
suluhnusa.com – Pemerintah mempercepat pembangunan dan pengelolaan infrastrukur sumber daya air. Upaya ini dalam rangka mewujudkan keterpaduan pembangunan antar daerah yang bertujuan mencapai ketahanan air dan kedaulatan pangan di Tanah Air.
Sebagai upaya meningkatkan kepedulian daerah akan pengelolaan infrastrukur sumber daya air, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Direktorat Jenderal Sumber Daya Air (Ditjen SDA) menyelenggarakan Lomba O&P (operasi dan pemeliharaan) Daerah Irigasi Teladan Tingkat Nasional Tahun 2018. Melalui lomba ini, pemerintah daerah diharapkan lebih peduli untuk menjaga sumber daya air di wilayahnya.
Dan menindaklanjuti hasil lomba Operasi dan Pemeliharaan (OP) Daerah Irigasi (DI) Teladan tingkat nasional di Surabaya awal Mei 2018 lalu, tim juri dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) berkunjung ke DI Bena di Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Senin (21/5/2018).
Kunjungan lapangan ini untuk memantau langsung kondisi lapangan guna mencocokkan dengan hasil pemaparan Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Provinsi NTT bersama timnya dalam lomba di Surabaya, Jawa Timur, awal Mei 2018.
Sebelum berkunjung ke DI Bena, tim juri yang terdiri dari lima orang yang diketuai, Kasubdit OP Irigasi dan Rawa Kementerian PUPR, Arif Rahman, ini melakukan pertemuan dengan Kadis PUPR NTT, Ir. Andre W Koreh, MT, Sekretaris Dinas PUPR NTT, Drs. Johanis Toby, Kepala Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara II, Ir. Agus Sosiawan, Kabid OP SDA dan Irigasi Dinas PUPR NTT, Benny Nahak, Kasatker OP Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara II, Ir. Fernando Rajaguguk, serta para kabid dan kepala seksi di Dinas PUPR NTT.
Dalam pertemuan tersebut, Kadis PUPR NTT, Ir. Andre W Koreh, MT menjelaskan tentang kondisi sumber daya air (SDA) di NTT serta pemanfaatan infrastruktur SDA yang sudah dibangun pemerintah pusat di Provinsi NTT.
Hal ini disampaikan Kepala Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara II, Ir. Agus Sosiawan, kepada suluhnusa.com di ruangan kerjanya, beberapa waktu lalu.
Sosiawan menjelaskan Daerah Irigasi (DI) Bena di Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) meraih juara satu tingkat nasional lomba operasi dan pemeliharaan (OP) daerah irigasi teladan tahun 2018.
Dalam lomba yang berlangsung di Surabaya, Provinsi Jawa Timur (Jatim), 1-5 Mei 2018, Provinsi NTT melalui P3A Oetaman juga meraih juara tiga lomba P3A (Perkumpulan Petani Pemakai Air).
“Sukses yang diraih Provinsi NTT dalam lomba OP DI tahun 2018 ini merupakan yang ketiga dalam tiga tahun berturut-turut. Tahun 2016 DI Malaka di Kabupaten Malaka meraih juara tiga lomba OP DI nasional, dan tahun 2017 P3A Air Sagu di Kabupaten Malaka juga mendapat juara lima,” ungkap Sosiawan.
Juara dua di wilayah Timur Indonesia ini diraih DI Bila (Sulawesi Selatan) dan juara tiga diraih DI Gumbasa (Sulawesi Tenggara).
Sedangkan juara satu lomba P3A wilayah Timur diraih P3A Subak Jatiluwih (Bali), dan juara dua diraih P3A Erat Bambang (NTB).
Sementara Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Nusa Tenggara Timur (NTT), Andre Koreh mengungkapkan Di NTT, jelas Andre, ada 26 DI yang menjadi kewenangan pusat dan 46 DI yang menjadi kewenangan provinsi. Semuanya akan dikelola dengan baik untuk memenuhi kebutuhan irigasi.
Selain itu, juga mengantisipasi tujuh bendungan baru yang segera dibangun dan rampung.
“Sehingga DI percontohan diperlukan agar bendungan yang dibangun bisa benar-benar dikelola dan benar-benar memberi manfaat bagi masyarakat,” kata Andre.
Menurut Andre, penerapan inovasi melalui aplikasi ‘Haik Lontar’ yang merupakan akronim dari (HAIK= Hitungan Air Irigasi Kekinian) dan LONTAR (Langsung Online Nyata Tanpa Ragu). Aplikasi ini menggunakan software (perangkat lunak) yang diberi nama PEDE Tanam 1.0.
“Hasil sementara saat ini, DI Bena meraih juara pertama dalam presentase pengelolaan OP Irigasi. Masih ada satu tahapan yakni penilaian lapangan, untuk mengecek fakta rill apakah sesuai dengan apa yang sudah dipaparkan pada tahap pertama tersebut,” ungkapnya.
Andre menyebutkan, hasil dari pemaparan itu, DI Bena di NTT dinilai paling baik sehingga menjadi juara pertama dengan poin 79,37. Posisi kedua ditempati DI Bila di Sulawesi Selatan dengan poin 70,13. Untuk posisi ketiga diraih DI Gumbasa di Sulawesi Tengah dengan poin 69.
“Lomba ini diikuti oleh Daerah Irigasi yang tersebar di seluruh Indonesia, dimana setiap provinsi menyodorkan daerah irigasi teladan di wilayahnya untuk dilombakan di tingkat pusat. Kali ini dibagi menjadi dua yaitu wilayah timur dan wilayah barat” ujarnya.
Dia menjelaskan, inovasi yang diterapkan di DI Bena menggunakan aplikasi Haik Lontar yaitu alat yang digunakan untuk mengukur debit air secara real time. Aplikasi ini bisa memberikan laporan atau meng-update waktu setiap 5 menit, akan kondisi debit air di suatu daerah irigasi.
“Ternyata alat ini bisa membantu atau memudahkan petani, petugas di lapangan maupun dinas, untuk bisa mengetahui kondisi debit air di satu daerah irigasi. Aplikasi ini bisa diakses melalui smartphone,” jelasnya.
Andre menyatakan, terdapat 72 DI di NTT yang mana 26 DI menjadi kewenangan pusat, sedangkan 46 DI lainnya menjadi kewenangan provinsi. Saat ini, aplikasi Haik Lontar sudah dipasang di dua lokasi irigasi dari 26 DI yang menjadi kewenangan pusat, yani di DI Bena dan DI Malaka.
“Nah, itu yang selama ini menjadi kelemahan dan kami menemukan aplikasi ini bekerjasama dengan Universitas Gajah Mada dan para ahlinya. Kami sudah pasang alat ini dan berjalan baik, dan ternyata itulah poin yang membuat DI Bena mendapat juara teladan 1, walaupun itu masih dalam tataran paparan,” katanya.***
sandro wangak