SULUH NUSA, LEMBATA – Minat didefinisikan sebagai perasaan suka dan tertarik terhadap sesuatu. Sedangkan membaca, memiliki banyak manfaat seperti meningkatkan aktivitas otak, menambah pengetahuan, dan mengasah daya ingat. Sehingga, dengan berkurangnya minat baca, berkurang pula sistem kerja otak dalam memahami suatu masalah.
untuk mengetahui minat membaca masyarakat Lembata, Dinas Perpustakaan Kabupaten Lembata, yang ker ap disebut Perpustakaan Goris Keraf melaksanakan survei minat baca masyarakat Lembata. Survei ini bertujuan untk mengetahui minat baca masyarakat Lembata di era digital. Apakah kecenderungan masyarakat Lembata membaca secara digital atau membaca buku cetak.
Survei ini dilakukan untuk menentukan kegiatan dan program Dinas Peroustakaan dan Kearsipan Kabupaten Lembata selama lima tahun mendatang.
Hal ini disampaikan oleh kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Lembata, Anselmus Asan ola kepada wartawan di ruangan kerjanya pekan lalu.
Asan Ola mengungkapkan ada beberapa faktor penyebab kurangnya minat baca di Indonesia yakni pengaruh lingkungan, membaca sejak dini tidak dianggap penting, generasi serba instan, dipengaruhi teknologi, buku yang tersedia kurang menarik, hingga tidak adanya kesadaran dalam diri akan membaca.
Dan dalam survei tersebut diajukan 17 pertanyaan untuk dijawab oleh masyarakat Lembata termasuk durasi membaca, jenis bacaan, domisili umur dan beberapa pertanyaan lainnya.
“Survey kegemaran membaca masyarakat Lembata Ini baru awal. Survey dilakkan online, sejak 21 Februari sampai 20 Maret 2024,” ungkap Asan Ola.
Ia menyebut, Dinas Perputakaan dan kearsipan Lembata denga gedung Goris Keraf yang megah memiliki 197 ribu judul buku senantiasa sia melayani masyarakat yang datang membaca. Memang geliat minat baca masyarakat Lembata belum bisa dibilang baik dilhat dari kunjungan ke perpustakaan Grosi Keraf.
:Rencana kedepan, jika masyarakat suka memvaca secara digital digital maka keputusan pengadaan bukunya elektronik. Selain itu, Pihaknya juga ingin bekerjasama dengan Perpustakaan Nasional untuk melakukan integrasi kenaggotaan, masyatakat yang sudah menjadi anggota perustakaan Gorus Keraf terintegrasi secara online menjadi anggota perpustakaan Nasional, sehingga bisa mengakases buku buku digital yang disediakan di platform perpustakaan Nasional.
“Kami sedang merencakan, masyarakat Lembata yang menjadi anggota perpustakaan daerah terintegrasi otomatis menjadi anggota perpustakaan provinsi dan pusat. Sedang ada upaya ke sana,” ungkap Asan Ola. Hasil survei kinat baca ini merupakan langkah awal untuk membangun pelayanan minat membaca masyarakat Lembata ke depan.
sementara itu, sekedar infomrasi tingkat kegemaran membaca (TGM) masyarakat Indonesia sebesar 63,9 poin pada 2022. Skor tersebut meningkat 7,4% dibandingkan setahun sebelumnya. Dengan hasil ini, artinya makin banyak orang Indonesia yang gemar membaca.
Sebagai informasi, Perpusnas melakukan survei tentang tingkat kegemaran membaca di Indonesia terhadap 11.158 reponden yng tersebar di 102 kabupaten/kota. Perhitungan TGM didasari lima aspek, mulai dari frekuensi membaca per minggu hingga durasi akses internet untuk bahan bacaan.
Tingkat Kegemaran Membaca Masyarakat Indonesia tahun 2022 sebesar 63,90 (tinggi) mengalami kenaikan dibandingkan tahun 2021 sebesar 59,52 (sedang), tahun 2020 sebesar 55,74 (sedang), tahun 2019 sebesar 53.48 (sedang), tahun 2018 sebesar 52,92 (sedang), dan tahun 2017 sebesar 36,48 (rendah).
Data ini menunjukkan adanya peningkatan kegemaran masyarakat Indonesia dari tahun 2017 sampai dengan tahun 2022. Angkanya pun sudah masuk dalam kategori tinggi. Pada beberapa tahun sebelumnya, tingkat kegemaran membaca Indonesia selalu berada di kategori sedang.
Menurut wilayahnya, Yogyakarta memiliki skor TGM tertinggi secara nasional, yakni 72,29 poin. Posisi berikutnya ditempati Jawa Tengah dengan skor TGM sebesar 70,96 poin. Kemudian, skor TGM di Jawa Barat tercatat sebesar 70,1 poin. Setelahnya ada DKI Jakarta dengan skor 68,71 dan Jawa Timur dengan skor sebesar 68,54 poin.
Kemudian, disusul oleh Sumatera Barat dengan skor 66,87 poin, Kalimantan Timur dengan skor 66,84 poin. Lanjutnya, ada juga Aceh dengan skor 65,85. Di posisi selanjutnya, ada Banten dan Bali dengan skor masing-masing 65,7 poin dan 65,59 poin.+++sandro.wangak