suluhnusa.com – Tidak bisa dipungkiri, Lembata terkenal pertama kali karena  Lamalera. Ini catatan sejarah perkembangan pariwisata Lembata yang tidak bisa diutak-atik lagi. Lamalera memberi bukti bahwa kemolekan tetap menggoda diantara banyak tempat pariwisata khusus Pantai yang kian menggelinjang meraih kepuasan di panggung pariwisata.
Lembata memang molek. Keindahan dan kemolekan Lembata ini, seperti cacatan kamera Andre Belutowe atau kerap disapa Andre Kariting, dalam sorotan #LembataSejauhMataMemandang.
Andre bersama komunitas Fotografer Lembata menyajikan fakta dalam foto bahwa Lembata sejauh mata memandang indah. Artinya, keindahan Lembata tidak pernah ada habis dalam pandangan mata para petualang dan pecinta keindahan alam.
Lantas Lembata digelar sebagai the Last Paradise. Dari banyak obyek pariwisata yang ada di Lembata misalnya, Lamalera, Gunung Ile Ape, Pantai Waijawang, Bukit doa dan Bukit Cinta, Pantai Bean, ada satu lai Pantai yang tidak kalah indah sejauh mata memandang.
Namanya Pantai Wade di Leragere-Balurebong, Kecamatan Lebatukan, Kabupaten Lembata, NTT.
Kenyataan yang tidak bisa dipungkiri adalah selain nilai kebudayaan dan adat, Lembata memiliki adalah Satu pulau dikelilingi lautan. Dan bermahkotakan pasir putih rupa rupa pasir.
Ada pasir warna merah darah di Lamarian, Desa Jontona, kecamatan Ile Ape Timur, ada pasir putih di Mingar lyang konon bisa berubah warna, ada pasoir putih di bean, pasir hitam di Jontona dan Lamawolo juga pasir Putih di Pantai Wade.
Panorama laut, dengan pantai Pair putih dengan teluk dikitari pemandangan bukit membuat pantai Wade semakin indah dan nyaman untuk tenmpat berwisata. Jajaran bukit dilihat dari pantai berpasir putih sungguh memanjakan mata. Inilah satu dari sejumlah lokasi tujuan wisata pantai yang mulai diminati di daerah itu. Suasana pantai yang sejuk, cocok bagi anda yang menginginkan ketenangan berwisata. Rugi, jika jalan-jalan ke Lembata tanpa sempat menyambangi Pantai Wade di Balurebong.
Memang belum ada kendaraan umum menuju ke pantai ini. Sebab akss jalan masih berbatu dan melewati lembah curam. Perjalanan menuju tempat ini, sangat melelahkan kita harus menuruni lembah yang curam dan berbatu, dan berjalan mengelilingi bukit nan jauh. Tetapi sangat menyenangkan karena ketika tiba di pantai kita dapat menikmati pemandangan yang indah permai, yang sungguh memanjakan mata.
Nun jauh di sana ada hamparan bukit di kiri dan kanan jalan yang di tumbuhi ilalang yang kian menguning bak permadani yang di bentangkan,ada bukit batu yang masih setia berdiri megah laki kokoh takkala berpuluh tahun diterpa ombak, dan di bawah bukit batu di tepi pantai itu terdapat gua alam, tempat orang beristirahat takkala mereka menyulu mencari ikan, karena di pantai itu, Wadè, nelayan yang bertempat tinggal sekitar pantai itu biasanya merenda nasib, ada hamparan pasir putih yang kemilau disinari mentari, dan desir desau ombak yang mencumbui batu karang beserta angin pantai yang berhembur perlahan seolah-olah menyambut kedatangan pengunjuung.
Pantai ini hanya bisa dicapai dengan menggunakan kendaraan pribadi atau sewaan selama dua samoai tiga jam. Di sepanjang sisi jalan disuguhi pemandangan pepohonan rindang yang daun-daunnya mulai meranggas akibat keganasan kemarau. Jalanan lengang karena memang tidak kendaraan melintas.
Ketika tiba, Pasir putih Pantai Wade terhampar di depan. Mata terbelalak menyaksikan jernihnya air dan hamparan pasir putih sejauh mata memandang. Angin semilir pun menyambut seolah membayar keletihan selama perjalanan. Pantas saja, Wade mulai diminati sebagai lokasi tujuan wisata di akhir pekan.
Belum ada sentuhan bisnis pariwisata disana. Keindahan dan kemolekan Pantai Wade masih terlalu perawan.
Pantai Wade sungguh ciptaan Tuhan yang maha indah, semoga mata-mata juling tak sedang memataimu dan tangan-tangan nakal tak mengusilimu. Semoga tak ada niat melukai hatimu, agar Ibu tak menangis. Sebab pantai Wade bagi Andre kariting dan kawan kawan diibaratkan Perawan Yang Tergeletak di Leragere***
Luar biasa inaaa,,,,
salut jempol pangkat N inaa…..
sudah menjadi kewajiban kita semua,
untuk mencintai pantai Wade dari berbagai sudut pandang, dengan cara yang positif.
……sekali lagi salut ina Wua….