Untuk memanfaatkan lahan tidur di seluruh penjuru wilayah Kota Probolinggo, Pemerintah Kota Probolinggo bersama dengan segenap lapisan masyarakat guna mewujudkan Kota Probolinggo yang Bestari (Bersih, Sehat, Tertib, Aman, Rapi, Indah), maka membuat Seribu Taman di Sepanjang Jalan. Selain itu Seribu taman di Sepanjang Jalan juga dapat dimanfaatkan sebagai “rest area” (tempat istirahat) bagi masyarakat. Bahkan untuk para Lanjut Usia pun dibuatkan taman.
Kota Probolinggo merupakan salah satu kota di Provinsi Jawa Timur yang dalam perkembangannya menerapkan kebijakan pembangunan yang mementingkan kepentingan masyarakat.
Hal diatas tadi tertuang dalam visi, ‘Terciptanya Kota Probolinggo sebagai tujuan investasi yang kondusif, prospektif dan partisipatif’. Dan misi, ‘Terwujudnya masyarakat berakhlak mulia, mandiri, berkeadilan, sejahtera dan berwawasan lingkungan’ yang sepenuhnya mengutamakan pembangunan yang berkesinambungan, terarah dan tepat sasaran.
Secara sosiologis, populasi di Kota Probolinggo didominasi oleh masyarakat Jawa dan Madura dan beberapa etnis minoritas, seperti Tionghoa, Arab, dan beberapa etnis lainnya. Pada umumnya masyarakat Kota Probolinggo memiliki karakteristik sosial sangat toleran dan menjunjung tinggi nilai-nilai yang ada di masyarakat.
Kondisi politik secara umum selama dekade terakhir sangat kondusif. Karena masyarakat Kota Probolinggo sendiri telah mengalami perubahan karakteristik budaya dari masyarakat agraris menjadi masyarakat urban.
Keberhasilan pembangunan Pemerintah Kota Probolinggo terlihat dari pembangunan fisik yang maju pesat, dengan tata kelola kota yang rapi dan teratur, sehingga memiliki pesona wisata yang sarat dengan kebersihan lingkungan dan keasrian taman-taman kotanya.
Salah satu pesona kota seribu taman ini terletak pada alun-alun kota yang merupakan tempat hiburan alternatif yang banyak dikunjungi oleh masyarakat. Dengan letaknya yang ada di tengah kota, sehingga sangat memudahkan masyarakat untuk berkunjung.
Selain lapangan, di Alun-alun Kota Probolinggo juga terdapat wahana atau taman bermain untuk anak-anak, tidak ketinggalan juga disediakan taman bunga yang semakin menambah keindahan dan keasrian tempay tersebut.
Hal inilah yang sering membuat masyarakat menjadi gemar melakukan olahraga bersama pada setiap hari Jumat dan Minggu. Di tempat ini juga terdapat aneka jajanan bagi pengunjung yang gemar bersantai sambil menikmati jajanan para pedagang kaki lima.
Terutama di hari Minggu pagi yang terdapat event ‘Sunday Morning’, dimana pengunjung hanya akan menemui aneka jajanan yang hanya diperdagangkan pada hari itu saja. Selain itu pengunjung akan dimanjakan dengan keindahan aneka tanaman hias yang diperdagangkan dengan harga yang murah dan ekonomis.
Keberhasilan pemerintah Kota Probolinggo dalam membangun kta berwawasan lingkungan berhasil menyabet dua penghargaan sekaligus pada tahun 2012. Kedua penghargaan tersebut diperoleh dalam bidang lingkungan hidup. Hal itu pantas didapatkan Pemkot Probolinggo, sebab kota berjuluk ‘Seribu Taman’ tersebut memang sedang menggalakkan konsep Ruang Terbuka Hijau (RTH).
RTH sendiri memiliki fungsi utama sebagai paru-paru kota, dengan komponen jalur hijau, bantaran sungai, taman kota baik yang aktif maupun pasif, kawasan tangkapan air yang berfungsi sebagai daerah resapan air.
“RTH merupakan agenda Pemkot Probolinggo, untuk menjadikan Kota Probolinggo sebagai kota yang terbuka dan hijau,” ujar Budi Krisyanto selaku Kepala Badan Lingkungan hidup (BLH) Kota Probolinggo kepada suluhnusa.com, akhir pekan lalu.
Krisyanto mengatakan bahwa Pemkot Probolinggo mendapat dua pengharaan sekaligus sebagai kota terbaik bagi kabupaten/ kota se-Jawa Timur.
“Pemkot Probolinggo mendapat penghargaan sebagai kota terbaik bagi kabupaten kota se-Jawa Timur, penghargaan itu diberikan dengan kategori sebagai hutan kota terbaik dan jalan terbaik se-Jawa Timur, melalui BLH Provinsi Jawa Timur kedua penghargaan tersebut diberikan pada 27 Desember 2012, oleh Kepala BLH Provinsi Jawa Timur Indra Wiragna,” paparnya.
Pelestarian lingkungan merupakan amanat dari Agama dan undang-undang dan peraturan lainnya, dan lebih penting adalah amanat dari masyarakat Kota Probolinggo. Untuk itu tidak heran bila Pemerintah Kota Probolinggo menyiapkan pula taman untuk para lanjut usia atau manula.
Taman Manula ini berada di jalan Soekarno Hatta. Di area taman ini dibangun suatu Jogging Track sebagai area berolahraga, jalan paving yang berbatu sebagai area olahraga dan Tempat Pijat dengan memanfaatkan sumber daya manusia lokal.
Taman Manula ini sangat cocok diperuntukkan bagi manula, karena suasana tempat yang banyak ditumbuhi pepohonan sehingga terasa teduh dan sejuk. Semakin menambah kenyamanan bagi manula maupun pengunjung lainnya yang datang ke tempat ini.
“Pemkot Probolinggo berkomitmen dalam hal pelestarian lingkungan sesuai dengan amanat UU No.26/2007 Tentang Penataan Ruang, dimana setiap kabupaten/ kota untuk menyediakan RTH sebesar 30%, kita juga berusaha menterjemahkan peraturan daerah (Perda) No.2/2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah, dan Perda tentang Pelestarian Lingkungan, ini juga merupakan amanah dari masyarakat Kota Probolinggo, dengan RTH yang baik dan lingkungan yang baik masyarakat akan menjadi betah,” jelasnya.
”Untuk melibatkan partisipasi publik dalam hal pelestarian lingkungan kita akan terapkan konsep Gerakan Masyarakat Peduli Lingkungan (Gemasdaling), dimana masyarakat terlibat secara langsung dalam hal pelestarian lingkungan,” pungkasnya.
Sebagai informasi dari bapeda, Kota Probolinggo dengan luas wilayah 5.666,7 ha memiliki luasan RTH Publik sebesar 748,5 ha (13%), dan RTH Privat seluas 2.986,23 ha (52,7%), dengan tujuan meningkatkan luasan RTH Tisnonegaran, dan Taman Wisata Study Lingkungan (TWSL) Kota Probolinggo
Untuk mendukung program Kota Seribu Taman yang bersih dan asri Pemkot Probolinggo menerapkan kegiatan rumah kompos. Sebab, sampah kerap menjadi masalah yang sulit untuk diatasi. Namun dengan konsep pemerataan rumah kompos, Pemerintahan Kota (Pemkot) Probolinggo berhasil menanggulangi sampah. Bahkan sebagai bukti keberhasilannya dalam menangani masalah sampah, Kota Probolinggo meraih penghargaan di tingkat Provinsi Jawa Timur dan juga tingkat nasional.
Pemkot Probolinggo menerapkan Rumah Kompos, ini artinya setiap kelurahan bisa mengolah sampah menjadi pupuk organik atau kompos, dengan memberikan bantuan mesin berupa mesin cacah sampah.
Bahwa volume sampah yang masuk di Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPA), kurang lebih 50 ton perhari, dengan sel petak pembuangan sampah seluas 10.480 m3, dengan kedalaman 5 m, dan 1 kolam lindi yang menampung rembesan air dari timbunan sampah.
2012, rumah kompos di Kota Probolinggo sudah dibangun di Perumahan Asabri, Perumahan prasaja Mulya, Kopian barat, Kedung Asem, Gedung Dalem,
Produksi sampah yang berhasil diolah menjadi pupuk kompos di PSL ini, perbulannya kurang lebih 40 ton, dijual seharga Rp750/kg, dan sebagian diserahkan untuk dikelola oleh komunitas masyarakat, terutama komunitas lingkungan.
Komitmen Pemerintah Kota Probolinggo dalam membangun Kota berwawasan lingkungan dengan seribuh taman akan tetap di lakukan walau walikota dan wakil walikota berganti setiap sekalipun. (Unik Tunjungsari)