suluhnusa.com – Bupati Lembata, Eliaser Yentji Sunur, ST, MT, tampil gemilang dan memukau para panelis yang merupakan pakar berkompeten di bidangnya di Redaksi Koran Sindo, Jln. Wahid Hasyim Nomor 38 Jakarta, Rabu (31/10) lalu.
Koran Sindo, harian nasional di Jakarta yang tergabung dalam MNC Group mengundang bupati dua periode ini menyajikan meteri tentang, Arah Kebijakan dan Strategi Pembangunan Daerah Kabupaten Lembata 2017-2022”. Sejak awal kepemimpinan periode pertama 2011-2016 bersama, Wabup Viktor Mado Watun dan hingga kini periode kedua 2017-2022 bersama Wabup Thomas Ola, keduanya menempatkan Sektor Pariwisata sebagai Leading Sectors. Sangat tepat bila, Pariwisata menjadi Pendorong Pembangunan Infrastruktur di Kabupaten dan memicu kemajuan sector lainnya karena saling menunjang.
Diantaranya sector Perikatan dan Pertanian. Ikuti paparan Bupati Sunur berikut ini : Kabupaten Lembata, demikian Bupati Sunur mengawali presentasi, merupakan Kabupaten Satu Pulau. Salah satu kabupaten dari 22 kabupaten/kota di Provinsi NTT yang dibentuk berdasarkan UU No. 52 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Lembata. Dalam rencana pengembangannya, memiliki rencana yang didesain dalam Rencana Strategi berdasarkan RPJMD. Nah, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah merupakan penjabaran Visi dan Misi Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah untuk menindaklanjuti kedalam program sesuai dengan potensi yang dimiliki. Jumlah penduduk Kabupaten Lembata sampai dengan Desember 2017 sebanyak 134.573 jiwa. Kondisi kesejahteran masyarakat dan ekonomi menunjukan, laju pertumbuhan PDRB 2016 atas HB Rp 1.470987,4,- dan atas HK Rp 1.006.120,9.0 % penduduk miskin 2016 35,18 %. Angka kemiskinan 2016 adalah 26,26 %. Garis kemiskinan Rp 309.992/Kapita/bulan.
Gambaran Potensi Daerah, dapat digambarkan mulai dari Pariwisata sebagai sector utama,dan dua sector lainnya, Perikanan dan Pertanian sebagai sector penunjang. Kabupaten Lembata memiliki Rp 35.000/Kg mwberkelanjutan yaitu Rally Wisata Bahari dengan hastag Lembata #Truly Heaven melalui Lembata Festival dengan main even Festival 3 (Tiga) Gunung (Blue Mountain Tours) serta Travel Village #Explore Rural Lembata (yang focus pada penguatan Struktur Budaya dan Pengembangan Atraksi), dengan berbagai aktivitas dalam spirit 1 product-10 Activity-1000 Reward. Upaya ini dilakukan untuk mengangkat citra wisata Kabupaten Lembata yang beragam, unik dan menarik.
Potensi Perikanan dapat digambarkan, produksi perikanan 10.206 ton atau baru mencapai 33,57 % dari maksimum sustainable year (MSY) sebesar 30.440 ton/tahun. Khusus Ikan Teri produksi 233 Ton di Tahun 2017. Jumlah RT nelayan 2.069 RT. Armada tangkap : 1,779 unit (Motor Tempel dan Kapal 1 s/d 20 GT). Sedangkan Potensi Pertanian, Luas lahan potensial 58.000 Ha, telah difungsikan 23.000 Ha. Komoditi unggulan : Jagung, Kacang Tanah, Bawang Merah, Nenas, Cabe, Advokat.
Untuk Inovasi t-Cabang. Khusus Bawang Merah luas panen di Tahun 2018 seluas 27 Ha, Produksi 164 Ton (6 Ton/Ha), harga jual mengalami penurunan dari Rp 35.000/Kg menjadi Rp 10.000/Kg. Mencermati tiga potensi daerah dari Lembata, dituangkan dalam Visi dan Misi dengan merujuk pula pada Isu Nasional, Nawa Cita. Karena Lembata, merupakan bagian yang utuh dari NKRI, maka Kebijakan dan strategi pembangunan juga hendaknya merujuk pada isu nasional. Bupati Lembata, Eliaser Yentji Sunur dan Wakil Bupati, Thomas Ola merancang Visi : “Terwujudnya Lembata Yang Produktif dan Berdaya Saingf Untuk Kesejahteraan Rakyat Berkelanjutan”. Sementara itu ada 6 Misi yang harus dioperasionalkan yakni :
- Meningkatkan Kualitas pendidikan, dan pendekatan pelayanan kesehatan. Serta optimalisasi peran pemuda dan perempuan dalam pembangunan daerah dan peningkatan sadar hokum masyarakat.
- Mempercepat pembangunan infrastruktur, transportassi, air bersih, energy komunikasi dan penataan kota.
- Mempercepat pembagunan dan pengembangan sumber daya ekonomi laut dan maritime serta ekonomi kreatif berbasis industry dan pariwisata berkelanjutan.
- Mempercepat pembangunan dan pengembangan pariwisata berkelanjuta serta meningkatkan pasar dan promosi DTW.
- Meningkatkan pendapatan dan kerja sama daerah serta pengembangan ekonomi wilayah dan pembangunan perdesaan berbasis industry berkelanjutan.
- Menata dan mengembangakan SDM Aparatur Sipil Negara berbassis teknologi informasi serta meningkatkan kinerja pemerintah daerah dan kualitas pelayan public.
Bertolak dari 6 misi tersebut, melahirkan strategi (kebijakan), dan program pembangunan yang mesti dilakukan, namun tetap dalam bingkai prioritas pembangunan. Kabupaten Lembata dikaruniai Landscape alam yang unik dan menarik serta memiliki keanekaragaman budaya Hal ini merupakan modal untuk pengembangan Sector Pariwisata sebagai sector utama untuk mendongkrak perekonomian dengan sector pendukung utama Sektor Perikanan dan Sektor Pertanian. Sektor Utama Pariwisata ; Relly Wisata Bahari , Lembata #Truly Heaven : Lembata Festival dengan puncak even adalah Festival 3 Gunung (Blue Mountains Tours) sebagai event Tahunan. F3G Tahun 2018 dan berdampak pada peningkatan pendapatan masyarakat sebesar Rp 13.000.000,-/Hari.
Menurut Bupati Sunur, yang tampil mengagumkan para pakar/panelis di Redaksi Koran Sindo Jakarta baru-baru ini, sector pariwisata mejadi lokomotif pembangunan Kabupaten Lembata. Hasil pendapatan dari sector pariwisata mempengaruhi kemajuan sector lainnya. “Pariwisata meningkat dan infrastruktur pun ikut berkembang. Hal itu juga menyejahterakan masyarakat. Misalnya, kemarin dengan adanya Festival Tiga Gunung, Lembata bisa menghasilkan Rp 13.000.000,-/Hari, dan itu sangat lumayan untuk pendapatan masyarakat,” ungkap Sunur, mantan Anggota DPRD Bekasi periode 2009-2011.
Festival Tiga Gunung itu meliputi, Gunung Batutara (Kecamatan Buyasuri), Ile Lewotolok (Kecamatan Ile Ape Timur), dan Ile Werung (Kecamatan Atadei). Dengan event besar ini, menurut Sunur, mampu melibatkan peran kementerian terkait dalam mengucurkan angggaran untuk pembangunan infrastruktur di Kabupaten Lembata, khususnya ke daerah tujuan wisata. Pembangunan pariwisata jelas melibatkan semua komponen pembangunan dan partisipasi masyarakat. Pemerintah selaku fasilitator dan pendamping, sedangkan masyarakat berperan penuh.
“Pariwisata ini juga didukung filosofi masyarakat Lembata yang sangat menghargai tamu. Semua tamu datang dipanggil untuk minum kopi dan makan pisang goring bareng untuk sekedar ngobrol. Jadi masyarakat sudah bisa dibilang sangan Welcome dengan pendatang’, tutur Sunur saat presentasi dihadapan para pakar.
Bupati Sunur yang dikenal kreatif dan inovatif, juga memfokuskan pada penanaman bawang dengan melibatkan masyarakat setempat, bahkan setiap desa wajib tanam bawang. Ada pun argumentasinya, bahwa selama ini Lembata memasok bawang dari daerah lainnya seperti Bima, NTB dan Kabupaten Ende dengan harga sangat mahal. Namun dengan adanya terobosan inovatif ini, produksi bawang meningkat tajam dan bahkan membuat harga lebih terjangkau oleh masyarakat.
Produksi bawang misalnya, kata Sunur, digunakan untuk menunjang kebutuhan pada event pariwisata, diantaranya sebagai bahan dasar makanan ditempat wisata dan juga sebagai cinderamata bagi wisatawan. Termasuk Ikan Teri dari hasil laut kita, yang lebih bagus dari daerah lain. Karena laut di Lembata tidak terkontaminasi oleh limbah industry dan tidak dilewati lintas kapal laut berukuran Groos Tone besar.
Di hadapan panelis, Bupati Sunur juga menggambarkan perkembangan Sektor Pendukung Utama, yakni Pertanian. Langkah terobosan pada Sektor Pertanian dilakukan melalui Gerakan Revolusi Kedaulatan Pangan Melati Mekar #T-CABANG (Tani-Cabe,Bawang, Jagung) Lembata justeru Swasembada Bawang Merah di Tahun 2018 dengan Produksi mencapai 164 Ha dan penurunan harga jual mencapai Rp 10.000,-/Kg dimana selama ini harga melambung mencapai Rp 25.000,-/Kg.
Sedangkan Sektor Pendukung Utama Perikanan juga melakukan terobosan Integrasi Distribusi Pertumbuhan Pola Kawasan melalui Clustering-Tematik Desa menuju Desa Mandiri # Desa Tersenyum 2.0. Menurut Bupati Sunur, Desa Hadakewa ditetapkan sebagai Desa Tematik Ikan Teri dan Desa Balauring sebagai Desa Tematik Ikan Tuna.
Sedangkan Strategi Pembangunan yang dilakukan Pemda Kabupaten Lembata oleh duat kepemimpinan, Yentji Sunur dan Thomas Ola dengan menerapkan strategi pembangunan dan skenario Pembangunan dalam Rantai Ekonomi dan Cincin Ekonomi yang dapat dibaca pada grafik berikut ini.
STRATEGI PEMBANGUNAN Isu :
- Kualitas pendidikan, pelayanan kesehatan, peran pemuda dan perempuan serta sadar hukum belum maksimal
- Pembangunan infrastruktur, transportasi, air bersih, energi, komunikasi dan penataan kota ( psu ) masih belum optimal
- Pemanfaatan potensi ekonomi sumber daya laut dan kemaritiman serta ekonomi kreatif masih rendah
- Pengembangan pariwisata baru dimulai
- Pendapatan daerah belum maksimal dan pengembangan ekonomi wilayah dan pembangunan perdesaan belum berorientasi industri
- Penataan sdm asn dan pendayagunaan elum efektif, efisien dan produktif
STRATEGI :
- Meningkatkan kualitas pendidikan, dan pendekatan pelayanan kesehatan, serta optimalisasi peran pemuda dan perempuan dalam pembangunan daerah serta peningkatan sadar hukum masyarakat
- Optimalisasi dan percepatan pembangunan infrastruktur, transportasi, air bersih, energi, komunikasi dan penataan kota ( psu )
- Mengembangan sumber daya ekonomi laut dan maritim serta ekonomi kreatif berbasis industri dan pariwisata berkelanjutan
- Mempercepat pembangunan dan pengembangan pariwisata berkelanjutan serta meningkatkan pasar dan promosi dtw
- Meningkatkan pendapatan dan kerja sama daerah serta pengembangan ekonomi wilayah dan pembangunan perdesaan berbasis industri berkelanjutan
- Penataan dan pengembangan sdm asn berbasis teknologi informasi serta peningkatan kinerja pemda dan kualitas pelayanan publik
TUJUAN :
- Kabupaten lembata menjadi kabupaten produktif dan berdaya saing
- Sektor pertanian, kelautan perikanan dan maritim, serta pariwisata memberikan kontribusi terbesar pada peningkatan pad, pendapatan masyarakat dan pertumbuhan ekonomi.
SASARAN : MEMPERBAIKI KONDISI KESEJAHTERAAN MASYARAKAT RANTAI EKONOMI #LEMBATA 2.0 3 SEKTOR PENGEMBANGAN :
- Pertanian
- Kelautan dan perikanan
- Pariwisata
- CINCIN KEUANGAN MIKRO :
- pengembangan kemitraan usaha dan kredit mikro
- penguatan infrastruktur keuangan
- pengembangan kelembagaan dan penguatan kapasitas usaha
- CINCIN PEMBERDAYAAN EKONOMI UMAT BASIS
- penguatan infrastruktur dan pengembangan kemitraan usaha
- permodalan dan sumber pendanaan
- pengembangan kelembagaan dan penguatan kapasitas SDM
- CINCIN INDUSTRIDAN EKONOMI KREATIF
- pengembangan industri dan usaha kreatif
- pengembangan UKM dan wira usaha
- pembangunan infrastruktur industri dan investasi
- peningkatan kapasitas kelembagaan dan SDM
- CINCIN PARIWISATA RALLY WISATA BAHARI-LEMBATA 3 TRULY HEAVEN (FESTIVAL 3 GUNUNG (BLUE MOUNTAINS TOURS)
PENINGKATAN PASAR DAN PROMOSI PENGEMBANGAN DESTINASI INDUSTRIALISASI DAN INVESTASI
- peningkaatan pasar dan promosi
- pengembangan destinasi
- industrialisasi pariwisata dan investasi
- pembangunan infrastruktur dan akses transportasi,komunikasi
- pengembangan kelembagaan dan budaya
- CINCIN KELAUTAN,PERIKANAN DAN KEMARITIMAN
INDUSTRIALISASI DAN PENGELOLAAN EKONOMI LAUT, PERIKANAN DAN KEMARITIMAN SERTA PENGEMBANGAN SEKTOR USAHA KELAUTAN,PERIKANAN DAN KEMARITIMAN BERBASIS INDUSTRI DAN PARIWISATA
- pengembangan dan pembangunan industri perikanan dan pengelolaan SDL dan kemaritiman
- peningkatan produksi dan budidaya perikanan, SDL dan kemaritiman
- pengelolaan dan pengendalian SDL, daerah pesisir dan pulau-pulau kecil
- pembangunan infrastruktur perikanan, SDL dan kemaritiman
- optimalisasi pendapatan
- CINCIN PERTANIAN
PRODUKSI DAN DISTRIBUSI
- pengembangan komoditas unggulan berbasis industri
- industrialisasi pertanian dan peningkatan daya saing
- pengembangan dan peningkatan infrastruktur pertanian dan transportasi
- expansi lahan pertanian
- investasi dan pasar lembaga keuangan
- peningkatan kapasitas kelembagaan dan SDM
(Karolus Kia Burin/Dins Kominfo Lembata/Advetorial)
DOWNLOAD
ARAH KEBIJAKAN LEMBATA 2.0