Aneh Bin Ajaib Kematian Regina, Dari Cairan Misterius Sampai Vonis Dokter Karena Jantung, Ombudsman NTT Beri Perhatian Serius

Beranda » Hukum » Aneh Bin Ajaib Kematian Regina, Dari Cairan Misterius Sampai Vonis Dokter Karena Jantung, Ombudsman NTT Beri Perhatian Serius
Suluhnusa.com

Bantu kami berkembang sekaligus memasarkan usaha Anda. Sekecil apapun bantuan Anda, sangat kami hargai.

LEWOLEBA, KEMATIAN almarhuma Regina Wetan (31) masih menyimpan  misteri dan kejanggalan. Usai operasi dua jam, pasien Regina disuntik obat dan tiba tiba kejang lemas lalu meninggal dunia.

Ajaibnya, dokter yang menangani pasien memvonis Regina meninggal karena jantung.

Vonis dokter bahwa Regina meninggal karena serangan jantung menjadi tanda tanya pihak keluarga. Sebab selam hidup bahkan sampai detik detik Regina didorong masuk ruangan operasi todak pernah ada ada diagnosa Regina memiliki riwayat jantung.

“Yang ada hanya darah rendah. Bukan jantung. Apakah pasien dengan  riwayat jantung yang beresiko tetapi kenapa dipaksa operasi. ? Ya karena jantungnya normal maka masuk meja operasi. Karena anak atau adik laki ini tidak pernah mengalami sakit’ apalagi riwayat sakit jantung”, ungkap Ayah Regina, Linus Lanang Betekeneng.

Dia menyebutkan dirinya kaget dan shock ketika ditanya dokter perihal jantung anaknya. Itupun setelah Regina diketahui meninggal di ruangan rawat RSUD Lewoleba.

“Kalau seandainya ada Riwayat sakit Jantung berarti tindakan Operasi tidak mungkin dilakukan oleh pihak medis. Dan kalaupun sakit jantung, berarti selama perawatan sebelum ada tindakan Operasi itu pasti ada obat jantung yang dia konsumsi, tapi kan tidak ada sama sekali. Cairan apa yang disuntik dalam infus Regina? Karena tidak lama berselang Regina langsung mual muntah dan meninggal dunia seketika”, tegasnya penuh emosi dan tanda tanya.

Kasus ini menjadi perhatian serius Ombudsman Perwakilan NTT.  Usai mendapat laptoan dari Keluarga terkait kejadian di RSUD Lewoleba yang mengakibatkan Regina meninggal, Kepala Ombudsman Perwakilan NTT, Darius Beda Daton, SH langsung menghubungi Direktur RSUD Lewoleba, drg. Yoseph Freinandementz Paun untuk meminta penjelasan.

Sayangnya, pihak RSUD lewoleba menunda klarifikasi dihari Senin, 10 Maret 2025 dengan alasan masih klarifikasi internal dengan membuat kronologi dan dijadwalkan rapat medis profesional (RMP), Senin, 10 Maret 2025.

Penundaan klarifikasi pihak RSUD Lewoleba ini menimbulkan tanda tanya pihak keluarga.

Siprianus Tua Betekeneng, salah satu kelurahan Regina mempertanyakan penundaan klarifikasi ini.

“Kita tunggu klarifikasi dari Pihak-pihak Rumah Sakit ini dan lebih janggalnya lagi juga, kenapa menunda sampai hari Senin. Ada apa kok Pihak Medis dan Rumah sakit menunda sperti ini, ada apa. Tinggal dijelaskan ko. Siapa yang kasih obat, siapa yang suntik. obatnya apa. gejala pasien apa sehingga dikasih obat suntikan itu. Kan pasien pasca operasi juga tidak terjadi pendarahan apahi riwayat jantung. Ini ada apa ko, bisa menunda penjelasannya. Ini ada apa? “, beber Sipri Tua Betekeneng, kepada SuluhNusa, 9 Maret 2025.

Sebelumnya diberitakan Regina Wetan (31), warga Desa Beutaran, Kecamatan Ile Ape, Kabupaten Lembata, meninggal dunia setelah menjalani operasi SC di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Lewoleba, Rabu, 5 Maret 2025.

Pihak keluarga menduga adanya kelalaian dalam prosedur yang dijalankan oleh pihak RSUD Lewoleba

Adik kandung korban, JB (19), saat ditemui media ini di kediamannya pada Sabtu, 8 Maret 2025 mengungkapkan bahwa kakaknya, Regina (korban), pasca operasi baik-baik saja keadaannya.

“Pasca Operasi itu kakak baik-baik saja bahkan sempat main handphone (HP) lalu meminta saya untuk memotret anaknya,” Ucap JB

JB menceritakan kronolgi sebelum kakaknya (Regina) meninggal

“Tanggal 3 Maret kami dari Puskemas Waipukang menuju RSUD Lewoleba langsung melakukan USG dan pihak RSUD memerintahkan untuk tinggal dulu, selanjutnya pada tanggal 4 dokter melakukan pemeriksaan terhadap kakak dan masih meminta kami untuk tinggal di RSUD Lewoleba,” Terang JB

Lanjutnya, Kemudian pada tanggal 5 Maret pukul 10 pagi dilakukan USG terakhir dan dokter mengatakan kondisi jantung bayi melemah sehingga harus dilakukan operasi.

“Karena hasil USG terakhir itu menyatakan kondisi jantung bayi melemah maka pada pukul 14 siang langsung dilakukan operasi SC,” Ucap JB, 8 Maret 2025.

JB mengatakan setelah operasi sekitar pukul 21 malam keadaan kakaknya masih segar dan baik-baik saja.

“Sekitar pukul 22 malam ada petugas datang menyuntikan obat melalui selang infus yang ada di bagian tangan (Korban), lalu kakak juga juga sempat bertanya kepada petugas tersebut obat apa yang disuntikan kenapa saya langsung mual-mual, namun tidak dijawab oleh petugas tersebut,” Terang JB menceritakan

Lanjut JB, bahwa kakaknya juga sempat menarik-narik tangan petugas tersebut hingga kakaknya muntah darah, karena panik petugas tersebut langsung menyuruh kami untuk memanggil petugas yang lain dan dokter juga datang ke ruangan kakak tersebut.

“Setelah beberapa waktu dilakukan penanganan, sekitar pukul 23 malam tanggal 5 Maret 2025 kakak dinyatakan meninggal dunia,” Ucap JB sambil menahan tangisnya.

Lanjutnya, dokter mengatakan kakaknya meninggal karena serangan jantung. Namun, pihak keluarga mengatakan Regina Wetan tidak pernah atau tidak ada penyakit jantung. Aneh bin ajaib. +++sandro.wangak

Share your love
Suluh Nusa
Suluh Nusa

bagaimana engkau bisa belajar berenang dan menyelam, sementara engkau masih berada di atas tempat tidur.?

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *