WEEKLYLNE.NET_Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Frans Lebu Raya, Sabtu (4/10/2014) pagi meresmikan yang ditandai dengan penandatanganan prasasti Paroki Santu Fransiskus Asisi yang terletak di kompleks Perumahan BTN Kelurahan Kolhua Kota Kupang. Dalam sambutan Gubernur Lebu Raya menyampaikan selamat kepada segenap Umat Stasi BTN yang berubah status menjadi Paroki.
Pengresmian diawali dengan perayaan Ekaristi yang dipimpin langsung Uskup Agung Kupang Mgr Petrus Turang. Dalam sambutannya usai perayaan misa yang Mulia Petrus Turang mengatakan, walaupun Stasi Fransisikus BTN telah diresmikan dan ditabiskan menjadi Paroki Santu Fransiskus BTN terlepas dari Paroki induk Santa Famillia Sikumana tetapi Paroki BTN baru akan efektif setelah 1 Januari 2015 mendatang bertepatan dengan hari raya perdamaian sedunia.
Sehari sebelum upacara pemberkatan dan peresmian dilaksanakan, terlebih dahulu digelar acara seremoni adat menyambut pemberkatan dan peresmian gereja tersebut, yang ditandai dengan penyembelihan hewan kurban berupa satu ekor sapi jantan besar, Kamis (2/10/2014) sore.
Sebagaimana disaksikan suluhnusa.com seremoni adat menyambut pemberkatan dan peresmian Gedung Gereja Stasi St. Fransiskus Dari Asisi BTN Kolhua diawali dengan penyampaian natoni oleh Abraham Konis dan teman-temannya dari Stasi St. Petrus Kuaputu. Natoni disampaikan dalam bahasa daerah Timor atau bahasa dawan, yang berisi kata-kata penghormatan dan penghargaan kepada nenek moyang dan para pengurus stasi serta panitia pembangunan gereja.
Ketua Seksi Pewarta Stasi St. Fransiskus dari Asisi BTN Kolhua, Watu Yohanes Vianey kepada wartawan mengatakan, awan sebagai hewan langit dipercaya sebagai pembongkar berkat Allah dari langit. Karena itulah, ayam jantan disembelih dan darahnya dibiarkan membasahi tembok teras gedung.
“Kalau sapi adalah hewan kurban yang dipotong sebagai tanda syukur. Sapi dipotong untuk dimakan secara bersama-sama oleh semua umat karena termasuk hewan besar sehingga dagingnya yang banyak bisa dimakan oleh semua umat,” kata Watu.
Sementara Ketua Pelaksana Dewan Pimpinan Stasi (DPS) Stasi St. Fransiskus Dari Asisi, Sentis Medi kepada wartawan menjelaskan, pembangunan gedung gereja stasi tersebut berlangsung selama sepuluh tahun, berawal dari peletakan batu pertama oleh Pastor Paroki Sikumana saat itu, Pater Yustinus Tegu Wona, SVD pada tanggal 23 Oktober 2004.
Sehingga melalui acara seremoni adat yang digelar, diharapkan segala perselisihan dan suka duka selama proses pembangunan gereja dapat diselesaikan dengan baik dan menjadi suatu kegembiraan bersama menyambut peresmian dan pemberkatan gedung gereja tersebut. Sejak tahun 2005 hingga saat ini, kata Medi, pembangunan Gedung Gereja Stasi St. Fransiskus Dari Asisi BTN Kolhua telah menelan dana sebesar Rp 3,3 miliar lebih. Dana untuk pembangunan gedung gereja ini berasal dari umat stasi, bantuan donatur, proposal penggalian dana serta uapaya penggalian dana dari umat baik berupa kegiatan rantang berjalan atau yang lainnya.(goris takene)