WEEKLYLNE.NET – Masa muda adalah masa paling berharga karena menjadi transisi menuju proses kehidupan yang lebih matang. Banyak orang bilang “Jangan sia-siakan masa muda”, memang benar karena segala yang diperbuat sekarang di masa muda, akan sangat berpengaruh di kehidupan selanjutnya. Orang muda identik dengan gairah, karya dan semangat.
Masa ini ialah masa di mana seluruh energi dalam diri tengah berkobar dengan maksimal. Seluruh energi yang tengah berkobar ini hendaknya dicurahkan dalam aktivitas progresif, yang bisa punya pengaruh baik bagi banyak orang.
Menyadari akan masa muda yang progresif, bergairah, berkarya dan bersemangat, sekelompok anak muda sebut saja namanya, Orang Muda Katolik St. Hermanus Lewokemie, atau kerennya Orang Muda Kampung Sandosi di Adonara punya cara sendiri berkarya di tengah umat dan masayarakat.
Ketika Orang Muda yang lain berlomba menjadi bagan terdepan di dunia Digital, mereka memilih hidup sederhana bersama orang orang kampung. Mereka mereka berkary di tengah kegalauan orang kampung akan virus internet dan virus dunia sosial.
Pasalnya, OMK St. Hermanus, meyakni bahwa berkat itu datang ketika niat berkarya dilakukan dengan sungguh sungguh. Bagi sebagian besar orang, menghabiskan hari-hari di tempat ibadah bukan merupakan hal yang digemari, terutama bagi anak muda. Terdapat anggapan bahwa orang-orang yang memberikan waktu lebih di tempat ibadah seperti itu terkesan “sok suci”.
Di zaman serba modern ini anak-anak muda semakin ahli untuk membuat gagasan “nongkrong” yang kekinian, namun sayangnya nongkrong di rumah ibadah tidak pernah masuk daftar kegiatan kekinian bagi anak muda.
OMK St. Hermanus Lewokemie punya cara untuk nongkrong ala anak muda kampung, sembari membawa virus inspiras bagi masyarakat di kampung Sandosi, Adonara dan sekitarnya. Sebab, Saban hari mereka berkumpul, berdiskusi melahirkan ide. Dan lahirlah ide untuk mementaskan drama, ebagai wadah perwartaan injil kepada umat kaum Katolik, di Paroki Witihama.
Walau mereka hidup jauh dipelosok kampung yang bernama Lewokemie-Sandosi, tetapi mereka cerdas melahirkan de pementasan drama dengan judul Cinta Tak Pernah Salah. Kesungguhan mereka dalam melatih peran, hingga berhasil mementaskan drama tersebut di stasinya.
Tak tanggung tanggung, usai pementasan, Pastor Paroki Witihama, meminta mereka untuk melakukan pementasan ulang di aula Yessin, Paroki Witihama, 28 Juli 2017 mendatang. Luar biasa.
Hal ini disampaikan Ketua OMK St. Hermanus Lewokemie, Paulus Patty ketika menghubungi suluhnusa.com, 21 Juli 2017.
Patty menceritakan, judul drama “cinta Tak Pernah Salah” yang dipentaskan OM St. Hermanus Lewokemie adalah karya pikir anak anak muda OMK St. Hermanus.
Drama itu berkisah sebuah perjalanan cinta seorang anak miskin yang memperjuangkan cintanya yang suci demi ibunya dan gadis pujaannya, Perjalanan cintanya tidak direstui oleh orangtua si pujaan hatinya tapi akhirnya cintanya yang suci akhirnya meluluhkan hati orangtua si gadis.
Memang benar, bicara soal cinta, bBukan perkara siapa cepat dia dapat, tapi tentang cara Allah mempertemukan dengan cara dan waktu yang tepat. Dan, bukan perkara aku ingin memilikimu dengan utuh, tapi tentang terus menerus mencintaimu dengan cara yang paling tulus, memaafkan tanpa memandang waktu, bersabar dalam setiap khilaf yang selalu kita bentuk, dan mengikhlaskan kehidupan bersamamu dalam balutan lika-liku dan bersandar pada kasih Tuhan.
Dalam perbincangan dengan suluhnusa.com, Patty menututpnya dengan mengatakan sebab jodoh tak pernah saling mencari tetapi saling menemukan. Dari semua rasa yang aku punya, entah mengapa aku senang meluaskan rasa cintaku pada-Nya, karena untuk mencintaimu, aku harus mencintai Pemilikmu dulu.
Hidup memang penuh dengan liku-liku, termasuk masalah cinta yang terkadang sulit untuk dimengerti. hidup tak akan berarti apa-apa tanpa cinta, cinta akan selalu memberikan warna dalam hidup, cinta juga akan selalu memberikan banyak pengalaman hidup yang tidak ternilai, yang harus kita percaya adalah cinta tak akan pernah salah.
So, saksikan kisah dramatis cinta anak miskin yang dipentaskan oleh OMK St. Hermanus Lewokemie, Sandosi, tanggal 28 Juli 2017, di Aula Yessin, Paroki Witihama, Adonara Timur. (sandrowangak)