys Keraf yang yang disiplin, tegas teliti, dan seorang pemandu untuk tahu dan tidak sungkan untuk membantu.
Dia juga mengakui bahwa Gorys Keraf memberikan motivasi yang sangat kuat untuk menulis dan mendorongnya untuk tidak hanya menulis tetapi menulis sampai diakui orang.
Motivasi itu pulalah yang mendorongnya untuk terus menulis hingga saat ini.
“Thomas kamu harus terus menulis sampai diakui orang. Dan itu yang dorong saya terus menulis sampai hari ini,” kata Thomas Atalajar.
Ia melihat sosok Gorys Keraf sebagai sosok yang sangat disiplin.
Pada tahun 2000, ketiganya dipanggil Prof Dr Soebroto untuk bekerja di perpustakaan Universitas Atma Jaya.
Prof Soebroto yang pernah bertemu Gorys Keraf dan mengenal Gorys Keraf memilih ketiganya karena alasan orang-orang dari kampungnya Gorys Keraf itu terkenal rajin, jujur, tekun, dan berbahasa Indonesia yang baik dan benar.
Profil Gorys Keraf
Dr. Gorys Keraf lahir di Lamera/ Lembata NTT tanggal 17 November 1936. Beliau meninggal di usia 61 tahun pada tanggal 30 Agustus 1997. Beliau adalah seorang ahli bahasa di Indonesia dan juga tokoh Katolik Indonesia. Beliau menamatkan sekolah menengah pertama di Seminari Hokeng (1954). Kemudian, sekolah menegah atas beliau selesaikan di Syuradikara Ende (1958). Masuk Fakultas Sastra Universitas Indonesia tahun 1959 hingga memperoleh gelar sarjana sastra Jurusan Bahasa Indonesia, Jurusan Lingustik tahun 1964. Beliau meraih doktor dalam bidang lingustik dari Universitas Indonesia (22 Februari 1978) dengan disertasi berjudul “Morfologi Dialek Lamarela”. Beliau pernah mengajar di SMA Syuradikara, SMA Seminari di Hokeng, SMA Buddahaya II Jakarta (1962—1965), SMA Santa Ursula, dan SMA Theresia (1964). Beliau juga pernah menjadi dosen di Fakultas Pendidikan dan Fakultas Ilmu Pengetahuan Kemasyarakatan, Unika Atma Jaya, (1967), Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian, dan Jakarta Accademy Languages Jakarta (1971). Beliau menjadi dosen tetap di Fakultas Sastra, Universitas Indonesia, sejak tahun 1963, di samping menjadi koordinator mata kuliah Bahasa Indonesia dan Retorika di Fakultas Hukum dan Fakultas Ilmu-Ilmu Sosial, Universitas Indonesia.
KARYA:
- Tata Bahasa Indonesia (1970)
- Komposisi (1971; 1980)
- Diksi dan Gaya Bahasa (1981)
- Eksposisi dan Deskripsi (1981)
- Tata Bahasa Rujukan Bahasa Indonesia untuk Tingkat Pendidikan Menengah (1991)
- Lingustik Bandingan Historis (1958)
- Lingusitik Bandingan Tipologis (1990)
- Tanya Jawab Ejaan Bahasa Indonesia untuk Umum (1992)
++sandrowangak