
Ambrosisus Raha Lelang Wayan1), Duran Hore 2)
1 Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Kupang
2 Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Kupang
Abstract
Nelayan rumpon di Desa Watodiri Kecamatan Ile Ape dan Desa Todanara Kecamatan Ile Ape Timur Kab.Lembata NTT memiliki potensi yang sangat baik karena di daerah ini belum banyak nelayan sejenis yang beroperasi. Rumpon yang digunakan adalah rakit bambu apung yang memiliki rumah jaga di atasnya. Pada umumnya jenis ikan yang ditangkap adalah jenis ikan kembung, meskipun terkadang ikan jenis lain juga berhasil ditangkap misalnya ikan selar,ikan terbang, cumi dan cakalang. Teknik penangkapan ikan yang dilakukan adalah pada malam hari nelayan menyalakan lampu di atas rumpon sepanjang malam dengan tujuan menarik gerombolan ikan untuk berkumpul baik ikan kecil maupun ikan pemangsa atau predator. Selanjutnya menjelang pagi nelayan akan melepas jaring disekeliling rumpon dangan harapan ketika matahari terbit ikan-ikan itu akan terjaring baik karena diburu pemangsa, maupun akibat mengikuti rumpon yang dpindahkan keluar dari lingkaran jaring. Jika sedang beruntung hasil tangkapan bisa mencapai 250 kg. Hal ini secara ekonomis sangat menjanjikan. Dengan rata-rat harga jual ikan kembung di tingkat nelayan mencapai Rp 5.000,- per kg, maka nelayan memperoleh pemasukan Rp 1.250.000,-. Dari angka ini dapat disimpulkan bahwa usaha penangkapan ikan ini potensial untuk dibina dan dikebangkan. Adapun kendala yang dihadapi oleh nelayan rumpon adalah: Rumpon nelayan sering mengalami kerusakan pada masa angin barat di musim penghujan, dan pada masa angin timur di musim kemarau. Kerusakan yang terjadi adalah bangunan rumpon sering terbaik atau rubuh. Kendala yang paling fatal dan merugikan adalah tali jangkar rumpon sering putus sehingga rumpon akan hanyut dan hilang, atau terhempas ke pantai dan rumpon tidak bisa digunakan lagi. Jika sampai demikian maka Nelayan rumpon harus mngeluarkan biaya antara Rp 10.000.000,. sampai Rp 15.000.000, untuk memperbaiki rumpon agar bisa digunakan kembali. Biaya ini hampir sama dengan membuat suatu rumpon baru. Untuk keamanan maka rupon selalu dijaga oleh nelayan agar tidak terhempas ke pantai apa bila tali jangkarnya putus. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa nelayan rumpon memiliki kendala yang perlu dicarikan jalan keluar. Dari kesimpulan itu maka skala prioritas ditekankan pada pengembangan rumah jaga pada rumpon agar nelayan dapat bekerja dengan nyaman. Rumah jaga didesain sedemikian rupa dengan sisitim atap datar dapat dilepas-pasang (moveable) sehingga setiap selesai digunakan dan nelayan akan pulang maka atap rumah jaga dapat digulung. Atau apa bila angin bertiup sangat kencang maka atap dapat digulung untuk dapat mengurangi (meminimalisir) daya dorong angin sehingga rumah jaga tidak menjadi mudah rusak. Gaya dorong yang dapat diminimalisir menyebabkan tali jangkar tidak mudah putus dan rumpon tetap aman. Untuk mendukung hal itu maka bahan atap dipilih menggunakan terpal yang dapat dengan mudah dipasang maupun digulung kembali.
Kata Kunci: Rumpon, atap datar , bambu apung, moveable, ikan kembung
DOWNLOAD :
PENANGGULANGAN KERUSAKAN RUMPON RAKIT BAMBU MELALUI PENERAPAN MOVEABLE FLAT ROOF
PENANGGULANGAN KERUSAKAN RUMPON RAKIT BAMBU MELALUI PENERAPAN MOVEABLE FLAT ROOF
TERKAIT:
https://suluhnusa.com/bisnis/20170811/poltek-negeri-kupang-terapkan-ibm-rumpon-bambu-apung-di-lembata.html
BACA JUGA:
https://suluhnusa.com/jurnal/20170815/optimizing-temperature-fish-drying-chamber-determining-ideal-slope-angle-flat-mirror-reflector.html