Pelabuhan Lewoleba Amburadul, Dari Genangan, Bau Pesing Sampai Debu, Siapa Yang Bertanggungjawab?

Beranda » Pariwisata » Pelabuhan Lewoleba Amburadul, Dari Genangan, Bau Pesing Sampai Debu, Siapa Yang Bertanggungjawab?

LEWOLEBA – KONDISI Pelabuhan Lewoleba, Kabupaten Lembata memprihatinkan. Saat musim hujan  genangan banjir dan lumpur menghiasi sepanjang jalan. Licin karena lumpur. Bau pesing juga menyengat. Ketika musim kemarau debu menjadi hiasan utama.

Sejak diserahkan pengelolaannya kepada Kementerian Perhubungan, Pelabuhan Laut Lewoleba mengalami renovasi besar-besaran demi meningkatkan fungsionalitas dan kenyamanan bagi masyarakat. Antrian kapal lancar fapi masalah lain muncul.

Pelabuhan yang diresmikan 24 Oktober 2024 setelah dua tahun pengerjaan, mendatangkan masalah baru. Genangan air pada musim hujan, debu di musim kemarau dan bau pesing saban hari mengganggu aktivitas masyarakat. Baub pesing ini dikarenakan pelabuban Lewoleba sebagai pintu masuk utama Pulau Lembata dari laut tidak memiliki toilet umum.

Banjit yang menggenang di sepanjang jalan di Pelabuhan laut Lewoleba, Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur, menghambat lalulintas hingga menghadirkan pemandangan tak sedap.

Genangan tersebut terjadi sejak terjadi pembenahan pelabuhan laut Lewoleba, lebih dari tiga tahun silam. Kondisi ini terus dibiarkan berlanjut hingga saat ini.

Berto, warga kota Lewoleba kepada SuluhNusa, Rabu, 20Februaru 2025, mengeluh, setiap hendak bepergian terutama pada musim hujan, dirinya selalu terganggu adanya banjir yang menggenang di sepanjang jalan masuk ke pelabuhan laut Lewoleba. Bukan hanya banjir, genangan  lumpur juga mengganggu arus lalulintas  akan membahayakan pengendara roda dua.

Lumpur menumpuk di sisi jalan terutama setelah hujan redah. Ruas jalan yang dulunya dihotmixpun berlubang karena terendam banjir.

“Pelabuhan ini pintu masuk Kabupaten Lembata, artinya wajah kabupaten ini tergambar pertama dari lingkungan pelabuhan laut. Setidaknya benahi drainase di ruas jalan masuk ke pelabuhan laut Lewoleba. Ini sudah berlangsung bertahun-tahun,” ujar Berto.

Perbaikan Drainase Terkendala Efisiensi Anggaran

Sementara itu, Desmon S. Menno, kepala Unit Pelayanan Pelabuhan (UPP) kelas 3 Lewoleba, kepada Media Indonesia, Kamis (20/2/2025), menjelaskan, pihaknya telah merencanakan perbaikan drainase di ruas jalan masuk Pelabuhan laut Lewoleba tahun ini namun terkendala efisiensi anggaran.

Selain itu, kendala status kepemilikan ruas jalan bersama Pemda Lembata juga menjadi faktor penghambat pembenahan drainase di plabuhan Lewoleba.

“Memang Pemda sudah menyerahkan pengelolaan lahan pelabuhan kepada pihak syahbandar tetapi tentang status jalan belum ada penyerahan secara spesifik,” ujar Desmon.

Desmon mengatakan, pihaknya baru akan merencanakan pembenahan ruas jalan masuk pelabuhan Laut Lewoleba setelah Pemda setempat menyerahkan ruas jalan tersebut kepada Pihak Pengelola Palabuhan.

Kini pengelolaan pelabuhan laut Lewoleba diserahkan Pemda Kabupaten Lembata untuk dikelola Kementrian Perhubungan Direktorat Perhubungan Laut, Unit Pengelola Pelabuhan (UPP) kelas 3 Lewoleba. +++ama.kewaman/hosea

Bagikan:

Sandro Balawangak
Sandro Balawangak

bagaimana engkau bisa belajar berenang dan menyelam, sementara engkau masih berada di atas tempat tidur?

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *