Kanisius, Birokrat Rasa Petani Layak Jadi Bupati Lembata

SULUH NUSA, LEMBATA – Permasalahan klasik desa-desa hampir di seluruh Lembata khususnya dan NTT umumnya adalah sumber daya manusia (SDM) yang kurang kompeten dalam mengelola sumber daya alam. Sehingga, potensi sumber daya alam tidak bisa di kelola oleh desa tapi dikuasai oleh pihak-pihak dari luar.

Namun, hal itu tidak berlaku di Desa Banitobo, Kecamatan Lebatukan, Kabupaten Lembata, NTT. Pasalnya, hampir semua warga masyarakat di desa tersebut terlibat partisipasi membangun desa dengan satu tujuan peningkatan kesejahteraan dan ketahanan pangan di desa.

Dan kesadaran untuk membangun desa Banitobo melalui pertanian ini berkat diskusi yang intens pemerintah Desa setempat dan Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Lembata, Kanisius Tuaq.

Hasilnya, pemerintah Desa Banitobo membuka lokasi sawah irigasi Letu Boro untuk meningkatkan produktivitas pertanian dan menjaga ketahanan pangan warga desa setempat.

Inovasi pertanian seluas  2,5 hektare tersebut merupakan sawah irigasi pertama yang dibuka di Desa Banitobo.

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Lembata Kanisius Tuaq bersama warga ramai-ramai turun ke sawah untuk menanam padi di petak sawah yang sudah disiapkan. Para penyuluh pertanian juga hadir untuk memberikan pendampingan kepada warga Desa Banitobo.

Kepala Desa Banitobo Ignatius Koda mengatakan, pembukaan sawah irigasi tersebut merupakan bagian dari program kerja yang dia sampaikan dalam visi-misi sebagai kepala desa yaitu

“Terwujudnya Kemandirian Ekonomi Berbasis Pertanian” sekaligus upayanya untuk memanfaatkan saluran irigasi yang sudah dibangun pemerintah daerah pada tahun 2018.

Kepala Dinas Pertanian Kanisius Tuaq tampak bersemangat mengikuti acara pembukaan sawah dan kebun tersebut. Dia ikut memotivasi warga supaya meningkatkan produktivitas pertanian melalui sawah dan kebun yang sudah ada.

Pemerintah daerah, kata Kanisius, mendukung penuh program pemerintah desa tersebut dengan mendatangkan alat tanam, pupuk, dan benih jagung.  Di samping itu, pemerintah daerah juga rutin memberikan pendampingan pertanian kepada masyarakat melalui para penyuluh pertanian.

“Ini merupakan bentuk tanggung jawab pemerintah daerah,” katanya.

Saat musim panen padi padi di sawah Letuboro berbuah baik. Menguning dengan bulir padi yang bagus.

Pemerintah Desa melakukan panen perdana  dihadiri Kadis Pertanian Lembata, Kanisius Tuaq, sebagai wujud mencintai  rakyat petani .

Kanis Tuaq meminta warga Banitobo dan Lembata agar tetap menjaga ketahanan pangan desa sebab kondisi iklim dengan curah hujan yang tidak menentu seperti ini, pemerintah terus mengoptimalkan sumber sumber air guna melakukan peningkatan indeks tanam dari 1x tanam menjadi 2-3 kali tanam baik padi maupun jagung guna ketersedian pangan.

Kanis berharap para petani di Desa Banitobo selalu disiplin dalam usaha Pertanian mulai saat tanam sampai panen untuk mendapatkan produksi tinggi.

Disaat bersamaan Masyarakat Desa Banitoho juga memberikan dukungan kepada Kanisius Tuaq menjadi Bakal Calon Bupati Lembata Periode 2024-2029.

Dukungan ini lantaran, Kaniaius yang juga birokrat tulen ini bertangan dingin dan total mengurus Pertanian di Kabupaten Lembata.

Namanya memang disebut sebut menjadi salah satu Bakal Calon Bupati Lembata.

Kepada media ini, di ruang kerjanya, Kamis 4 April 2024, Kanis Tuaq mengatakan dirinya siap maju menjadi calon bupati Lembata periode 2024-2029.

“Saya siap maju sebagai calon bupati ketika ada partai yang meminang saya”, tegas Tuaq.

Baginya siap untuk menjadi calon   bupati atau wakil bupati tujuannya bukan untuk menjadi orang besar tapi untuk menjadi pelayan bagi ribu ratu (masyarakat).

“Jadi kalau ada partai yang pinang saya maka saya siap  maju sebagai calon bupati dan siap menjadi pelayan bagi ribu ratu”, tutur Kanis yang sebelum menjadi PNS ia bekerja di  perusahan asing  “ National Coopertive Business Agricultural (NCBA) di Timor Leste tahun 1994-2000 ini.

Birokrat yang sudah puluhan tahun mengurus Pertanian sejak Lembata masih bergabung dengan Flores Timur ini layak jika mendapat dukungan menjadi Bupati Lembata.

Profil Pertanian Kanisius Tuaq

Ia sejak tahun 2001, ia pindah ke tanah kelahirannya, Lembata dan ditempatkan di Dinas Pertanian Kabupaten Lembata. Kemudian dia diangkat menjadi kepala Kantor Informasi Penyuluh Pertanian Kabupaten Lembata sampai tahun 2008.

Karier di birokrasi terus menanjak, ia diangkat menjadi kepala bidang ketahanan pangan BKP3 Kabupaten Lembata. Kemudian pada tahun 2014, ia dipercayakan menjadi Sekretaris Dinas Pertanian Kabupaten Lembata.

Empat tahun kemudian, tepatnya tahun 2018 , karier  Kanis Tuaq naik dan dipercayakan menjadi kepala Dinas Peternakan Kabupaten Lembata hingga tahun 2021. Pada tahun 2021  Dinas Peternakan dan Dinas Pertanian ,Ketahanan Pangan digabung menjadi  Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Peternakan, lagi-lagi ia dipercaya untuk menjadi kepala dinasnya. Tugasnya semakin besar.

Kanis Tuaq yang lahir  di Desa Tubung Walang Kecamatan Buyasuri, 24 April 1969  menikah dengan Ursula Surat Bayo  dan dikarunia tiga orang anak. Dua anaknya saat ini sudah selesai pendidikan sarjana.

Kanis Tuaq anak keempat dari 8 bersaudara buah cinta dari pasangan Petrus Kia dan mama Martha Peni mengatakan ia berasal dari petani dan nelayan dan selama ini akrab dengan petani dan nelayan. Karena itu lanjutnya dirinya siap menjadi calon bupati Lembata untuk melayani petani, nelayan, peternak dan ribu ratu lainnya.

Khalayak Lembata mengenal Kanis Tuaq sebagai birokrat rasa petani. +++sandro.wangak

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *