
suluhnusa.com_ Drama Kolosal Herman Fernandez jadi inspirasi anak muda.
Kisah perjalanan hidup Herman Fernandez, Pahlawan Flores Timur yang gagah berani melawan panjajah Belanda yang dipentaskan dalam bentuk drama kolosal pada peringatan hari kemerdekaan RI ke-70 beberapa hari lalu, harus menjadi inspirasi buat Masyarakat Flotim khususnya Kawula Muda.
Selain itu, tujuan dari pementasan tersebut yakni mengingatkan kembali masyarakat akan kisah hidup Herman sebagai putra terbaik Flotim karena selama ini kebanyakan masyarakat tidak mengetahui Herman Fernandez secara baik.
Hal ini disampaikan Komandan Distrik Militer Kodim 1624 Flotim, Kol.Inf.Kusni kepada wartawan yang menemuinya di ruang kerjanya, Rabu 20 agustus 2015.
Kusni menceritakan, pada awalnya dirinya diperintahkan oleh Pimpinan untuk menyelenggarakan seni budaya tari untuk memeriahkan hari kemerdekaan, tetapi dengan waktu yang singkat dirinya pun memutuskan untuk membuat drama kolosal, Herman Fernandez.
“Ide Herman Fernandez sendiri saya peroleh ketika saya berbicara dengan Pak Wakil Bupati saat melakukan kunjungan kerja bersama di sebuah bendungan di wilayah Tanjung Bunga tentang siapa pahlawan Flotim belum diangkat kisahnya dan belum terlalu dikenal masyarakat. Jawaban waktu itu iya Herman Fernandez, makanya saya kemudian memutuskan mengambil Herman Fernandez sebagai temanya” tuturnya.
Bersama Humas dan Protokoler Kab. Flotim, dirinya mencari beberapa referensi Herman Fernandez di beberapa buku dan media internet sekaligus meminta bantuan Silvester Petala Hurint, salah satu staf Dinas Pariwisata Kab. Flotim untuk membuat sinopsis dan melatih siswa-siswa yang ambil bagian dalam pementasan tersebut.
Namun demikian, Ia mengakui, dengan waktu yang singkat dan dengan ide yang sesaat tersebut, pihaknya belum sepenuhnya memberikan yang terbaik dalam pementasan tersebut, seperti kostum, peralatan peran lainnya, dan setting tempat.
“Memang ini hanya ide sesaat, untuk menyambut 17 Agustus saja. Apalagi ada perbedaan juga, karena setahu kami kalau setiap Kabupaten pasti punya tokoh, bisa tokoh nasional, bisa tokoh lokal dan lokal itulah yang menampilkan kearifan lokal. Apalagi Herman Fernandez adalah putra daerah sini, makanya kita harus menampilkannya disini biar jadi inspirasi buat anak-anak ke depannya bisa seperti Herman. Walaupun beliau tidak berjuang di sini,” katanya lagi.
“Terlepas bagaimana kisahnya, kita wajib hukumnya untuk meneladani Herman Fernandez dari semangatnya, dan setiakawanan dia. Bahwa benar bahwa cerita kepahlawanannya belum lama, tetapi sisi patriotismenya lah yang harus kita ambil sebagai contoh hidup,”tegas pria setengah baya tersebut.
Pementasan Drama Kolosal yang dipentaskan dalam apel memperingati Kemerdekaan RI beberapa waktu silam mendapat apresiasi masyarakat Flotim yang turut ambil bagian, dan menyempatkan diri menyaksikan drama kolosal tersebut yang diperankan oleh siswa-siswi SMA PGRI Larantuka dan diperkarsai oleh Komando Distrik Militer (Kodim) 1624 Flotim.
Bupati Yosni Mendukung
Sebelumnya, Bupati Flores Timur, Yoseph Lagadoni Herin kepada wartawan di kediamaannya, Selasa, (18/08) silam mengatakan, terkesan dengan drama kolosal Herman Fernandez tersebut karena baginya dapat memberikan pengetahuan dan pemahaman kepada masyarakat untuk mengetahui secara baik tentang Pahlawan Flotim, Herman Fernandez.
“Selama ini kan, masyarakat kota hanya melihat patung Herman Fernandez yang berdiri di situ, tetapi bagaimana dia, tidak banyak yang tahu. Saya sendiri hanya hanya membaca sekilas dari buku bagaimana dia sekolah ke jawa, dan bahwa bagaimana dia bekerja di sana, saya sendiri tidak tahu. Saya sendiri baru mengetahuinya dari Frans Seda, temannya sewaktu itu,” kata Bupati Yosni.
“Saya sepakat, dan mendukung untuk mementaskannya kembali secara lebih baik karena kemarin misalnya ada beberapa hal yang harus dibenahi seperti kostum tentara belanda pakaiannya masih sama seperti tentara indonesia, nah itu yang akan kita tata lebih bagus. Nanti kita cari moment yang pas untuk pentaskan itu, sambil terus berkoordinasi dengan Pak Dandim,” kata Bupati Yosni lagi. (balakeban)