suluhnusa.com_Informasi, bank sampah yang baru saja berjalan beberapa bulan ini mengalami penumpukan sampah pada tempat penampungannya di gedung remaja Watamelang, Kalabahi sementara ditutup hingga saat ini sudah seminggu lamanya.
Lurah Mutiara, Elyas Y. Asamau, S.IP, yang di temui di ruang kerjanya pada awal Juni 2014 menginnformasikan bahwa, untuk sementara melakukan penutupan sementara Bank Sampah akibat adanya penumpukan sampah berkisar anatara 16- 17 ton. Karna belum ada kapal pengangkut ke Surabaya. Dari pada terjadi penumpukan yang belebihan maka kami Tutup sementara.
Mantan Sekretris Lurah Welai Barat ini menjelaskan, Secara bertahap sampah-samapah di kabupaten Alor ini akan berkurang dengan adanya Bank sampah ini. Padahal, sebelum ada Bank Samapah ini banyak sampah sampah yang menumpuk di pinggir Jalan bahkan di rumah-rumah warga.
Menurutnya, Sudah enam ton sampah telah di krim ke Surabaya, dan jika ada kapal yang yang lebih besar di perkirakan pengiriman sampah- samapah ini tidak menumpuk seperti ini, ujar Asamau.
Ditambahakannya, untuk sementara Bank sampah ini berjalan dengan baik, Cuma mengalami kendala angkutan pengiriman saja, karena kapal sering terlambat.
Walaupun saat ini di tutup sementara, tapi ada masyarakat yang Datang ke kantor Lurah Membawa sampah-sampah nya sehingga mau tidak mau kami terima saja.
Diakuinya, saat ini sistem kerja pengiriman Sampah Ke luar Kota masi menggunakan sisitim manual di bandingkan dengan Daerah lain yang sudah menggunakan Pengepakan Sampa denga Mesin. Tapi kedepan akan di usahakan untuklebih baik lagi. Apalagi ada Perhatian dari Badan Lingkungan Hidup Daerah BLHD untuk membrikan mesin penegelolah Sampah.
Sementara untuk lokasi Bank sampah yang di rencanakan pindah ke Moepali bekas gudang Buku,dan hal ini juga sudah di setujui oleh Bupati Alor Drs, Amon Djobo.
Dia berharap, di pusat kota Kalabahi harus ada Bank sampah sehingga bisa menampung sampah-sampah selalu ada setiap ada. Kedepan Bank samapa yang ada berada di watamelang ini akan menerima sampah basa, lebi trennya di sebut kompos (pupuk organic) seperti, daun daun makanan sisa, sehingga akan didaur ulang menjadi pupuk.
“Sampah basa (unorganic) dikelolah oleh masing rumah tangga hingga menjadi pupuk sedangkan sampah kering (organik) tetap dikelola di Bank sampah”,ujar Asamau.
Menurutnya, kedepan akan ada penambahan tenaga kerja pada Bank sampah apabila tenaga oprasional di anggap masih kurang, karna Bank sampah juga meruapakan suatu motifasi untuk mendorong masyarakat agar bisa menabung lebih banyak . Karna uang Hasil Penjualan Samapah tersebut bisa di cairkan dalam Jangaka waktu tiga bulan.
Sampah yang di tampung di Bank sampah ini rata-rata 20 ton dalam dua bulan kemudian di sortir untuk dipisahkan setelah itu yang bisa di di buat untuk kerajinan tangan sperti tas, dari bahan Plstik sedang, dari bahan Koran di buat pot bunga dan krans bunga untuk di jual sementara yang lain nya di krim ke Jawa, ujar Asamau. (iwan kamaleng)