MEDIA WLN – Perkembangan teknologi sudah sejak lama mampu memfasilitasi orang-orang untuk saling berbicara dan bertatap muka melalui media telekomunikasi, diantaranya yang paling populer adalah dengan videocall maupun video conference. Media tersebut mampu meminimalisasi kendala jarak dan waktu dalam berkomunikasi.
Perbedaan yang mendasar antara video call dengan video conference adalah jumlah partisipannya. Video call memiliki partisipan yang terbatas, biasanya tak lebih dari 5 orang. Sedangkan, video conference dapat mengakomodasi banyak partisipan sehingga cocok digunakan untuk rapat, pembelajaran atau perkuliahan, hingga konferensi penting.
Munculnya covid-19 yang menyebar secara global telah memberikan dampak besar di segala bidang khususnya pemerintaha. Kondisi serius ini menyebabkan terjadinya disrupsi teknologi yang mengharuskan pemerintah melakukan transformasi secara besar-besaran pada sistem pembelajaran dan sistem kerja.
Sudah lebih dari satu bulan sejak diberlakukannya sistem pembelajaran daring dan sistem kerja Work From Home (WFH). Video Conference menjadi pilihan dalam menggelar rapat secara daring.
Vicon Pertama kali digunakan
Di Indonesia bahkan video conference sudah digunakan dalam kegiatan akademik sejak tahun 2007. Kala itu Institut Teknologi Bandung (ITB) membantu mahasiswa Universitas Syiah Kuala Banda Aceh melakukan perkuliahan jarak jauh akibat terdampak tsunami melalui video conference.
Dengan kemudahan teknologi tersebut, seharusnya tak sulit bagi pemerintah untuk menghemat belanja perjalanan dinasnya. Rapat-rapat dan koordinasi antar instansi, daerah, bahkan antar negara selayaknya sudah bisa dilakukan melalui video conference. Pemerintah tak perlu pusing lagi memikirkan biaya transportasi, penginapan, dan ruang rapat. Apalagi pada saat terjadi keadaan darurat yang mengharuskan diadakannya rapat atau pertemuan untuk pengambilan keputusan saat itu juga.
Daripada mengurangi standar biaya dan mengubah aturan teknis perjalanan dinas, lebih baik pemerintah melakukan pembatasan dari segi penggunaannya. Tujuan-tujuan untuk penanganan bencana, bantuan sosial dan kemanusiaan, ataupun penugasan penting yang harus dilakukan dengan kunjungan lapangan sebaiknya lebih diprioritaskan.
Hal tersebut sekaligus dapat mengurangi stigma masyarakat selama ini bahwa perjalanan dinas seringkali disalahgunakan untuk sekedar jalan-jalan dan percepatan penyerapan anggaran semata.
Kata Gubernur NTT Tentang Vicon
Dan pada masa pendemic covid 19, Vicon menjadi salah satu solusi tepat untuk melakukan rapat antar dinas atau rapat sectoral atau rapat antara pemerintah di semua jenjang.
Rapat melalui video conference di Nusa Tenggara Timut antara pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota se NTT kerap dilakukan. Begitupula rapat Vicon antara para bupati/walikota bersama camat, OPD dan Kepala Desa.
Pilihan vicon lebih efektif dan efisien. Selain itu hemat biaya. Seperti yang terjadi, Selasa, 26 Mei 2020, Gubernur NTT melakukan rapat melalui video conference bersama seluruh Bupati dan Walikota, jajaran Forkompinda se Nusa Tenggara Timur.
Tampil sebagai Moderator atau Pimpinan Rapat, Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat, meminta para bupati/walikota untuk melaporkan kondisi kondisi sosial kemasyarakatan dan persoalan lainnya yang dihadapi kabupaten/kota masing masing.
Semua bupati/wakil bupati dan walikota/wakil walikota bersama jajaran Forkompinda terlihat menjadi partisipan dalam rapat daring/rapat virtual tersebut.
Bupati Flores Timur, Antonius Gege Hadjon dalam kesempatan tersebut, mengungkapkan rapat vicon merupakan pilihan strategis dan efektif.
“Vicon ini bisa hemat biaya. Lebih efektif. Kita bisa memotong biaya perjalanan dinas,” ungkap Anton Hadjon.
Walau Rapat melalui Vicon bisa memotong anggaran, hemat biaya perjalanan dinas, Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat, mengatakan Vicon memang efektif tapi jangan sampai Bupati/Walikota dalam laporannya tipu tipu.
Dalam rapat melalui Vicon tersebut disepakati beberapa hal, diantaranya Semua jenjang pendidikan SD – SMA di seluruh NTT, tetap Belajar dari Rumah. KBM di Sekolah baru akan dimulai Bulan JULI 2020, Aktivitas Pemerintahan di NTT baru akan DIBUKA 15 Juni 2020. Sedangkan bagi daerah yang Zona Hijau dipersilakan beraktivitas tanpa harus menunggu 15 Juni 2020, semua daerah harus siap menerima kedatangan 5.000an Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal NTT yang akan masuk mulai minggu ini hingga pertengahan Juni 2020. Pemerintah daerah WAJIB MENYIAPKAN LOKASI/TEMPAT untuk Karantina selama 14 hari, dan daerah yang melakukan penutupan arus keluar dan masuk bagi orang dan barang, agar segera dibuka kembali. Tidak boleh lagi terjadi aksi pemblokiran di kawasan perbatasan antardua wilayah.
“Tadi Bupati Flotim mengatakan Vicon adalah media yang hemat biaya. Memotong anggaran dan hemat biaya. Tapi dengan vicon juga bupati/walikota bisa melaporkan dengan tipu tipu. Untuk itu, Vicon tetap dilakukan tetapi tatap muka tetap kita lakukan. Bulan Juni sekitar tanggal 20 an saya melakukan perjalanan ke Flores. Kita tatap muka,” ungkap Viktor Laiskodat sebelum mengakhiri rapat vicon bersama Bupati/Walikota se NTT, 26 Mei 2020.***
sandrowangak