
suluhnusa.com – Orang muda FKPPM-BTT adalah pemuda yang memiliki kemauan kuat serta kepedulian tinggi terhadap pembangunan karakter masyarakat Nusa Tenggara Timur pada umumnya dan Flores Timur pada khususnya dibidang kebudayaan. Hal ini dapat dilihat dari program kerja yang diusung oleh kepengurusan dari beberapa periode terakhir.
Pada bulan Juni 2016 yang lalu, salah satu program kerja sukses dijalankan oleh Pengurus Harian yang diketuai oleh Fitrya Dahlan. Program kerja yang dimaksud adalah Pentas Seni Budaya NTT dengan melibatkan 4 suku besar Sulawesi Selatan, ke empat suku besar tersebut adalah Bugis, Mandar, Toraja dan Makassar. Pada kegiatan ini, turut hadir Wakil Walikota Makassar yang saat ini sedang menjabat sebagai Wali Kota Makassar dan Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Makassar.
Pada awal Tahun 2017, Kepengurusan periode 2016-2017 melanjutkan perjuangan ini dengan mengusung dua program kerja inti yakni Dialog Awal Tahun dan Pentas Seni Budaya Lamaholot. Ketua Umum FKPPM-BTT periode itu, Paulus Jawa Rebon, berhasil menjalankan kagiatan Dialog Awal Tahun yang juga bertemakan Kebudayaan. Sedangkan Program Kerja Pentas Seni Budaya Lamaholot saat itu rencananya diselenggarakan di kampung halaman yaitu Adonara tepatnya di Kelurahan Waiwerang Kota, Kecamatan Adonara Timur pada Bulan Agustus 2017 lalu.
Akan tetapi, karena ada beberapa kendala sehingga kegiatan akbar ini tidak berhasil diselenggarakan. Dengan adanya kegagalan ini tidak lantas melemahkan semangat kaum muda BTT untuk terus menghembuskan isu pelestarian Budaya Lamaholot. Sebaliknya kegagalan ini justru menjadi pelecut semangat kaum muda BTT dan bertekad untuk melanjutkan perjuangan pada kepungurasan periode berikut. Momentum ini pun terjawab dalam ruang Rapat Kerja periode baru dengan melahirkan beberapa program kerja. Dua diantaranya adalah Seminar Budaya Lokal dan Pentas Seni Budaya Lamaholot. Kedua program ini pun akhirnya mendapat dukungan penuh dari Bupati Flores Timur.
BACA JUGA:
https://suluhnusa.com/humaniora/20160827/mereka-menabuh-blek-menggantikan-tambun.html
Pada periode ini, Kepengurus dipimpin oleh Yohanes Geriok Sina selaku Ketua Umum FKPPM-BTT Periode 2018-2019.
Tidak bisa dipungkiri bahwa kepengurus periode ini dianggap cukup berhasil. Hal ini karena, pada Minggu, 27 Mei 2018, Seminar Budaya Lokal sukses diselenggarakan dengan menghadirkan Bupati Flores Timur, Antonius Hubertus Gege Hajhon dan Budayawan Flores Timur, Silveter Petara Hurit, sebagai Narasumber. Koordinator Dewan Penasehat Organisasi FKPPM-BTT, Paskalis Kopong, juga turut mendapat kesempatan sebagai Narasumber. Kegiatan ini merupakan rencana strategis FKPPM-BTT khususnya Badan Pengurus untuk menyatukan konsep pelestarian budaya dengan Misi Pelestarian Budaya dari Pemerintahan Kabupaten Flores Timur Periode berjalan. Seminar ini pun dianggap sukses karena mampu menghasilkan dua poin penting sebagai kesimpulan dari kegiatan ini diantaranya, Adanya Hari Budaya dan Pembentukan Perbub/Perda Pelestarian Budaya. Kesimpulan ini didasarkan pada beberapa pertimbangan.
Pertama, ketika ada Hari Budaya (pesta rakyat tahunan) yang ditetapkan melalui Perbub/Perda maka akan mendorong semangat masyarakat untuk membentuk Sanggar Seni, mempelajari seni dan budaya untuk kemudian dipentaskan pada momentum hari budaya yang menjadi agenda tahunan Kabupaten Flores Timur.
Dengan demikian, Semangat berbudayanya masyarakat dipastikan akan terus tumbuh dan berkelanjutan. Kedua, Membentuk Perbub/perda bertujuan untuk memberikan pengawalan serius mulai dari upaya pembentukan Sanggar Seni, metode pengembangan sanggar seni, mekanisme pemasaran hasil dari Sanggar Seni dan Keterlibatan Sanggar Seni pada tiap-tiap event budaya khususnya Hari Budaya.
TERKAIT
Kesimpulan ini akan terus dikawal dengan menfollow up secara continue pada Pemerintahan Daerah sebagai bentuk dukungan terhadap Misi Pelestarian Budaya Lamaholot.
Tidak hanya sampai disini, Seruan akan pelestarian budaya ini akan kembali disuarakan dalam bentuk Pentas Seni Budaya Lamaholot. Kegiatan Akbar ini direncanakan akan digelar pada bulan Agustus 2018 mendatang di Lapangan Kebun Raya Waiwerang, Kecamatan Adonara Timur.
“Berbudaya artinya mencintai tanah kelahiran, Mencintai tanah kelahiran artinya mencintai ibu dan Budaya adalah Ibu”.***
muhamad natsir usman
Anggota FKPPM-BTT