SULUH NUSA, ENDE – Jarang jarang kita menemukan agenda acara seperti ini yang peserta tak surut semangat biasanya menjelang akhir acara peserta sudah mulai bosan dan ingin cepat cepat pulang sambil mencari daftar hadir sebagai basa basi untuk bisa sekedar mendapatkan uang duduk.
Namun saat anda berada bersama orang orang gila yang memang pasionnya disana maka hal itu tak terlalu berlaku.
Agenda Lokakarya selama 4 hari yang digelar oleh Koalisi Kopi ( Teras Mitra, Hutan Itu Indonesia dan HIVOS ) beserta kawan kawan komunitas ini sungguh luar biasa.
Peserta begitu antusias mengikuti sejak awal sampai hari Terakhir . Paling tidak bisa disaksikan mungkin kehadiran dan keterlibatan peserta sekitar 90 persen. Kawan kawan yang tak sempat hadir pasti menyesal sebab ini adalah ajang silaturahmi bertukar ide dan gagasan juga membangun jejaring.
Hari ini semestinya kita mampu menyadari bahwa tak selamanya kita sendiri bisa mengatasi segala persoalan yang kita alami perlu adanya kolaborasi.
Memang sulit menbuang sifat ego namun untuk perubahan yang lebih baik maka kolaborasi adalah salah jalan keluar yang efektif. Sudah saatnya kita menyingkirkan egoisme menggantinya dengan ekosistem yang lebih baik. Agar terjadi keseimbangan dan kebaikan bagi kita semua.
Kamis 28 April menjadi hari terakhir kebersamaan peserta Lokakarya Gotong Royong Untuk Flobamora. Langit masih gelap para peserta tak sabar menunggu bis yang datang , agenda ke Kelimutu adalah salah satu agenda kegiatan yang sangat ditunggu tunggu pesertapeserta.
Setelah menunggu sekitar 1 jam dari waktu yang direncanakan akhirnya bis yang ditunggu datang juga.
Agenda ke Kelimutu adalah yang tidak mengikat ini adalah agenda healing bisa dikatakan seperti hanya untuk hiburan namun terkandung makna bahwa alam yang terjaga ada sebuah impian bersama .
Alam yang sangat terjaga menginspirasi kami untuk bisa menjaganya ditempat kami masing masing . Bukan upaya yang mudah namun menjadi tanggung jawab moril bagi para penggiat lingkungan hidup saat kembali dari Detusoko ini.
Pada agenda di Danau Kelimutu lebih banyak kita gunakan untuk selfie dan foto bersama sebagai sebuah kenangan yang indah saat nanti kita kembali ke tempat masing-masing.
Karena jadwal pagi yang terlambat berimbas pada agenda selanjutnya. Pada hari yang sama bahwa diagendakan juga penanaman pohon bambu bersama di Desa Detusoko Barat salah satu Desa yang telah menetapkan diri sebagai Desa Wisata dengan Kepala Desa yang hebat Kae Nando Watu, dengan segudang pengalaman dan relasi dia bersama masyarakat Desa Detusoko membangun Desa Detusoko Barat menjadi lebih baik.
Penanaman pohon bambu yang berkolaborasi dengan dengan komunitas bambu Lestasi terjadi di bawah Jembatan gantung Loworia Detusoko Barat.
Peserta Lokakarya bersemangat untuk mencari titik-titik tanam untuk bambu yang menjadi tanggung jawab mereka. Hari menjelang siang dari perjalanan yang melelahkan dan aktivitas tanam akhirnya sekitar jam 12 siang acara penanaman pohon bambu selesai peserta kembali ke Susteran St Fransiskus Asisi , kelelahan itu nampak di wajah peserta setelah santap siang paraa peserta Lokakarya beristirahat.
Menjelang sore kami di kumpul kan kembali untuk membahas sedikit persiapan malam apresiasi dan juga penyampaian bahwa akan dibacakan manifesto dari hasil kami berkegiatan selama 3 hari sebelumnya. Segala persiapan agenda malam apresiasi diserahkan kepada peserta untuk mengatur nya .
Malam yang ditunggu pun tiba dimulai dengan pembukaan acara yang hangat dan bersahabat , lantas dilanjutkan kesan dan pesan panitia maupun peserta , dari peserta diwakili oleh Fitria Dahlan satu satunya peserta yang diundang membawa brand UKM Putri Pak Tani bersama 68 Komunitas lingkungan yang hadir.
Lalu pembacaan Manifesto yang dibacakan oleh Moh. Zaini Ratuloli . Namun sebelum dibacakan ada beberapa komunitas yang bersikap menunda menandatangani karena mesti kembali ke komunitas masing masing untuk membicarakannya terlebih dahulu diantaranya komunitas yang menunda penandatanganan tersebut Rumah Baca Aksara Ruteng dan Teater Siapa Kita Labuan Bajo dalam arti menunda bukan menolak , itulah dinamika yang terjadi menjadi pelajaran bersama dan saling menghargai .
Setelah pembacaan Manifesto dilanjutkan pada penandatangan . Kemudian agenda acara malam apresiasi berlanjut dengan pembacaan puisi untuk sahabat rahasia haru dan seru terutama saat Silvy dari Maumere menerima puisi dari Ibu Rambu Amy dari Sumba perasaan haru terpancar dari situ tentang arti sebuah penerimaan diantara sesama manusia yang diciptakan Tuhan.
Setelah agenda puisi untuk sahabat rahasia acara dilanjutkan dengan performa pantomim dari saya Zaeni Boli , mengangkat tema isu lingkungan hidup. Saya dibantu dua seniman hebat pada operator musik Ardo Afang dari Labuan Bajo , dan graffiti atau mural Obby Tukan dari Kupang , untuk Obby Tukan sendiri adalah sebenarnya putra daerah Flores Timur yang banyak menimba ilmu dan berdomisili di Kupang.
Tak ada pesta yang tak berakhir satu dua penampilan hadir baik puisi maupun nyanyi dari pelbagai daerah di NTT musik dan tari yang seru dan keren nampak mengalir.
Namun kita pun dibatasi waktu agenda malam tersebut ditutup dengan nonton bareng dokumentasi dari Ka Ken kelompok komunitas Film Kupang yang luar biasa dan penuh dengan dedikasi . Setelah itu pesta sampai lilin meredup sambil merenung untuk tetap berseru kepada dunia tentang keseimbangan dan perilaku manusia. +++zaeni boli/pegiat literasi bsm