suluhnusa.com_Kabut asap makin menebal. Warga mulai cemas. Walikota pun panik akan kondisi anak anak sekolahnya.
Sebab, bukan tida mungkin kesehata anak anak sebagai generasi penerus bisa terganggu bila tidak ada tindakan antisipasi. Untuk ituPejabat Wali Kota Siantar, Eddy Syofian melalui Dinas Pendidikan Kot Pematangsiantar, mengeluarkan surat pemberitahuan untuk meliburkan seluruh siswa TK, PAUD dan SD se Kota Siantar.
Surat ini dikeluarkan tanggal 24 Oktober 2015, dengan nomor 420.B/758.TU/2015 yang ditandatangani Resman Panjaitan, sebagai Kepala Dinas Pendidikan itu berisi memerintahkan kepada seluruh kepala sekolah di tingkat TK, PAUD dan SD untuk meliburkan siswanya selama tiga hari, sejak Senin-Rabu, 26 s/d 28 Oktober 2015.
Selain itu, selama liburan, orang tua diminta untuk menjaga anak anak agar tidak berkeluyuran di luar rumah.
Kebijakan meliburkan seluruh Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Taman Kanak-Kanak (TK) dan Sekolah Dasar (SD) ini berlaku untuk sekolah baik Negeri maupun Swasta.
Pejabat Wali Kota Siantar, Eddy Syofian, menegaskan bahwa pihaknya menempuh langkah tersebut, mengantisipasi banyaknya anak-anak yang terkena dampak kian menebalnya asap di Pematang Siantar.
“Terhitung sejak hari Senin sampai Rabu, seluruh PAUD, TK dan SD yang ada di Kota Siantar resmi diliburkan. Dan kepada para orangtua saya minta agar mengurangi aktivitas anak-anaknya ke luar rumah, dan selalulah menggunakan masker sebagai pengaman pernafasan,” ujarnya.
Ditambahkan bahwa berdasarkan penelitian Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Kementrian Lingkungan Hidup tentang Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU), ada 5 kategori rentang ISPU yang mempertimbangkan berbagai aspek. Kategori baik/hijau (0-50), sedang/biru (51-100), tidak sehat/kuning (101-199), sangat tidak sehat/merah (200-299) dan kategori berbahaya/hitam (300-500).
“Memang kita belum mengukurnya secara teknis karena alatnya hanya ada di Provinsi. Kita sudah meminjamnya tetapi karena masih digunakan oleh daerah lain, kita harus menunggu. Tetapi secara kasat mata saja, kita bisa melihat langsung makin tebalnya asap ini. Jadi, sebelum alat itu datang pun saya tetap harus membuat kebijakan paling tidak menghimbau masyarakat agar mengurangi aktivitas di luar rumah,” katanya.
Saat ditanyakan mengapa hanya pendidikan dasar yang diliburkan, Pj Wali Kota menanggapinya, bahwa anak-anak usia SD ke bawah lah yang paling rentan terkena dampak asap, karena mereka belum memiliki kesadaran sendiri untuk mengantisipasinya.
“Kalau untuk tingkat SMP/SMA atau mahasiswa kan mereka sudah mulai mengerti cara mengantisipasinya. Namun jika kondisi asap tidak berubah atau semakin tebal, tidak tertutup kemungkinan sekolah lanjutan juga akan kita liburkan,” ujarnya.
Parahnya kondisi kabut asap di Kota Siantar, membuat warga yang hendak makan di luar rumah harus mencari restoran yang full AC. (andrewflores)