suluhnusa.com – Ketika Bupati Elazer Yentji Sunur, menjabat sebagai bupati berpasangan dengan Viktor Mado Watun, lima tahun lalu, mereka menggagas Lembata One Point Zero. Sunur dan Watun fokus pada recovery ekonomi. Untuk recovery ekonomi ini, sudah jalan dengan membangun konektivitas dan sumber daya terpadu. Hasilnya, kapal-kapal Tol Laut masuk ke Lembata, pariwisata Lembata terkenal dengan melakukan promosi, mendorong pertanian, sektor perikanan dan kelautan didorong hingga Lembata sebagai simpul maritim. Itu mereka lakukan pada periode 2011-2016.
Sementara pada periode 2017-2022, Sunur yang berpasangan dengan Thomas Ola Langoday menggagas pembangunan berkelanjutan dengan tagline, Lembata Two Point Zero. Artinya pembangunan difokuskan pada peningkatan pendapatan dengan cara mendorong infrastruktur strategis, katahanan pangan dan industry.
“Mudah-mudahan di tahun ini kita akan bangun Sarden Lembata, pabrik ikan kaleng Lembata. Target kita di tahun 2025 Lembata sudah menjadi kabupaten Industri dan memberi kontribus bagi ekonomi NTT dan ekonomi nasional. Kita harus berani menghadapi apapun yang ada,” ungkap Sunur.
Akan tetapi menurut Yentji Sunur, persoalan mendasar yang dihadapi daerah ini adalah belum tersedianya data yang kredibel, yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
Karena sebagian Organisasi Perangkat Daerah (OPD) beranggapan bahwa data belum menjadi satu alat pengukuran kinerja dan bukan merupakan suatu hal penting yang mendasar dalam melakukan aktivitas kerja pemerintahan serta pubikasi data, sebelum.menjadi suatu target kinerja bagi OPD. Pengelolaan data merupakan rujukan dasar dari setiap program/kegiatan pemerintahan mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
Bupati Lembata, Eliaser Yentji Sunur mengatakan hal itu dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan oleh Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Lembata, Markus Labi, S.Sos yang sekaligus mewakili Bupati Lembata untuk membuka kegiatan Focus Discussion Pembahasan Data Kabupaten Lembata Dalam Angka 2017 di Aula Kantor Bupati, Lewoleba, Kamis, 20 Juli 2017.
Hadir nara sumber tunggal Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Lembata, Ir. Paulus Puru Bebe, para peserta dari seluruh OPD Pemkab Lembata, Istansi Vertikal dan BUMN/BUMD tingkat Kabupaten Lenbata sebanyak 60 orang.
Bupati Sunur lebih lanjut mengatakan, aplikasi data statistik adalah sebuah sistem aplikasi layanan informasi data stayistil yang inovatif dengan memanfaatkan teknologi informasi up to date yang dapat digunakan dengan.mydah dan cepat.
Data/informasi yang disediakan dalam sistem tersebut merupakan data statistik dasar yang bersumber dari BPS serta statistik sekunder dari seluruh instansi pemerintah daerah sehingga akan menjadi aplikasi yang lebih berdaya guna bagi masyarakat. Kebutuhan data kian.hati kuan.meningkat, data tidak saja sebagai instrumen pembangunan tetapi juga merupakan bagian dari pembangunan itu sendiri.
Dalam moment diskusi ini, kata Sunur, managemen pengelolaan data difokuskan pada dimensi kualitas data, kendala penyusunan dan harapan ke depan. Semua proses ini merupakan unsur penting pengumpulan data, pengolaan data, analusis data dan publikasi data statistik daerah guna memenuhi kebutuhan masyarakat akan infirmasi data.
Karena data dan informasi ini sangat penting bagi pemerintah daerah untuk mengevaluasi pelaksanaan program selanjutnya melakukan perencanaan/perumusan kebijakan yang lebih baik dalam forum diskusi yang bermartabat ini.
“Saya Minta agar Pemda dan BPS dapat merumuskan data berkualitas,” ungkap Sunur.***
Karel Kia Burin
Sekretaris Kominfo Kabupaten Lembata