SULUH NUSA, LEMBATA – WARGA Desa Lamatokan, Kecamatan Ile Ape Timur, Kabupaten Lembata gempar dengan kehadiran ular sepanjang kurang lebih tiga meter di kampung tersebut.
Ular dengan dengan sua warna itu ditemukan oleh seorang warga Lamatokan, yang tidak mau ditulis namanya, 7 Juni 2022.
Warga tersebut seperti biasa melakukan aktivitas pagi sebagai pengiris tuak dipinggir Kampung antara Desa Lamatokan dan Desa Baolaliduli, Kecamaya Ile Ape Timur.
Ular sebesar paha orang dewasa ini, ditemukan pagi hari sekira pkl. 05.30 WITA saat seorang warga Lamatokan hendak pergi iris tuak (lontar) dilokasi kejadian.
Dalam dirinya menabrak ular yang sedang tidur di tengah jalan setapak sampai terpelanting jatuh. Karena melihat yang ditabrak adalah ular besar, warga itu langsung berteriak dan meminta tolong warga sekitar.
Warga sekitar TKP yang terdekat adalah Desa Baolaliduli. Mendengar teriakan itu, warga sekitar langsung datang dan meringkus ular tersebut. Mari dibunuh oleh warga.
Kejadian ini sempat menuat gempar dan menimbulkan banyak spekulasi antar warga.
Kepala Desa Lamatokan, Yohanes Esmudo Emi ketika dihubungi Suluh Nusa (weeklyline media network), 8 Juni 2021 malam, membenarkan kejadian ini.
“Benar abang. Ada warga yang ketemu ular pagi pagi saat pergi iris. Tapi sayangnya mereka bunuh. Ular besar sekali abang, ” Ungkap Esmundo Emi.
Emi meminta warga untuk tidak panik atau resah dengan kejadian penemuan ular ini.
“Saya minta warga tetap tenang. Tidak boleh resah. Kita akan koordinasi dengan tua adat untuk membicaraka kejadian ini biar ada seremoni sesuai kepercayaan kita orang Ile Ape, ” Ungkapnya.
Penemuan ular ini menjadi cerita gempar bersamaan dengan lahar panas yang sedang mengalir dari Puncak Gunung Api Ili Lewotolok ke arah timur yakni Desa Lamatokan dan Desa Lamawolo.
Sementara itu, cuaca di wilayah Ile Ape sejak tanggal 8 Juni berita ini ditulis masih hujan. Selain hujan, debu vulkanik hasil erupsi Gunung Api Ili Lewotolok juga menyebar kemana mana.
Hal ini dibenarkan informasi dari Kepala Desa Lamatokan pada tanggal 3 Juni 2022 pukul 18.29 WITA. Hujan Abu Lembata dapat menyertai erupsi eksplosif.
Sesuai peta Kawasan Rawan Bencana (KRB) GA Ile Lewotolok, terdapat alir aliran sungai dari puncak yang mengarahk ke Desa Jontona, Desa Lamaau, Desa Baolaliduli dan Desa Lamatokan. Jika aktivitas erupsi meningkat, alir ini berpotensi jadi alir aliran lava, lahar dingin atau abu panas.
Sementara BMKG Stasiun Meteorologi El Tari Kupang, dalam rilis propek cuaca tanggal 3 Juni 2022 menyebutkan, Kabupaten Lembata berpotensi terdampak hujan ringan sedang namun disertai angin kencang dan petir akibat munculnya Anomali Siklonik di Samudra Hindia.
BMKG mengingatkan untuk waspadai potensi cuaca ekstrim yang bisa memicu bencana hidrometeorologi seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor dan Sambaran petir Berdasarkan informasi dari PVMBG dan BMKG,
Iklim ektrim memicu hujan lebat di kawasan puncak GA Ile Lewotolok, maka ada potensi terjadinya banjir lahar dingin di Desa Jontona, Desa Lamaau, Desa Lamatokan dan Desa Baolaliduli.
Hampir dipastikan, jika perpaduan tingginya aktivitas vulkanik Ile Lewotolok dan cuaca ekstrim akibat anomali siklonik di Samudera Hindia semakin menguat di wilayah Lembata khususnya seputar lereng Ile Lewotolok, maka Lembata berpotensi mengalami sejumlah ancaman bencana. Banjir lahar atau banjir bandang akan menjadi akumulasi yang akan sangat merusak.
Hingga Kamis 9 Juni 2022, gemuruh aktivitas vulkanik GA Ile Lewotolok masih terdengar jelas dari Kota Lewoleba, Ibu Kota Kabupaten Lembata dan hujan intensitas sedang juga masih terus turun. Warga diminta tetap waspada. +++sandrowangak