suluhnusa.com – Akses jalan sudah menjad kebutuhan warga. Jalan sebagai penghubung dari satu tempat ke tempat sudah menjadi hal vital dalam mendukung pembangunan kesejahteraan warga.
Untuk itu, warga kelurahan Belo bergotongroyong secara swadaya membuka jalan baru yang menghubungkan Kelurahan Belo dan Kolhua.
Hal ini dilakukan sebagai upaya warga dalam meningkatkan kesejahteraan dan sekaligus memberikan dukungan kepada Pemerintah Kota dalam menata kelurahan pinggiran Kota Kupang.
Goris Takene, Ketua RW 04, Kelurahan Belo kepada suluhnusa.com, 06 Mei 2019, menjelaskan kegiatan pembukaan jalan baru dari Belo menuju Kolhua tersebut melibatkan warga dua RW yakni RW 03 dan RW 04 Kelurahan Belo.
Menurut Takene, pembukaan jalan ini merupakan hasil keputusan warga setempat agar bisa memperlancar akses menuju ke Kota Kupang melalui Kolhua.
“Warga swadaya membuka jalan baru menuju Kolhua. Pembukaan jalan ini merupakan hasil keputusan warga bersama lurah dan kami ketua RW.” Ungkap Takene. Pembukaan jalan baru tersebut dihadiri oleh Lurah, Benediktus Klau, Minggu, 06 Mei 2018.
Sementara itu, diberitakan sebelumnya Wakil Walikota Kupang, Hermanus Man, mengatakan, Pemkot Kupang akan konsisten membangun Kota Kupang mulai dari pinggir atau mulai dari kecamatan yang berbatasan dengan Kabupaten Kupang.
Pernyataan tersebut disampaikan Hermanus saat membuka kegiatan Musyawarah Perencanaan dan Pembangunan (Musrembang) Kecamatan Maulafa di Kantor Camat Maulafa pertengahan Maret 2018 lalu.
“Maulafa merupakan daerah perbatasan dengan Kabupaten Kupang, dan jika kita mengikuti tren pembangunan nasional yang memulai pembangunan dari pinggir, maka tentu akan ada kesamaan ide dan filosofi sesuai nawacita. Kita akan membangun dari pinggir kota, dan Maulafa merupakan kecamatan yang harus terlebih dahulu dibangun,” ujarnya.
Walau begitu, kata Hermanus, usulan Musrembang Kecamatan akan diseleksi dan di cocokan dengan komitmen politis antara Pemkot dan DPRD Kota Kupang.
“Dari aspek komitmen, sejauh ini belum ada persoalan, baik pemerintah maupun DPRD yang telah menjaring usulan (rakyat) melalui kegiatan reses,” tegasnya.
Apa yang mau dibangun dari pinggir? “Yang menjadi prioritas adalah infrastruktur. Sebab sebagian besar usulan masyarakat, baik saat Musrenbang maupun reses DPRD adalah Infrastruktur. Kita akan fokus itu,” ucap Hermanus.
Musrembang Maulafa yang dihadiri Sekda Kota Kupang Bernadus Benu dan sejumlah pimpinan OPD Kota Kupang tersebut menghasilkan 852 usulan pembangunan.
“Salah satu poin penting yang harus menjadi sentral dalam Musrembang adalah manusia. Dari usulan ini, saya yakin pusat orientasinya adalah manusia. Kalau tidak, maka yakin, mungkin semuanya akan dicoret,” kata Hermanus.
Hermanus menjelaskan, sebanyak 70 persen tanah warga di Maulafa, kini telah menjadi kawasan pemukiman. Sementara 30 persen lainnya masih dimanfaatkan untuk pertanian. Walau begitu, kuota 30 persen itu menjadi lahan pertanian terbesar yang ada di Kota Kupang.
“Program-program yang bersentuhan dengan pertanian dan peternakan untuk ketahanan pangan itu harus disalurkan ke Kecamatan Maulafa,” pintanya.
Pada kesempatan yang sama, Hermanus meminta warga Maulafa untuk membangun sumur resapan guna mengatasi kelangkaan air bersih yang sering melanda Kota Kupang.
“Paling tidak 5 persen dari rumah itu harus di buat daerah yang bebas diresapi air. Sumur resapan ini penting kalau kita ingin dapat air yang banyak,” jelasnya. ***
sandro wangak