suluhnusa.com_KTT APEC telah usai. Indonesia berhasil menggelar acara KTT APEC itu, dan Bali makin kesohor. Kini Bali tak perlu lagi keliling untuk promosi. Bali kini memiliki airport terbagus di Indonesia, tol terindah, underpass dan banyak hotel baru.
Suksesnya penyelenggaraan KTT APEC di Nusa Dua, kini menjadikan Bali sebagai destinasi luar biasa bagi wisatawan mancanegara.
Menurut Gubernur Bali Made Mangku Pastika, pasca APEC telah menjadikan Bali memiliki banyak kemajuan di berbagai bidang. “Bali kini memiliki airport terbagus di Indonesia, tol terindah, underpass dan banyak hotel baru,” ujar Pastika di Denpasar, Kamis 10 Oktober 2013.
Bali pasca APEC, kata Pastika kini tidak perlu lagi keliling untuk berpromosi.
“Berkat APEC, kini seluruh dunia sudah tahu Bali. Ada 3.000 jurnalis dari 800 kantor berita yang datang ke Bali meliput KTT APEC. Dan mereka siaran tiap hari dari Bali
dan ini promosi luar biasa,” ucapnya optimis.
Berkat APEC pula, sambung Pastik kini Bali telah punya pengalamam berharga untuk mengggelar konferensi besar lainnya seperti WTO yang akan digelar November mendatang.
“Ini tidak sederhana, mahal harganya. Bagaimana kita terbukti bisa mengatur keamanan, logistik dan sebagainya,” imbuh Pastika.
Dari pertemuan dengan para delegasi, Pastika menuturkan jika mereka mengaku akan datang lagi ke Bali untuk liburan dan bukan untuk bekerja
Sementara itu, Direktur Eksekutif Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bali, Ida Bagus Purwa Sidemen menyatakan bahwa sukses dan lancarnya pelaksanaan KTT APEC dinilai akan memberikan dampak jangka panjang bagi perkembangan pariwisata Bali.
“Perlu pertaruhan untuk menjadi tuan rumah KTT APEC dan itu luar biasa bisa terlaksana lancar. Itu diharapkan membawa kepercayaan bagi nama baik Bali dan Indonesia,” kata Purwa di Denpasar, Jumad, 11 Oktober 2013.
Ia optimis dalam waktu mendatang, akan terjadi peningkatan jumlah maupun kualitas kunjungan wisatawan mancanegara ke Pulau Bali.
Selain itu, dibangunnya sejumlah infrastruktur penunjang yang khusus disiapkan untuk KTT APEC di antaranya tol di atas laut, pembangunan jalan bawah tanah dan perluasan Bandar Udara Internasional Ngurah Rai, dinilai memberikan dampak positif bagi akses mobilitas transportasi masyarakat termasuk di sektor pariwisata.
Meski demikian, dia menilai dampak perhelatan KTT APEC belum dirasakan menyeluruh dalam jangka pendek karena lebih terkonsentrasi di kawasan Nusa Dua.
“Dampaknya hanya konsentrasi di Nusa Dua saja. Kalau di Kuta atau Sanur tidak merasakan dampak, biasa saja,” katanya.
Ia menyatakan bahwa tingkat okupansi hotel di kawasan Kuta dan Sanur misalnya selama penyelenggaraan KTT APEC, tingkat hunian hotel tidak terdongkrak signifikan, yakni berkisar 60-70 persen.
“Kalau di Nusa Dua, okupansinya di atas 90 persen,” tambahnya.
Tak hanya tingkat keterisian kamar, restoran di luar kawasan Nusa Dua juga dinilai tidak terjadi peningkatan signifikan selama berlangsungnya pertemuan ekonomi yang dihadiri 21 kepala negara itu.
(sandro wangak)