Ferdi Koda : Saya Dicekik Oknum TNI dan Dipaksa Naik ke Mobil Dalmas

Beranda » Hukum » Ferdi Koda : Saya Dicekik Oknum TNI dan Dipaksa Naik ke Mobil Dalmas

suluhnusa.com – Ketua DPRD Lembata Ferdinandus Koda, SE dipaksa naik diatas mobil dalmas milik Polres Lembata. Hal itu dikatakan Ketua DPRD Lembata Ferdinandus Koda pada Jumad, 6 Juli 2018 saat dihubungi melalui telp seluler. 

“Saya dipaksa naik diatas mobil dalmas polisi. Yang paksa saya naik mobil patroli oleh polisi dan tentara. Setelah saya naik mobil patroli, lalu saya disuruh turun untuk naik mobil EB 3 milik Ketua DPRD. Saya tidak mau turun. Saya sampaikan mereka bahwa saya ini Ketua DPRD, hargai dan hormati jabatan yang diberikan negara ini. Saya ke lokasi karena ada laporan masyarakat terkait pemasangan kabel listrik oleh pihak kontraktor dan PLN yang melewati kebun warga. Pohon dikebun ditebang dll, jadi warga protes karena tidak ada penyampaian oleh kontraktor dan PLN. Untuk mencegah adanya konflik antar warga dengan kontraktor dan PLN, saya cegah hentikan sementara dulu pekerjaan pemasangan kabel. Ada laporan masyarakat saya harus merespons”, jelasnya.

Ferdy menjelaskan dirinya ditelp warga sekitar jam 12 lewat. Setelah menerima telepon Ferdi Koda bergegas ke lokasi sebagai Ketua DPRD Kabupaten Lembata.

“Saya kelokasi sudah banyak warga dilokasi. Sudah banyak polisi dan tentara yang menjaga kontraktor dan PLN yang sedang mengerjakan pemasangan kabel PLN. Banyak warga dilokasi, sekitar ratusan orang. Ada juga pak Kapolres, ada Kasat Intel dan aparat TNI. Saat saya suruh pihak kontraktor dan PLN hentikan sementara kegiatan pemasangan kabel, saya langsung dibilang provokator. Ada teriakan borgol, tangkap dia. Yang ada sekitar saya polisi dan tentara, warga semua jauh disebelah sana”, jelasnya.

Ferdi dibawah ke kantor Polres Lembata dan diperiksa bersama 9 warga lain. 

BACA JUGA :

https://suluhnusa.com/hukum/20180706/dinilai-provokator-ketua-dprd-dari-pdip-itu-ditahan-polisi.html

“Kami diperiksa dikamar berbeda. Setelah saya diperiksa, saya langsung ke RSUD Lewoleba untuk visum. Karena saat saya ditarik naik mobil dalmas, membuat kerongkong dan leher ini sakit dan hampir tidak bisa bicara. Tapi saya tidak membawa surat pengantar dari Polres, olehnya saya belum divisum oleh pihak Rumah Sakit. Setelah ini saya ke Polres untuk ambil surat pengantar. Warga yang lain masih ditahan di Polres dan satu orang sekarang tidak bisa makan, apa karena dipukul atau apa saya belum tahu”, jelasnya

Ferdinandus yang hendak melakukan visum di RSUD membantah dirinya memprovokasi massa. Ia bahkan mengaku sempat dicekik oknum anggota TNI yang turun ke lokasi.

“Saya tadi dicekik sampai tidak bisa bernapas, makanya saya mau lakukan visum tapi pihak Rumah Sakit minta harus ada surat pengantar dari kepolisian,” kata Ferdi sepulangnya dari RSUD Lewoleba.

“Saya bilang selesaikan masalah warga ini dulu baru jaringan listrik dibangun, bukan menghalang-halangi dan memprovokasi. Masa saya yang ketua DPRD menghalangi pembangunan,” lanjutnya.

Menurut Ferdi, pemasangan jaringan listrik oleh PLN ke Wilayah Tanjung ditentang warga Desa Lewotolok karena masih menyimpan persoalan yang belum diselesaikan. ***

 

sandro wangak

Share your love
Suluh Nusa
Suluh Nusa

bagaimana engkau bisa belajar berenang dan menyelam, sementara engkau masih berada di atas tempat tidur.?

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *