suluhnusa.com_Yance Sunur, Bupati Lembata keturunan China yang lahir di Kedang 52 tahun lalu merayakan hari bahagianya bersama kelompok Tite Hena. Pantaskah Bupati yance Sunur yang nota bene China sebut sebagai bupati Tite Hena ?
Entah keturunan China atau Keturunan Pribumi, seseorang sudah menjadi Bupati, dia disebut sebagai Bupatinya seluruh masyarakat. Bukan bupati untuk kelompok atau golongan tertentu.
Dan ini berlaku untuk Bupati Yance Sunur yang tiga tahun lalu maju menjadi Bupati Lembata berpasangan Viktor Mado Watun. Masih segar dalam ingatan rakyat Lembata, saat yance ditetapkan sebagai salah satu calon Bupati dari PDIP berpasangan Viktor Mado Watun, Pria Keturunan China Kedang ini senantiasa digoyang isu sarah.
Gen keturunan Yance sebagai orang China yang lahir di Kedang dijadikan sebagai komoditi empuk pihak lawan untuk menjatuhkan simpati rakyat Lembata.
Tetapi berkat strategi yang mumpuni Yance-Viktor menang telak dan ditahbiskan rakyat Lembata sebagai Bupati dan Wakil Bupati Lembata. Tiga tahun sudah Yance-Viktor memimpin Lembata. Perseteruan demi perseteruan politik dan social kemasyarakatan mewarnai perjalanan kedua pasangan pemimpin Lembata ini.
Hampir tiap tahun dalam masa kepemimpinan Yance-Viktor senantiasa diwarnai keterlambatan dalam penetapan APBD II. Kisruh dengan DPRD juga kerap terjadi, sampai rakyat Lembata hampir jenuh dengan perilaku para politisi ini. Baik perilaku anggta DPRD Lembata yang duduk di Gedung Peten Ina. Dan juga jenuh dengan perilaku Yance-Viktor.
Imbasnya rakyat Lembata yang menjadi korban. Ibarat, Gajah dan Gajah berkelahi di kebun tebuh, kerumunan semut menjadi korban. Hasilnya, motto Lembata Tersenyum yang didengungkan Lembata Baru, Yance-Viktor berubah menjadi Lembata Bermuram Durja.
Pasalnya, 2015 penetapan APBD II lewat batas waktu sampai mendapatkan peringatan dar mendagri dan Gubernur NTT, Frans Lebu Raya. Molornya penetapa APBD ini, berimbas pada gaji pegawai negeri dan tenaga KSO yang mengabdikan diri di Lembata terlambat dibayar setakat tiga bulan.
Ironisnya, pasangan Lembata Baru, Yance-Viktor ang semula mesrah, kini diduga retak berkeping hati karena persoalan Konfercab PDIP yang berlangsung Bulan Maret 2015 lalu di Bajawa. Yance terpental keluar gelanggang politik PDIP Lembata. Sementara Viktor melenggang masuk gelangang politik PDIP Lembata, Karen ketua DPC PDIP Lembata, Ferdi Koda yng nota bene adalah kader Viktor Mado. Allahualam, anak SD pun tau bahwa kisruh PDIP ini dikarenakan ambisi menduduki kursi Lembata 01, di tahun 2017 mendatang.
Kisruh ini berubah pahit. Seumpama habis manis sepah dibuang. Yance-Viktor yang dulu manis senyumnya sudah dibuang, berganti senyum pahit dengan muka masam asem.
Nah, semua kisruh itu sekejap hilang ketika Yance Sunur datang ke Tambak Ikan Bandeng di Pantai Lamahora, Kota Lewoleba, dan membagikan kebahagiaan dirinya bersama masyarakat Kelompok Tite Hena.
Memang Bupati Lembata, Yance Sunur hadir sebagai kepala daerah Lembata untuk melakukan panen perdana Ikan Bandeng dan penaburan benih, sekaligus merayakan ulang tahunnya yang ke 52.
Yance sebagai politisi muda kawakan mampu menggunakan momentum. Momentum untuk memancing simpati. Dan simpati itu sedikit tidak didapat oleh Yance Sunur saat merayakan ulang tahunnya bersama kelompok Budidaya Ikan Bandeng, Tite Hena.
Simpati itu tidak besar. Kecil saja memang. Karena kelompok Tite Hena hanya sebuah kelompok usaha kecil menengah yang bergerak di bidang Budidaya Tambak Ikan Bandeng. Anggota kelompok ini juga tidak banyak. Hanya 12 orang saja. Tetapi dari dua belas orang itu, kelompok ini mampu dicuri simpati oleh Yance Sunur.
Sebab, pada saat merayakan ulang tahunnya yan ke 52, mantan anggota DPRD Kota Tangerang ini rela memberikan kue pertama untuk salah seorang anggota kelompok yang aling tua. Namanya Lodovikus Pelira Ladoangin.
Yance setelah memotong kue ulang tahunnya lalu menyuap penuh kasih kepada Pelira Ladoangin yang umurnya lebih tua dri dirinya. Perayaan ini tidak mewah. Tidak ada denting music Happy Birthday. Hanya suara orang orang yang hadir saat itu saja yang spontan menyanyikan lagu Selamat Ulang tahun.
Perayaan ini juga dirayakan di bawah tenda daun kelapa, dipinggir Tambak Ikan Bandeng. Tidak ada undangan. Tidak ada acara protokoler. Yang ada hanya pemotongan kue ulang tahun oleh Yance Sunur kepada Pelira Ladoangin.
Ah, Pelira Ladoangin, pria tua berbadan kurus itu tidak menyangka. Dirinya mendapat pelayanan isrimewa. Yance Sunur, Bupati Lembata berbagi kebahagiaan bersama dirinya dan kelompok Tite Hena.
Sayangnya, momentum politik kerakyatan menguras perasaan ini, tak disaksikan oleh Wakil Bupati Lembata, Viktor Mado Watun. mantan anggota DPRD NTT, ini lebih memilih asyik memancing ikan Bandeng di areal tambak ketimbang, ikut menyaksikan peristiwa bahagia ini, walau sekedar pura pura nimbrung.
Yance tetap dengan kesibukannya bersama Pelira Ladoangin dan orang lain, sementara Viktor Mado juga sibuk dengan kegiatan memancingnya. Seperti perang dingin. Yance berjalan ke timur. Viktor berjalan ke barat. Masyarakat Lembata jalan ke mana ? Orang Lembata bingung di dua simpang. Ikut ke Simpang kiri masuk jurang. Belok arah ikut simpang kanan tabrak tebing.
Terlepas dari semua kisruh ini, saat ini Yance-Viktor masih menjadi Bupati-Wakil Bupati Tite Hena. Bukan karena mereka datang ke tambak Ikan Bandeng Kelompok Tite Hena, dan disebut sebagai pemimpin Tite Hena, tetapi karena memang mereka berdua saat ini adalah Bupati dan wakil Bupati Lembata, Milik Orang Lembata, Milik Tite Hena. Dan sampai waktnya Yance-Viktor tidak lagi menjadi BupatiWakil Bupati Lembata, Mereka berdua tetap berstatus tite hena. (sandrowangak)