Dipersimpangan jalan ku berdiri
Bersama kerlap kuning lampu jalan
Berdialog tanpa suara,mata mulai basah
Kabut malam menumpuk di dada
Stop..
Dan aku katakan
Hatiku sakit
Aku dibunuh rindu
Rindu pada jujurmu
Dimana kau tak lagi mengidam
Alasan yg penuh keculasan
Jika kau tau bahwa separuh ragaku
Rapuh ketika menyusui ketentuanmu
Yang tak jelas
Apakah patah hatiku
Tak lagi peduliMu?
Apakah arti dari rindu
Jika kau mencacinya dengan
Keberadaanmu yang tak jelas
Kau adalah kata-kata yang kutulis
Sekaligus rindu yg tak sempat di gamblang
Rindu terbunuh mendung malam
Hambar….
Jika tak sempat bertemu
Setidaknya kecup aku dalam setiap kabar yg kau berikan untukKu..
Itu saja..
Indrha Gamur
Perempuan Penikmat Kopi