SULUH NUSA, LEMBATA – Fenomena alam kembali terjadi di Kabupaten Lembata, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Usai kejadian Bencana Alam gunung Ili Lewotolok meletus meletus 29 Desember 2020 yang lalu dan bencana seroja, 4 April 2021, warga sekitar gunung Ili Lewotolok masih trauma takut dan cemas. Bahkan warga Desa Lamawolo dan Waimatan masih menjadi penyintas akibat kehilangan tempat tempat tinggal diterjang banjir seroja.
Belum habis rasa takut dan cemas warga di Kecamatan Ile Ape dan Ile Ape Timur, 24 Maret 2022 terjadi lagi fenomena alam di Desa Aulesa, Kecamatan Ile Ape Tumur, Kabupaten Lembata, NTT.
Munculnya fenonema alam ini diduga diakibatkan getaran akibat erupsi Gunung Ili Lewotolok dan intensitas hujan yang lebat akhir akhir ini yang melanda wilayah sekitar Gununfg Ili Lewotolok.
Kepala Desa Aulesa, Deris Lewotobi kepada suluhnusa.com (weeklyline media network), 24 Maret 2022, mengungkapkan, terjadi fenomena alam baru di Desa Aulesa yakni tanah dibagian utara desa tersebut mengalami retak sepanjang 20 an meter dengan lebar 10-20 cm.
“Bukan hanya tanah yang retak. Tetapi batu besar di sekitar lokasi kejadian juga retak dan pecah,” ungkap Lewotobi.
Deris lalu menceritakan secara kronologis, seorang ibu, warga desa setempat Martina Kewa yang melihat pertama kali tanah itu retak saat hendak ke kebun dan memberitahukan kepada salah satu aparat Desa bernama Dus Witak.
Mendapat laporan dari warga dan aparat desa tersebut, Kepala desa Aulesa Deris Lewotobi, langsung meninjau lokasio bersama beberapa warga, aparat desa dan linmas. Dan saat di lokasi, mereka menemukan tanah dan beberapa batu berukuran besar yang sudah retak dan pecah.
“Mama Martina Kewa yang temukan. Dia mengira tanah retak itu akibat gerombolan babi hutan yang lewat, ternyata saat kami tiba di lokasi ada batu besar yang ikut retak dan pecah. Bahkan ada gumpalan tanah tanah yang menempel di pepohonan sekitar diduga akibat semburan,” ungkap Deris.
Lebih jauh Deris menjelaskan ada pohon pepaya di sekitar kebun juga terlihat daunnya layu. Pohion Lamatoro yang tingginya sekitar 6 meter juiga daunnya mengerinmg dan gugur.
Atas Fenomena ini, pihaknya mengirim surat kepada Bupati Lembata melalui Camat Ile Ape, melaporkan kepada BPBD Lembata dan PVMBG Ili Lewotolok.
Selain melaporkan secarta tertulis kepada pemerintah Kabupaten melalui Camat, Deris Lewotobi juga mengumumkan kepada masyarakat untuk tidak panik dan tetap waspada serta menunggu rekomendasi dari pihak PVMBG Ili Lewotolok.
Kepala PVMBG Ili Lewotolok, Stanislaus Arakian mengaku sudah mendapoat informasi tersebut dan sudah melaporkan ke Kantor Pusat PVMBG di Bandung terkait fenomena alam tersebut.
Kepada sluhnusa.com (weeklyline media netwrok), 24 Maret 2022, mengungkapkan pihaknya masih menunggu hasil dari kantor Pusat PVMBG Bandung.
“Saya menghimbau kepada masayarakat Desa Aules dan masyarakat lainnya di Ile Ape dan Ile Ape Timur untuk tidak panik. Tetap waspada. Kami sudah laporkan kejadian atau fenomena ala mini ke pusa. Kami sudah koordinasikan ke pusat pada kesempatan pertama saat mendapat laporan, tetapi dari pusat belum ada informasi balik,” tandas Arakian. +++sandrowangak