suluhnusa.com – Selisih kisaran 5 menit, saya dengan Kaka Guru Azam Putra Lewokeda hampir saja ketinggalan langkah dengan peserta kegiatan, yakni 3 guru TK dari Kecamatan Witihama. Ketiga perempuan lincah ini baru saja menyeberang dari Pulau Adonara ke Larantuka via pelabuhan Asam Baku Tindis alias Tobilota. Setelah itu, mereka menggunakan jasa ojek ke Aula Sanjuan mengikuti kegiatan merancang media pembelajaran yang kreatif dan inovatif, salah satu kegiatan menyongsong Hari Lahir (Harlah) Agupena yang terlaksana pada Selasa (27/11/18).
Sementara say hello dengan tiga guru kampung ini, seorang pemuda memikul tas di punggungnya sedang mengantri langkah menuju meja registrasi. Saya lalu mengulur jemari dan menyisipkan pada selahjemarinya sambil mengulum senyum.
Selamat pagi. Selamat datang. Pak Saverinus Suhardin ya, tanyaku, sok akrab.
Iya, Kaka, balasnya hangat. Sepertinya saya mulai menua, sampai hati disapa Kaka oleh orang yang rambutnya lebih jarang dari saya.
Saya lalu memperkenalkan lelaki bermata sipit ini ke Koordinator Lapangan (Korlap), Kaka Guru Azam Putra Lewokeda. Kaka, peserta ini dari Kupang, peserta keempat yang hadir lebih awal setelah tiga ibu guru kampung tadi.
Jika tadi saya tidak berhenti sejenak menulis di facebook tentang jalan pagi ini, saya pasti orang pertama datang ke tempat kegiatan, timpal Suhardin sambil menyunting senyum paginya.
Peserta dari kabupaten mana, tanya Bang Azam, sedikit bernada interogasi.
Bukan dari Kabupaten tapi dari Provinsi. Seorang dosen di Stikes Maranatha. Dia menjadi juara 2 lomba menulis opini itu, jelasku kepada Kaka pertama, sapaan kesayangan bagi Putra Lewokeda ini.
Saya baru dari Kupang dengan pesawat pagi. Saya memutuskan datang lebih awal dan memilih mengikuti kegiatan ini dari tiga kegiatan yang ditawarkan Agupena Flotim. Kehadiran saya di sini tidak untuk menerima apresiasi dari Agupena belaka. Saya ingin merasakan energi literasi yang selama ini hanya saya saksikan di media sosial.
Selamat bergabung, Ama. Silahkan didaftarkan namanya, kata Bang Azam.
Lelaki berkulit putih ini lalu mendaftarkan nama sebagai peserta kegiatan. Matanya yang sipit masih saja sempat melirik ke sebelah kiri meja. Tangannya meraih tiga buku. Dia lekas mengeluarkan beberapa lembar uang lagi dan membeli tiga buku tersebut. Saya menduga, rambutnya yang sudah jarang ini bisa jadi karena kebanyakan membaca.***
Benediktus Bereng Lanan
Pengurus Agupena Flotim