SULUH NUSA, FLORES TIMUR – Partisipasi perempuan Indonesia dalam Parlemen masih sangat rendah. Menurut data dari World Bank (2019), negara Indonesia menduduki peringkat ke-7 se-Asia Tenggara untuk keterwakilan perempuan di parlemen.
Padahal Ssejatinya ada beberapa keunggulan dengan adanya perempuan di Parlemen. Salah satunya adalah kecenderungan para perempuan untuk memperjuangkan hak-hak perempuan, hingga merumuskan kebijakan yang sifatnya long term yang langsung berdampak pada para generasi penerus bangsa.
Rendahnya angka keterwakilan perempuan di parlemen sedikit banyak berpengaruh terhadap isu kebijakan terkait kesetaraan gender dan belum mampu merespon masalah utama yang dihadapi oleh perempuan.
Hal ini disampaikan salah satu politisi perempuan Partai Golkar, Maria Goreti Tokan, S.Sos, ketika bertemu dengan masyarakat di 12 wilayah Kabupaten Flores Timur.
Kepada SuluhNusa.Com, Rabu, 4 Oktober 2023, Caleg Partai Golkar Dapil VI Provinsi NTT, Nomor urut 2 ini menjelaskan kondisi pembangunan bila kita mencermati kondisi daerah di tingkat kabupaten, maka ada banyak hal yang belum dibenahi karena tidak ada perwakilan daerah (kabupaten) di Provinsi yang memperjuangkan program pembangunan dan alokasi anggaran agar sampai ke kabupaten.
“Disinilah pentingnya peran DPRD di Provinsi. Contoh soal yang paling sederhana adalah jalan Provinsi. Bila ada kabupaten tertentu yang jalan provinsinya mulus, maka sudah cukup pasti kabupaten tersebut ada wakilnya di Provinsi, beber Ety Tokan yang juga Caleg dari Partai Golkar Dapil VI ini.
Eti Tokan menyoroti keprihatinan perwakilan yang proporsional terhadap jumlah penduduk dan jumlah pemilih.
Sebab total penduduk Dapil VI adalah sebesar 642.678 sementara total pemilih Dapil VI berjumlah 469.286 dalam DPT. Penduduk Flores Timur berjumlah 288.897 jiwa. Dari jumlah ini pemilih yang masuk DPT adalah sebesar 208.890. Lembata mempunyai penduduk sebesar 139.787 dengan jumlah pemilih dalam DPT sebesar 104.542, sementara Alor dengan penduduk sebanyak 213.994 jiwa mempunyai pemilih dalam DPT sebesar 155.854″.
Lanjut alumni FISIP UNWIRA ini, jika kita lihat proporsi per kabupaten terhadap Dapil VI, maka Flotim mempunyai penduduk sebesar 44,95 persen dari total penduduk Dapil VI sementara dari jumlah pemilih Flotim membentuk proporsi sebesar 44,51 persen. Kabupaten Lembata, proporsi penduduknya terhadap penduduk Dapil VI adalah 21,75 persen sementara pemilihnya membentuk proporsi sebesar 22,28 persen terhadap total pemilih Dapil VI.
Sementara Alor dengan penduduk sebesar 213.994 membentuk proporsi sebesar 33,30 persen terhadap total penduduk Dapil VI dan dari segi pemilih, Alor dengan pemilih sebesar 155.854 membentuk proporsi sebesar 33,21 persen. Bila kita bulatkan angkanya maka Flotim:Alor:Lembata= 44:33:22.
“Bila ada 7 Kursi kita bagi menurut perbandingan ini, maka Flotim berhak mendapat 3,08 kursi, Alor berhak mendapat 2,31 kursi dan Lembata berhak mendapat 1,54 kursi. Bila kita bulatkan angka-angka ini maka distribusi kursi yang fair adalah, Flotim 3 kursi, Lembata 2 kursi dan Alor 2 kursi. Ini kalau kita membandingkan jumlah pemilih per kabupaten terhadap total pemilih Dapil VI”, ungkap Eti Tokan.
Selain itu secara khusus Eti Tokan, menelisik dari aspek gender maka jumlah pemilih perempuan sebesar 244.633 atau 52,13 persen, sementara pemilih laki-laki sebesar 224.653 atau 47,87 persen.
Dengan perbandingan seperti ini alangkah tidak fair apabila tidak ada perwakilan perempuan dari Dapil VI yang duduk di DPRD Provinsi. Memang selama periode ini sudah ada keterwakilan perempuan dari Dapil VI, tetapi bila jumlah ini ditingkatkan akan jauh lebih berimbang terhadap pemilih perempuan.
“Dari perspektif berbeda, bila sebuah kabupaten kita bagi lagi ke dalam kawasan yang lebih kecil, maka di situ terlihat kantong-kantong suara gemuk, dan kantong-kantong suara yang agak ramping. Flores Timur misalnya dengan 208.890 pemilih, 90.000-an pemilih ada di Pulau Adonara. Bayangkan kalau dari Adonara tidak ada perwakilannya di DPRD Provinsi”, jelasnya.
“Dengan seluruh pertimbangan inilah, maka saya pikir, saya harus maju untuk merebut satu kursi untuk Partai Golkar. Alasannya jelas, Flores Timur jumlah pemilihnya paling banyak, jumlah perempuan lebih banyak dari laki-laki, dan Adonara merupakan kantong suara besar”, ajak Eti Tokan.
Untuk itu Eti Tokan, ai berkomitmen untuk mendirikan rumah pintar jika terpilih. Rumah Pintar tidak harus berupa gedung atau rumah, di bawah pohon pun bisa terjadi.
“Di Rumah Pintar inilah akan dibicarakan semua hal menyangkut kepentingan warga. Misalnya, apa yang mau dilakukan dengan dana reses dan dana aspirasi. Di Rumah Pintar inilah program-program pemerintah kita diskusikan dan berbagai kelompok usaha yang melibatkan petani, nelayan, pegiat tenun ikat, peternak kita bicarakan”, tegas Anggota DPRD di Flores Timur periode 2009 – 2014 dan Ketua Fraksi Gabungan saat menjabat sebagai Ketua Partai Hanura kabupaten Flores Timur di periode 2007 – 2015.+++bali.adonara