SULUH NUSA, ENDE – Jika ingin berburu gajah Fokus pada gajah, Pelatihan Lokakarya Gotong Royong Untuk Flobamora. Catatan hari kedua mengemas gotong royong untuk kebaikan semesta di Detusoko, Ende.
Di hari kedua ini setelah pada hari pertama kita belajar arti sebuah kekompakan, dihari kedua ini kami diajarkan atau diarahkan pada apa yang ingin kita tuju.
Hari kedua peserta kian bersemangat dan pada setiap sesinya kian akrab dan mencair . Semangat itu sampai di ruang ruang lain seperti ruang makan kamar istirahat seolah waktu yang diberikan tidaklah cukup para peserta begitu aktif bergerilya untuk saling berkenalan untuk kemudian berjejaring, baik secara mandiri maupun dalam wadah koalisi kopi.
Ini adalah pertemuan yang menginspirasi dan menambah semangat bagi siapa saja yang bersikap optimis bahwa akan ada perubahan jika kita percaya dan perubahan mesti berangkat dari diri sendiri.
Awal pagi kami disajikan kata kata sakti dari Bang Dicky sebuah filosofi ” Jika ingin berburu gajah maka fokuslah pada gajah ” .
Sering kali dalam perjalanan seorang aktivis akan digoda oleh keinginan keinginan lain yang bisa datang dari diri maupun dari luar.
Seperti keinginan atau godaan dimusim politik. Bagaimana anak muda sebagai agen perubahan apakah akan tergoda hati yang teguhlah yang mampu menahan godaan tersebut.
Selesai mengenalkan filosofi diatas beserta turunan ilmunya kami dikembalikan ke kelompok daerah masing masing. Ada tiga pertanyaan penting yang mesti kita sharing dalam kelompok yang pertama apa yang sedang dikerjakan komunitas kita? Kedua apa pengalaman terbaik komunitas? Apa kekuatan dari komunitas dan sebagai hasilnya nanti setiap kelompok daerah mempresentasikan hasil diskusi kelompok mereka lewat puisi yang dibuat dari sharing kelompok masing-masing.
Kelompok Flores Timur memilih bawah pohon sebagai tempat diskusi dimulai satu persatu menceritakan tentang komunitasnya masing-masing apa yang sedang dikerjakan komunitas pengalaman terbaik mereka dan terakhir apa kekuatan mereka selain bercerita kami juga menyimak dari sanalah proses pembuatan puisi untuk presentasi dibuat.
Flores Timur mengambil judul Puisi Pengalaman adalah Guru. Semangat yang diambil dari sana adalah tentang kekuatan cinta dan gelekat membangun Lewotana lebih baik lagi.
Tiba saatnya presentasi Flores Timur mendapatkan giliran pertama presentasi dari kami cukup menghibur simpel dan mudah dipahami. Setelah bergantian sampai kita pada presentasi dari kelompok Sumba Timur yang memang perlu mendapatkan perhatian lebih dimana masalah yang terjadi di sana begitu kompleks.
Ada keinginan menjaga tanah namun ada juga kerakusan kekuasaan isu lingkungan lain yang meresahkan hadir dari puisi karya Umbu Nababan peserta dari Sumba yang dibacakan sendiri Umbu Nababan dan Rambu Ani. Sungguh puisi yang meluluhkan hati.
Gadis disampingku tiba tiba menangis saat kawan kawan dari Sumba presentasi daerah tentang bagaimana mereka dieksploitasi oleh sebuah sistem dan mereka hanya bisa bertahan.
Puisi itu meluluhkan hati gadis cantik memiliki pengalaman bersama dengan masyarakat Sumba mungkin ada kangen atau ada pengalaman yang sangat dalam membuat hati tak mampu membendung air mata yang tumpah . Dan ternyata tak hanya Ovy Wangge peserta perempuan yang hadir pun begitu terharu.
Pada sesi berikutnya setelah jam makan siang kami mendapatkan tantangan berikutnya mau apa lima tahun ke depan apa yang realistis bisa dilakukan dan dicapai dalam rentang waktu tersebut.
Yang menarik dari tugas ini adalah panitia meminta presentasi kali ini dibuat dalam bentuk iklan. Kali ini kami Flores Timur digabungkan dengan kelompok dari daerah Lembata maka terjadi kolaborasi yang menyenangkan bertukar ide pikiran dan mengeksekusi dalam kerja bersama.
Kelompok ini dapat memenuhi target waktu yang diberikan panitia dan menyerahkan hasil karya berupa iklan . Kelompok ini mengusung tema Flobamorata 5 tahun kedepan bersih dan sejuk .++++Zaeni Boli/Pegiat Literasi BSM