Panjang nafas perjuangan.
Kadang langkah tak menentu, menghalau hari demi meretas perjuangan.
Pengorbanan adalah keharusan tanpa perdebatan panjang.
Jiwamu pejuang, ragamu sosialis.
Berbalut rasa yang kian menggebu.
Rasa yang tak bisa diperdebatkan katamu meyakinkan.
Tak perlu takut jika dosa mengejar, kutukan bukanlah catatan material yang terterah sah sebagai regulasi hitam di atas putih, dia hanya membedakan mana yang perlu diburu, maka dia akan berpikir panjang memburumu dengan membawa dosa sebagai isu.
Apa landasan hukum yang dipakai jika mempersalahkanku lantaran aku mencintaimu…???
Perjuangan dan cinta, tak bisa terpisah, karena cinta adalah perjuangan dan perjuangan adalah cinta, jika dipisahkan maka sia-sialah segalanya, ibarat membangun rumah di atas pasir.
Tapi toh jangan jadikan aku hanyalah gula sebagai pemanis kopi pahitmu.
Berdirimu di persimpangan jalan, arah mana yang menjadi keputusan terahkir untuk ditujui
mengarah padamu adalah tujuan jika jagat merestui kenapa tidak…???
Pemantik perjuangan.
Jangan lelah berdiri di situ, redup semangatku, mati ragaku jika kau lelah untuk bertahan.
Arah pandanganku tertuju padamu dan diam di situ untuk waktu yang lama, meski ini tidak adil.
Penjarakan rasaku, jika itu adalah salah, jatuhkan palumu berlakulah sesukamu, sekali kataku iya tak bisa diganggu-gugat, demikian cintaku tak bisa berkhianat, seperti setianya bernaung disela sayap garuda.
Jangan jenuh jika pegal kakimu, jangan letih jika waktu seakan tak mengijinkan
Dibalik kecerdasanku dan kehebatanku ada sosok pemantik perjuangan yang lebih hebat dari segalanya
Kaulah perempuanku pemantik perjuangan.
Ende
Jumad, 23 februari 2018
Perempuan K