WEELYLINE.NET_Sidang kasus kematian Linus Notan dikebut selama seminggu. Tiap hari semua saksi diperiksa marathon. salah satu saksi adalah Siti Halima Nogo, warga yang menemukan jenasa Linus Notan pertama kali.
Siti Halima Nogo, warga Desa Jontona, Kecamata Ile Ape Timur, mengaku menemukan jenasa Linus Notan yang tergeletak di bawah pohon lontar karena anjing.
Anjing yang memberikan petunjuk bahwa ada mayat di bawah pohon lontar. Mayat itu adalah mayat Linus Notan. dan anjing tersebut adalah milik Linus Notan pula.
“ya anjing itu milik almarhum, Linus Notan,” ungkap Halima Nogo kepada suluhnusa.com, usai sidang di Pengadilan di Negeri Lewoleba 25 Oktober 2015 lalu.
Dihadapan Hakim, Nogo mengungapkan dirinya pagi itu tanggal 3 september 2014, keluar rumah hendak membeli pisang untuk anaknya yang masih bayi.
Untuk kebutuhan anak bayinya ini, Nogo Manuk hari itu, keliling kampung di beberapa rmah warga yang biasa menjual pisang. Sebut saja misalnya, Nogo sempat menyinggahi rumah ibu Bedda, Sili Koli dan rumah istri Seru.
Bahkan dirinya, menceritakan pagi itu, dia sempat bertemu dengan Almarhum Linus Notan dalam perjalanan ke kebunnya yang belakangan sebagai Tempat Kejadian Perkara.
“Tanggal 3 September 2014, saya keluar rumah untuk mencari pisang untuk anak makan. Pertama saya singgah di mama kewa lalu ke ibu Bedda, Sili Koli dan istrinya Seru. Saya sempat ketemu bapa Linus Notan di dekat rumah bapa anton ola. Saya ketemu bapa Linus dan menegur bapa jalan sudah ? Saya tidak sempat bertanya tentang pisang di Linus Notan. Saya terus berjalan untuk mencari pisang dan dapat di rumah saudaranya mama sisa. Satu sisir 5 ribu. Saya pulang ke rumah makan, setelah saya ke gunung dengan membawa karung, parang dan air,” ungkap Halima Nogo di depan Sidang pengadilan Negeri Lewoleba.
Ketika sampai di tempat kejadian, demikian Nogo, dia melihat ada anjing milik Almarhum Linus Notan yang menyalak. Karena anjing terus menyalak dirinya, dia sempat mengambil batu dan melempat sebanyak tiga kali. Dirinya mengaku saat itu belum melihat jenasah almarhum karena terpele batu besar di pinggir jalan.
“Dari batu itu ada anjing. Sebelum saya lempar anjing saya tidak meihat bapak Linus. Saat anjing gongong menyamping baru sya melihat bapak linus. Saya lempar anjing pertama dan kedua anjing tidak gubris. lemparan ketiga baru saya lihat bapa Linus dibawah pohon lontar. Saya teriak. Dan lai pulang ke tengah kampung,” cerita Halima Nogo.
Dirinya yakin bahwa mayat yang tergeletak di bawah pohon lontar itu adalah bapa Linus Notan karena sebelumnya dia sempat ketermu dengan almarhum.
“Saya tau bahwa itu bapa linus karena sebelumnya saya ketemu dengan dia. Saya tanda bajunya dan celana bolanya. Saya berteriak bahwa bapa Linus jatuh dari pohon tuak sambil berlari ke dalam kampung,” ungkap Nogo.
Kasus pembunuhan Linus Notan, dalam persidangan didakwa lima orang terdakwa, yakni Stefanus Lodan, Laurensius Laba (anak Stefanus Lodan), Feliks Sele (menantu Setfanus Lodan), Yohanes Payong Lela, dan Elias Laran (paman kandung almarhum Linus Notan). Kelima terdakwa ini didakwa pasal berlapis oleh Jaksa Penuntut Umum dari Kejaksaan negeri Lewoleba.
Sidang lanjutan akan dilakukan minggu depan dengan agenda pemeriksaan saksi ahli.
(sandrowangak/vinsenkerong/sultanalygeroda)