suluhnusa.com – Pria setengah baya itu bernama Bertaurus Usar. Tangan kekarnya memanggul jerigen isi air bersih. Di belakang Bertaurus, seorang anak sepuluh tahunan menenteng ember kecil isi air setengah berlari mengikuti.
Keduanya berjalan beriring menuju halaman rumah berdinding papan di ujung jalan, menuangkan air ke dalam ember yang lebih besar, tertawa sesekali. Misi mereka mengambil air dari sumur bor sore itu telah selesai.
Sejak ada sumur bor di dekat rumahnya, Bertaurus kini tidak harus berjalan jauh dan menggunakan gerobak seperti dulu untuk memenuhi kebutuhan air bersih bagi keluarganya.
“Waktu kita butuh, langsung ada memang. Dulu ambil airnya jauh sekali, di simpang tiga di sana, lebih dari 1 kilometer, tenteng atau pakai gerobak kita. Sesudah itu ada ledeng (PAM), baru sekitar 3 tahun, tapi itu jalannya ada satu bulan 1 kali atau 2 kali, akhirnya kami usul ke DPR dikasih bantuan sumur bor lagi,” ungkap Bertaurus.
Kemudahan dalam mengakses air bersih juga diceritakan Kepala Desa Balauring, Syarif Pattypeilohy.
Sejak mendapat Bantuan Satuan Kerja Air Tanah Air Baku, Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara II, dari anggaran APBN 2018, Desa Balauring, Kabupaten Lembata tidak lagi kesulitan air.
Dengan kedalaman 90 meter dan dibor oleh petugas air tanah air baku selama tiga minggu, akhirnya didapati air dengan debit 2 liter per detik.
“Selama ini warga desa kekurangan air. Mereka hanya memanfaatkan mata air Waiile, di Desa Hingalamamengi, itu pun mereka harus berjalan sekitar 1 KM sampai ke bak penampung mata air Waiile,” ungkap Pattypelohy kepada suluhnusa.com, 27 Mei 2018.
Pattypelohy menjelaskan Dengan adanya sumber air di pinggir desa, kebutuhan masyarakat akan air bersih terpenuhi.
“Air ini juga bisa dimanfaatkan untuk bercocok tanam masyarakat setempat,” ungkapnya.
Total anggaran yang digunakan untuk mengebor satui sumur bor di Lembata dari APBN 2018 senilai 1 M. anggaran ini digunakan untuk survei, pengeboran, pembangunan bak receiver, dan delapan titik bak penyalur, serta pemasangan gedung panel tenaga surya untuk penyedotan air.
Kasatker Air Tanah Air Baku, Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara II, Pahlawan Perang dihubungi melalui telepon seluler, 27 Mei 2018 menjelaskan pemerintah pusat melalui Kementrian PUPR sudah memberikan petunjuk agar memprioritas ketersediaan air pulau pulau terluar.
Untuk NTT, demikian Perang, tahun 2018, mendapat pekerjaan sebanyak 11 paket pekerjaan sumur bor.
Dalam pelakasanaan pekerjaan pihak Satker ATAB, akan melakukan koordinasi dengan pemerintah daerah untuk menentukan titik pengeboran air tanah air baku.
BACA JUGA :
https://suluhnusa.com/pariwisata/20180215/prioritas-kepualuan-lembata-dapat-lima-sumur-bor.html
Menurut Perang, kegiatan pembangunan sumur bor seluruh NTT, dilaksanakan diatas lokasi yang ditunjuk oleh Pemerintah Daerah. Pihaknya juga menfasilitasi kepengurusan sertifikat, karena asset sumur bor yang dikerjakan merupakan asset pemerintah pusat yang berdiri diatas lahan pemerintah daerah.
Dan walaupun lahan yang disiapkan oleh Pemerintah daerah adalah lahan milik pribadi, tetapi dalam penggunaan sumur bor untuk kepentingan pelayanan umum bukan untuk kepentingan pribadi.
Lebih jauh, Perang menjelaskan dari 11 Paket pekerjaan sumur Bor untuk NTT dari dana APBN, Kabupaten Lembata mendapat satu paket pekerjaan untuk lima titik sama dengan tahun 2017 yakni lima titik.
Dari lima sumur bor dalam satu paket di Lembata senilai nilai 5 milyar, salah satu titik yang sudah berhasil di bangun adalah di titik Desa Balauring, yang pengeborannya mendapatkan air, 27 Mei 2018. ***
sultan ali geroda & sandro wangak