Nasdem Seruduk Banteng dan Beringin Tumbang di Bumi Lamaholot, Menang Dari Sudut Yang Tak Terlihat

SULUH NUSA, LEMBATA – Pemilihan Kepala Daerah serentak sudah usai, 27 November 2024. Politik 2024 adalah gelanggang demokrasi yang penuh gejolak dan dinamika. Keputusan yang berubah setiap detik adalah jalan sejarah. Entah menang atau kalah, Pilkada 2024 sudah mengukir sejarah. Pilkada serentak satu negeri yang namanya Indonesia.

Pilkada Kepulauan Lamaholot (Solor Adonara dan Larantuka Daratan di Kabupaten Flores Timur dan Kabupaten Lembata) 2024 menjadi panggung bagi perhelatan yang menyiratkan makna mendalam tentang esensi perjuangan politik. Di sini, kemenangan bukanlah segalanya, dan kekalahan tidak serta merta melukai harga diri. Karena politik sesungguhnya masyarakat sedang menari dalam irama demokrasi yang agung.

Bumi Lamaholot, Kabupaten Flores Timur dan Lembata sejak lama dikenal sebagai kandang PDIP. Kandang Banteng moncong putih. Dari rahim Lamaholot banyak politisi kawakan lahir menjadi petarung politik tangguh dan akhirnya menjadi panutan karena karena mampu melingkari kekuasaan 20 tahun terakhir.

Sayangnya, hegemoni PDIP dan Golkar di Bumi Lamaholot diseruduk Parta Nasdem yang menggawangi politik pilkada 2024 dengan sandi ‘Nasdem Adem’-meminjam istilah Ketua DPD Nasdem Lembata, Yuni Damayanti. Buktinya, Nasdem Lembata menang bersama Paket Tunas yang diusung dengan PAN. Sementara di Flores Timur, Nasdem berani bermain sendiri tanpa koalisi mengusung Anton Doni Dihen dan Ignas Uran dan berhasil merajut kemenangan.

Anton Doni Dihen dan Partai Nasdem pernah bersama sama dijalan politik lima tahun silam. Mereka kalah diseruduk Banteng yang mengusung Breun-Anton Gege Hadjon dan Agustinus Payong Boli. Sekalipun kalah ADD dan Nasdem tetap menjaga kemesraan sampai tahun 2024 dan berhasil mencatat Bupati Flores Timur Pertama dari Pulau Adonara sepanjang sejarah. ADDIBU berhasil meraup suara 33.668, disusul Laskar Ribu Ratu 29.246 suara, Paket Stori 25.672 suara dan Bereun 24.335 suara.

Kisah kemenangan juga diukir Nasdem Lembata. Dengan narasi politik ‘Adem’, Nasdem Lembata mampu menjadi pemenang di Pilkada Lembata mengalahkan partai besar PDIP, Golkar dan bahkan Partai Pemenang Pileg 2024, Partai Demokrat.

Naifnya, sejak awal banyak pengamat politik di Lembata tidak memperhitungkan Paket Tunas, Petrus Kanisius Tuaq-Muhamad Nasir yang diusung Partai Nasdem dan Partai Amanat Nasional. Nyatanya, Nasdem dan PAN bersama Paket Tunas membutikan diri sebagai pemenang. Nasdem-PAN menang dari sudut yang tidak terlihat.

Pun demikianndi Flores Timur. Dari sudut sempit dengan memperhitungkan daya ledak politik di Flores Timur, Alexander take Ofong, Ketua Bappilu DPW Nasdem NTT bersikukuh mengawinkan Anton Doni Dihen dengan Ignas Uran. Sedemikian juga dengan Kabupaten Lembata, Muhamad Nasir yang awalnya kader PKB ditahbiskan secara politik menjadi Kader Nasdem agar bisa berpasangan dengan Petrus Kanisius Tuaq yang sudah menjadi Kader PAN Lembata.

Ketua DPD Partai Nasdem Lembata, Yuni Damayanti, bersikukuh Petrus Kanisius Tuaq harus berpasangan dengan Muhamad Nasir. Dua figur yang oleh banyak partai dianggap enteng, tapi Yuni Damayanti punya feeling politik lain. Dari Sudut sempit yang tak diperhitungkan, Paket ini, Tunas, Petrus Kanisius Tuaq dan Muhamad Nasir melenggang menjadi pemenang.

Ketua Tim Pemenangan Paket Tunas, Ghazali Iskandar menjelaskan rekapan perolehan suara dari 267 TPS di Kabupaten Lembata, dr. Yeremias Ronaldy Sunur – Lukas Witak (PAKET LEMBATA JAYA) memperoleh suara 17.238 (24 persen).

Paslon Thomas Ola dan Gaudensius Mado Huar Noning (PAKET TOL GAS) memperoleh suara 12.481 (17 persen).

Yohanes Vianney K. Burin dan Paulus Doni Ruing (PAKET 7MARET99) memperoleh suara 4.981 (7 persen).

Petrus Kanisius Tuaq, SP dan Muhamad Nasir, S.Sos, (PAKET TUNAS) unggul dengan perolehan suara 19.688 (27 persen).

Marsianus Jawa, M.Si dan Paskalis Laba Witak, ST (PAKET MANIS), mendapat dukungan 11.852 suara (16 persen)

Paket Simeon Lake Odel, S.Pd dan Marsianus Zada Ua, S.Sos (PAKET SALAM) mendapat dukungan suara 5.820 (8 persen).

“Total suara sah yang masuk 71.961”, ungkap Ghazali sembari meminta semua pihak terlebih simpatisan Tunas agar tetap menjaga situasi tetap aman, damai dan kondusif.

Kemenangan Partai Nasdem di Bumi Lamaholot, Kabupaten Flores Timur dan Kabupaten Lembata ini sebagai pembuktian babwa politik restorasi berhasil merasuk dalam hati masyarakat Lamaholot. Memang saat pilkada usai, selalu saja ada hal-hal yang tak benar-benar bisa dipastikan tuntas. Angka-angka dan peringkat hasil pemilu mungkin berhasil memberikan kata putus pada siapa yang menempati posisi pertama dalam kontestasi ini. Namun demikian keraguan segera meruap: apakah hasil pemilu sungguh-sungguh mencerminkan siapa memenangkan apa dari segala variabelnya? Pastinya Nasdem menang di bumi Lamaholot dari sudut yang tidak dipergitungkan.

Keraguan-keraguan partai lain atas Paket Tunas di Lembata daan ADDIBU di Flores Timur adalah akibat logis tatkala mereka memandang medan politik bukan saja sebagai arena kompetisi, melainkan juga tempat berinvestasi dalam jagad rumit pasar politik.

Nasdem yang adem memahami kalah-menang bukan lagi dikotomi mati dan terkukung, melainkan konsep yang lentur bergantung pada kacamata mana kita memandang dan dari sudut mana orang melirik.

Bahwa kalah menang dalam semua aspek kehidupan adalah hal wajar dan sangat biasa. Kalah menang dalam kontestasi politik juga hal biasa, karena sentimen dan selera publik mudah berubah dengan lewatnya waktu, apalagi pilkada dilakukan secara berkala, lima tahunan, sehingga yang kalah dan menang hanya soal giliran saja bagi para politisi. Yang Kalah harus berani mengais harapan lagi di jalan politik. Jangan Pernah menyerah. +++

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *