suluhnusa.com – Istilah kerukunan umat beragama identik dengan istilah toleransi. Istilah toleransi menunjukkan pada arti saling memahami, saling mengerti, dan saling membuka diri dalam bingkai persaudaraan.
Bila pemaknaan ini dijadikan pegangan, maka ”toleransi” dan “kerukunan” adalah sesuatu yang ideal dan didambakan oleh masyarakat manusia. Dalam konteks ke-Indonesiaa, kerukunan beragama berarti kebersamaan antara umat beragama dengan Pemerintah dalam rangka suksesnya pembangunan nasional dan menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia. Ajaran Islam mengungkapkan hidup damai, rukun dan toleran.
Kerukunan umat beragama adalah kondisi dimana antar umat beragama dapat saling menerima, saling menghormati keyakinan masing-masing, saling tolong menolong, dan bekerjasama dalam mencapai tujuan bersama.
Dalam konteks ke-Indonesia-an, kerukunan beragama berarti kebersamaan antara umat beragama dengan pemerintah dalam rangka suksesnya pembangunan nasional dan menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Hal ini disampaikan Gubernur NTT, Viktor Laiskodat, melalui Kepala Kesbangpol, Dra. Sesilia Sona, saat membuka kegiatan Lomba Mars kerukunan antar umat beragama di NTT beberapa waktu lalu.
Dan SMA Negeri 4 Kota Kupang, tampil sebagai juara 1 perlombaan Hymne dan Mars Kerukunan tingkat SMA/SMK sekota Kupang, yang diselenggarakan oleh Forum Kerukunan Umat Beragama(FKUB) Provinsi Nusa Tenggara Timur(NTT), pada Sabtu(22/09/2018) diaula Hotel Cahaya Bapa.
Kegiatan ini dibuka oleh Kepala Kesbangpol, Dra. Sesilia Sona, mewakili Gubernur NTT. Dalam sambutannya, beliau mengapresiasi kegiatan perlombaan ini.
“Atas nama Pemerintah dan masyarakat NTT, kami sangat mengapresiasi kegiatan ini. Kegiatan ini merupakan suatu usaha untuk membangun kerukunan” ungkapnya. Selain itu beliau juga megajak semua peserta untuk menjaga selalu menjaga kerukunan. “Kerukunan adalah landasan hidup yang mencerminkan suasana damai, semoga kita selalu menanamkan nilai kerukunan dalam diri kita, kemarin, hari ini dan nanti” katanya mengakhiri sambutannya.
Selain itu, ketua Panitia RD. Gino Tukan, dalam laporannya mengatakan bahwa kegiatan ini dilakukan bertujuan untuk meningkatkan rasa saling menghormati antar warga masyarakat khusunya para siswa dan meningkatkan nilai kerukunan serta menghormati dan menghargai perbedaan di antara sesama siswa.
Untuk diketahui bahwa ada delapan SMA/SMK yang mengikuti perlombaan ini diantranya, SMAN 6 Kota Kupang, SMAN 4 Kota Kupang, SMA 8 Kota Kupang, SMAN 1 Kota Kupang, SMK 2 Kota Kupang, SMA St. Carolus-Penfui, SMA Seminari-Oepoi dan SMAN 12 Kota Kota Kupang dan akhirnya SMA Negeri 4 kota Kupang keluar sebagai juara 1, diikuti oleh SMAN 1 Kota Kupang dan SMAK St. Carolus-Penfui pada posisi kedua dan ketiga.
(yohan edangwala)