SULUH NUSA, LEMBATA – Mobil Dinas Eb 1 milik Bupati Lembata, Eliazer Yentji Sunur, sampai dengan saat ini belum Buku Pemilik Kendaraan Bermotor. Pengadaan mobil Dinas EB 1 sebagai kendaraan operasional Bupati Lembata, periode 2017/2022 ternyata menuai masalah.
Sebab sejak dibeli tahun 2017 silam, mobil dinas merek Pajero sport tersebut tidak memiliki BPKB alias Bodong.
Hal ini terungkap dalam rapat evaluasi internal bersama Bendahara barang setda Lembata, Asisten II Paulus Kedang, dan bagian ekonomi pembangunan serta Bagian umum, rumah tangga setda Lembata, Pejabat Eselon III, IV dan II, Semua Bendahara pada 12 Bidang setda Lembata di Aula Kantor Bupati Lembata, Senin, 11 Januari 2021.
Rapat Evaluasi terkait Laporan Hasil Pemeriksaan temuan BPK NTT tahun 2020 tersebut dilaporkan sampai dengan Bulan Desember 2020, Kendaraan Dinas milik Bupati Lembata Eliazer Yentji Sunur, ternyata masih bodong karena belum memiliki BPKB.
Dalam rapat tersebut, Sekda Paskalis Tapobali juga menugaskan Asisten II Paulus Kedang untuk mengurus kelengkapan administrasi kendaraan dinas EB 1.
Pejabat Pembuat Komitmen pengadaan barang, Mobil Dinas Bupati Lembata merek Pajero Sport, Lorens Lamabelawa yang dihubungi Suluh Nusa (weeklyline media group), Senin, 11 Januari 2021, membenarkan hal tersebut walau dirinya menyatakan persoalan itu sudah di Bagian Umum Setda Lembata.
Lamabelawa yang mengaku sedang berada di Kantor Polisi untuk menjalani pemeriksaan, mengaku dirinya memang PPK pengadaan barang Kendaraan Dinas EB 1, kendaraan operasional Bupati Lembata tersebut, akan tetapi persoalan tersebut sudah menjadi urusan bagian umum setda Lembata.
Sementara itu, informasi yang dihimpun Suluh Nusa di Kantor Bupati Lembata, 11 Januari 2021, bahwa menurut bendahara barang pihak ketiga janji bulan desember tahun 2020 ini sudah menerbitkan BPKB kendaraan EB 1 akan tetapi sampai dengan sekarang belum ada sehingga menjadi temuan BPK saat pemeriksaan bulan November 2020 silam.
Jimy Domaking, Bendahara Barang Setda Lembata yang dikonfirmasi melalui telepon enggan memberikan jawaban.
“Ama, soal itu nanti ama tanya di kepala mereka saja e. Nanti ama bisa tanya di Bagian Rumah tangga,” ungkap Jimy.
Sekda Lembata, Paskalis Tapobali sampai berita ini ditulis belum memberikan jawaban atas pertanyaan konfimasi yang diajukan oleh Suluh Nusa melalui pesan whatsApp.
Bupati Lembata Pernah Tolak Naik Mobil Ini karena Administrasi Tidak Lengkap
Sementara itu tahun 2017 silam Bupati Lembata, Eliaser Yentji Sunur, tidak mau menggunakan mobil dinas baru merek Pajero Sport yang baru tiba di Lewoleba.
Sikap Bupati Sunur itu terlihat ketika ia dijemput dengan mobil tersebut namun ia menolaknya.
“Siapa yang suruh menjemput saya dengan menggunakan mobil ini? Saya ‘kan sudah meminta supaya mobil ini tidak boleh digunakan,” ujar Bupati Sunur dengan nada tegas, saat tiba di Bandara Wunopito Lewoleba, Jumat, 10 November 2017 silam.
Saat itu, Bupati Sunur baru tiba di Lembata, setelah pulang dari Jakarta untuk suatu urusan dinas didampingi Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Keuangan Daerah, Anthanasius Aur Amuntoda.
Setelah ia menolak menggunakan mobil pajero sport yang baru diatur pengadaannya, Bupati Sunur lantas melangkah menuju mobil operasional Direktur RSUD Lewoleba, yang diparkir tak jauh dari mobil pajero sport.
Tatkala melangkah menuju mobil RSUD Lewoleba, Bupati Sunur memerintahkan sopir EB 1, Omi Wuwur untuk tidak menggunakan lagi mobil tersebut dalam berbagai kepentingan, baik menjemput atau pun mengantarnya selama melaksanakan tugas dinas.
Alasan Penolakan tersebut mobil EB 1 diminta untuk dicat warna hitam. Tapi kenyataannya, mobil tersebut hanya dibalut dengan scotlite warna hitam pada saat itu. Selain itu Bupati Eliazer Yentji SUnur juga sudah minta untuk segera diperiksa seluruh kelengkapan administasi terkait pengadaan kendaraan itu kepada panitia pengadaan kendaraan tentang kondisi mobil dinas orang nomor satu di Kabupaten Lembata tersebut tapi sampai sekarang belum ada respon dari panitia hingga menjadi temuan BPK tahun 2020.
“Mulai sekarang, jangan menggunakan lagi mobil ini,” tandas Bupati Sunur sambil melangkah. Amuntoda yang mendampingi Bupati Sunur saat itu tak berkata sepatah katapun terkait hal tersebut.
(sandrowangak/SN/WeeklylineMediaGroup)