suluhnusa.com – Sebanyak 12 kasus demam berdarah dengue (DBD) terjadi di Lembata hingga akhir Februari ini. Dari jumlah kasus itu, sebanyak delapan orang telah diperbolehkan pulang, sedangkan empat pasien lainnya hingga kini masih menjalani perawatan. Satu di antaranya telah dirujuk ke Kupang untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.
Demikian dikatakan Direktur RSUD Lewoleba, Kabupaten Lembata Bernardus Yoseph Beda kepada wartawan di ruang kerjanya, Selasa, 27 Februari 2017.
Ia menjelaskan pasien yang dirawat kebanyakan anak-anak dan yang paling kecil berusia tiga tahun dan dewasa satu orang.
Para pasien yang dirawat tersebut semuanya berasal dari wilayah di dalam kota, seperti dari Wangatoa, Tujuh Maret, Rayuan Kelapa, Kota Baru, dan dari Eropaun.
Sedangkan dari luar kota terdapat satu orang yang berasal dari Larantuka, Kabupaten Flores Timur.
“Satu pasien dari Larantuka yang sedang berlibur dan setelah dirawat sudah diperbolehkan pulang karena sudah sehat,” jelas Bernard.
Satu anak yang dirawat dan dirujuk ke Kupang berasal dari wilayah Rayuan Kelapa. Dua hari lalu informasinya masih dirawat di Kupang. Tiga orang masih dirawat dan satunya masuh suspek (dicurigai). Kondisi pasien yang dirawat mulai membaik. Hingga saat ini, lanjutnya, tidak ada kematian akibat DBD.
Proses penanganan di rumah sakit juga cepat sehingga semua pasien masih bisa ditangani dengan baik. Kebutuhan obat untuk pasien DBD masig cukup termasuk bila terjadi kejadian luar biasa (KLB). Ruangan pun memadai untuk mengantisipasi membludaknya pasien DBD.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Lembata dr. Lucia Sandra Gunadi Anggrijatno menjelaskan, sejauh ini dinas baru sebatas menerima laporan dari RSUD, dari puskemas belum ada.
Masyarakat telah diimbau untuk membiasakan pola hidup sehat dan menjaga kebersihan lingkungan dan tempat tinggal.
Pihaknya juga mensosialisasikan untuk menguras dan membersihkan tempat-tempat penampungan air, menutup rapat tempat penampungan air, dan menuguburkan tempat atau wadah dan kaleng bekas yang dapat menjadi sarang atau tempat berkembangbiak nyamuk.
“Nyamuk penyebab DBD hidup di air bersih jadi 3-M harus dilakukan masyarakat secara rutin,” kata Lucia.
Sementara pada lokasi-lokasi yang terdapat temuan kasus DBD telah dilakukan pengasapan (fogging). Masyarakat juga diimbau untuk menabur abate pada air yang tidak ditutup rapat agar nyamuk tak berkembang biak.
Menurut dia, semua kelurahan di Kota Lewoleba sangat rentan terhadap DBD. Karena itu, pola hidup sehat harus diperbiasakan agar terhindar dari berbagai penyakit di musim hujan terutama pada musim peralihan ke musim kemarau seperti saat ini.
“Kita juga imbau masyarakat untuk bersihkan rumah, tempat kerja, tidur menggunakan kelambu terutama bagi ibu hamil dan anak-anak,” katanya. (man/sandrowangak)