menyusuri kotamu di ujung senja
warna jingga membuka rahasia di langit barat
seekor camar bercengkrama dalam alunan ombak
menepi dari pantai ke pantai
mencari pengharapan, membangun sarang bersama
tapi jejakmu tak satupun bersua
serupa kapal yang karam di palung terdalam
aku berjalan melintasi ruang dan waktu
dari bibirmu pernah kutulis seribu sajak rahasia
kutabur di sepanjang pantaimu
celoteh yang hanya mampu kubaca
betapa perahuku hanya kukayuh menuju hatimu
di kotamu
aku terkepung rindu
tanpa tanda, tanpa peta
aku sesat dalam bayangmu
adakah kau masih ingat aku ?
Luh widyastuti
[avatar user=”Luhdias” /]