suluhnusa.com – Front Mahasiswa Lembata Makasar Merakyat (Front Mata Mera), melakukan demontrasi protes kepada Pemerintah Kabupaten Lembata, terkait pembangunan Jeti dan Kolam Apung di Pulau Siput Awalolong.
Massa demontrasi yang berjumlah puluhan mahasiswa Makasar dan masyarakat tersebut melakukan longmarch dengan berjalan kaki dari Taman Swaolsa Titen menuju ke Kantor Bupati dan Kantor DPRD Lembata, Senin, 18 Maret 2019.
Pantauan suluhnusa.com, massa demontrasi dikawal oleh Polisi Lalulintas sejak dari Taman Swaolsa sembari berhenti dan berorasi di Pertigaan Wangatoa.
Abdul Gafur, salah seorang orator dalam orasinya menyatakan Mata Mera mengutuk kerasa pembangunan Jeti dan kolam apung di Awalolong, karena merupakan proyek siluman.
“DPRD secara lembaga sudah menyatakan Pembangunan Jeti dan kolam apung Awalolong, adalah proyek siluman. Kenapa bupati masih mau melanjutkan ?”, Ungkap Gafur.
Selain itu Gafur menilai, ada hal penting dan menjadi kebutuhan masyarakat yang disepelekan oleh Bupati Lembata, Eliaser Yentji Sunur.
“Bupati Lembata mestinya memperhatikan infrastruktur jalan. Bagaimana orang mau pergi dan melihat, ikan paus dan keindahan lain di Lamalera kalau jalannya lubang lubang. Untuk itu kami menuntut agar pemerintah Lembata dalam hal ini Bupati Lembata, Eliaser Yentji Sunur menghentikan pembangunan Awalolong ini,” tegas Gafur.
Aksi demontrasi dan orasi di pertigaan Wangatoa, menarik perhatian warga sekitar. Terlihat ratusan warga berjejer dipinggir jalan, menyaksikan aksi dan orasi Front Mata Mera.
Massa demonstrasi kembali melakukan longmarch dan tiba di kantor bupati Lembata tepat Pkl.12.10 WITA sejak melakukan start dari taman kota sekira pkl.9.30 WITA.
Mereka tiba langsung disambut oleh Aparat Satpol PP yang sejak pagi sudah berjaga jaga di depan gerbang kantor bupati.
Gafur dalam orasinya juga menekankan beberapa tuntunan salah satunya adalah meminta Gubernur NTT, Viktor Laiskodat untuk mencabut izin pembangunan Awalolong. Selain itu Gafur juga menyatakan Front Mata Mera akan menduduki Kantor DPRD Lembata selama beberapa tuntutannya tidak dipenuhi oleh para pihak.
Mereka membawa serta Peti Jenasah dan membentangkan spanduk yang menyatakan protes terhadap rencana pemerintah tersebut.
Sampai berita ini ditulis, Front Mata Mera masih melakukan aksi.
Sandro wangak