suluhnusa.com_Memperjuangkan suara masyarakat kritis, tegas, konsisten menjunjung kebenaran dalam menjalankan partai Golongan Karya sosok seorang kader Rusli Haryadi dalam menyampaikan aspirasi rakyat dikantor Golkar Lombok Timur.
Ia megatakan, dalam tubuh kader Partai ibarat anak kandung dengan anak angkat dimana yang tidak dilahirkan ketemu besar karena merasa kasihan akhirnya diasuh sementara anak yang tumbuh dari darah daging dan rahimnya kurang mendapat perhatian.
Walaupun anak kandung kurang perhatian dari orang tuanya nanti kalau besar pasti dia mencari ibu dan bapaknya, dari kecil oleh partai baik berkomitmen, dedikasi, loyalitas dsb mendapat perhatian serius, keluh Haryadi.
“Kalau anak angkat tidak diasuh dari kecil tidak memahami aturan yang ada dirumah tangga tersebut makanya dalam intruksi dari Partai tidak pernah didengar karena bekal binaan Partai belum ada, bagaimana terbagun sifat profisonal politik.”Katanya.
Haryadi menjelaskan, Banyak sekarang duduk diGolkar ini bukan dari kader karena punya uang banyak, ribuan masa itu yang mendapatkan posisi tajir, urut satu, dua sementara dari kader paling terakhir.
Karena orang pembisnis kaya raya, Para tokoh Tuan Guru (kiyai) yang mempunyai jamaah banyak tidak pernah sebagai pengkaderan partai cuma bermodal pencalekan saja, akan berdampak merusak sistim berpolitik di Indonesia.
Salah satu untuk merubah negara demi kemajuan bangsa tidak lain dengan politik dengan adanya system diperbaiki, kata perabowo sistem demokriasi indonesia kita benahi terutama kos politiknya.
Menjadi tantangan digolkar Haryadi melanjutkan, kemaren sebelas orang yang berjuang ada yang megeluarkan lima puluh juta, seratus dsb sampai total peghabisan sebelas milyar cuma dapat satu korsi saja.
kalau berdasarkan ekonomi rugi total yang dapat kursi kalau dituntut gembalikan dalam dua periode tidak mungkin kos politik besar minimal hasilnya.
Sekarang ini masyrakat mempunya tarif datang kerumah calek dikasih bantuan, ujungnya kalau sudah naik pernahkah devisit anggaran dewan begitu besar diungkapkan.
Apa yang dikatakan saudara Prabowo dan hatta kita berharap akan menata demokrasi dengan sungguh-sungguh sebagaimana system politik, kerisis dedikasi dibagun, banyak yang pintar diindonesia tapi sayang banyak tidak bener, melakukan korupsi para bergelar Sarjana DR, Profesor.(habib)