Gawat, 160 Ton Pil PCC Bakal Beredar di NTT ?

suluhnusa.com – Provinsi Nusa Tenggara Timur saat ini menjadi lahan subur peredaran Narkotika dan Obat-Obatan terlarang. Sebab pintu peredaran narkoba ke NTT melalui 22 pelabuhan dan 14 bandara yang tersebar di seluruh NTT yang tidak dilengkapi dengan alat pendeteksi narkoba.

Lemahnya sistem pengawasan dan alat pendukung ini menjadikan NTT ramai peredaran dan juga menjadi lahan subur bagi bisnis haram ini. Terbukti, pada tahun 2014 silam NTT pernah mencatat prestasi sebagai jalur peredaran puluhan kilogram sabu sabu yang masuk lewat pintu perbatasan RI-RDTL.

Bahkan berdasarkan survey yang dilakukan oleh Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia bekerjasama dengan BNN Pusat, pengguna ganja terbesar adalah orang NTT.

Walau demikian sejak tahun sejak tiga tahun trakhir angka pengguna narkoba di NTT memiliki trend menurun. Tahun 2015, pengguna narkoba di NTT tercatat sebanyak 51.298 orang, 2016 menurun sebanyak 49 329 orang lalu mengalami penurunan signifikan di tahun 2017 yakni 36.022 pengguna Narkoba

“Tahun 2016 pengguna narkoba di NTT sebanyak 49 329 orang namun mengalami penurunan yang cukup signifikan pada tahun 2017 yakni 36.022 pengguna Narkoba”, kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pemberdayaan Masyarakat BNNP NTT Yosef Gadhi saat membawakan materi dalam Forum Komunikasi Anti Narkoba Berbasis Media Online di Celebes Resto, Jumat, 23 Maret 2018.

Untuk tahun 2018, Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi Nusa Tenggara Timur menghimbau kepada warga NTT untuk meningkatkan kewaspadaan karena ditemukannya 9 kontainer bahan dasar pembuat pil PCC di Timor Leste. Pil PCC (Perkusor) bahan dasar pembuatan Narkoba ini ditengarai berasal dari China.

 

BNNP NTT menggelar Forum Komunikasi Anti Narkoba Berbasis Media Online di Celebes Resto, Jumat, 23 Maret 2018. (Foto:sandro)

 

“Saat ini kita mulai tingkatkan kewaspadaan dan memperketat penjagaan pintu masuk perbatasan negara Timor Leste-Indonesia di Kabupaten Belu setelah ditemukannya 9 kontainer bahan dasar pembuat pil PCC di Timor Leste,” ungkap Gadhi.

Untuk itu, pihak BNN sudah menempatkan petugas di semua pintu lintas batas negara dan melakukan koordinasi dengan pihak imigrasi dan kepolisian perbatasan mengantisipasi masuknya bahan haram yang berkategori narkotika itu.

TERKAIT :

https://suluhnusa.com/kesehatan/20180309/darurat-narkoba-bnn-kota-kupang-sosialisasi-di-dua-kelurahan.html

Menurut dia, antisipasi dilakukan personel BNN NTT untuk menjaga kemungkinan masuknya bahan haram itu ke provinsi berbasis kepulauan itu. Memang diakuinya, NTT dan Indonesia pada umumnya telah menjadi salah satu target pasar peredaran narkotika dan obat terlarang jalur perdagangan dunia.

https://suluhnusa.com/kesehatan/20180305/indonesia-darurat-narkoba-wirasakti-gelar-sosialisasi.html

“Karena itu sejak dini kita sudah harus melakukan sejumlah langkah antisipasi agar tidak terjadi. NTT jangan dijadikan sebagai pasar peredarannya,” kata Gadhi di hadapan puluhan wartawan media online.

Selain memperkuat penjagaan pintu lintas batas, BNN juga melakukan koordinasi dengan Badan Narkotika Timor Leste untuk melakukan uji sampel bahan dasar pembuat pil PCC itu di laboratorium milik Pemerintah Indonesia.

BACA JUGA:

https://suluhnusa.com/kesehatan/20140416/mencari-sahabat-odha-di-atambua.html

“Kami sudah ambil sampelnya dan melakukan uji laboratorium di Indonesiadan terbukti bahwa Pil PCC adalah prekusor atau bahan bahan dasar pembuatan narkoba. Dan positip berdasarkan uji laboratorium. Minggu depan kita akan kirim tim ke Timor leste,” katanya.

Dia mengatakan, bahan dasar pembuat Pil PCC (Prekursor) yang ditangkap polisi Timor Leste sebanyak 9 kontainer atau setara dengan 160 ton itu diduga kuat akan diedar dan dijual di NTT.

https://suluhnusa.com/hukum/20150217/besuk-tahanan-bekalnya-shabu.html

“Ini jaringan internasional karena bahan itu berasal dari China dan masuk ke Timor Leste setelah sebelumnya mampir di Singapura,” katanya.

Lebih jauh, Gadhi menjelaskan pihak BNN selalu berupaya menegakan hukum melalui operasi diberbagai tempat yang berpotensi sebagai lokasi transaksi narkoba secara rutin dilakukan seluruh NTT.

Terkait pembentukan BNN Kota Kabupaten di NTT, tercatat dari 22 Kabupaten Kota se NTT hanya Sabu Raijua yang belum ada kabar soal penyalagunaan narkoba. Sementara BNN Kota/Kabupaten yang sudah terbentuk adalah BNN Kota Kupang, BNN Rote Ndao dan BNN Belu.

https://suluhnusa.com/hukum/20140807/ganja-kering-masuk-sekolah-di-sumbawa.html

“Kita selalu melakukan operasi ke tempat-tempat hiburan malam diberbagai daerah yang berpeluang sebagai lokasi transaksi peredaran narkoba di NTT,” tegas Gadhi.

Gadhi menambahkan, pengguna narkoba di NTT lebih banyak mengkonsumsi narkoba jenis shabu-shabu serta ganja karena kedua jenis narkoba itu karena harganya murah, mudah dijangkau warga NTT.

https://suluhnusa.com/bisnis/20131129/transaksi-narkoba-di-bali-hampir-sepertiga-dari-apbd.html

“Pada umumnya pengguna narkoba yang ditangkap dalam operasi dilakukan BNN, mengunakan narkoba jenis ganja serta shabu-shabu. Dua jenis narkoba itu yang digandrungi pengguna narkoba di NTT karena harganya murah. Untuk taraf coba-coba, golongan yang paling rawan adalah kawula muda. Karena rasa ingin tahunya tinggi dan niat untuk merasakan barang terlarang itu terbuka lebar, karena berbagai faktor seperti pergaulan bebas dan letak NTT yang strategis,” ungkapnya. ***

 

 

sandrowangak

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *