suluhnusa.com – Meski ada aturan yang melarang, namun pakaian bekas atau lebih dikenal rombengan, dari tahun ke tahun masih eksis di Kota Larantuka. Ini disebabkan, selain harganya murah, kualitas pakaiannya tak kalah dengan pakaian baru.
Seperti yang diungkapkan Ester salah seorang pemburu pakaian bekas di Pasar Oka Larantuka.
Setiap hari Selasa dan Rabu kata dia, banyak pakaian bekas yang baru datang. Seperti sepatu, celana, baju, dan pakaian dalaman.
“Jadi kita tinggal pilih-pilih saja yang masih bagus. Biasanya, kalau hari Selasa dan Rabu itu ada barang baru masuk, jadi hari Selasa dan Rabu itu pasti ramai,” terangnya saat di temui vivatimur di Pasar Oka Larantuka, Selasa (13/03/2018).
Lanjut dia, mengenai harga. memang bervariasi. Mulai dari puluhan ribu rupiah hingga ratusan ribu rupiah, tergantung bahan yang dipilih. “Saya biasanya ambil Baju dan celana Karena banyak yang bagus dan masih layak pakai,” katanya.
Pemburu rombengan lainnya, Ayu juga mengaku hal yang serupa. Dia mengatakan, setiap Selasa sore, selalu datang ke rombengan untuk memilih-milih barang baru.
“Kalau ada yang bagus ya dibeli. Ini cuman lihat-lihat saja dulu,” ujarnya.
Sementara itu, Ardi, salah seorang Warga Maumere penjual baju bekas mengaku kalau masyarakat di kota Larantuka dan sekitarnya masih banyak memilih pakaian bekas dibanding pakaian baru. Dan, kalangan anak remaja yang paling banyak memilih baju bekas.
“Orang dewasa juga ada. Tapi kalau dilihat anak remaja yang masih muda-muda. Mungkin karena murah,” terangnya.
Disinggung soal larangan menjual baju bekas ini, Ardi menyerahkan kepada pemerintah.
Sedangkan mengenai penyakit yang terkandung dalam pakaian bekas, dia mengatakan bahwa hal itu tergantung pemakainya.
“Jangan langsung dipakai, lebih baik dicuci besih dulu,” tegasnya.
Begitupula pedagang rombengan lainnya, Iwan. Dia mengatakan, rombengan yang biasanya didatangkan dari luar negeri ini tak kalah laris dengan pakaian baru.
“Rombengan di sini sudah lama ada dan pelanggannya sudah banyak. Kalau sudah ada yang habis, maka kita stok lagi yang baru. Nah, yang tinggal ini hanya sisa-sisa yang tidak laku. Kan, masyarakat kalau membeli memilih,” pungkasnya. ***
eman bata