SULUH NUSA, LEMBATA – Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Ili Lewotolok terus melakukan pemantauan terhadap Gunung Ili Lewotolok di Ile Ape Kabupaten Lembata, NTT. Salah satu paramater yang dipantau adalah gempa tremor.
Kepala PVMBG Ili Lewotolok, Stanislaus Arakian kepada SuluhNusa.com (weeklyline media network), 15 November 2021 menjelaskan, intesitas Hujan yang turun di Puncak Ile Ape beberapa hari terakhir mengakibatkan gempa tremor kembali terekam.
“Dan hari ini, 15 November 2021 Gempa tremor muncul lagi dengan durasi lama. Sekitar 2 jam lebih,” ungkap Arakian.
Arakian menjelaskan Gempa tremor ini terjadi akibat gerakan magma atau batuan meleleh dari dalam perut bumi. Pergerakan ini terjadi di bawah gunung berapi.
Disinggung apakah Gempa Tremor yang terjadi terus menerus dengan durasi lama mengindikasikan Gunung Ili Lewotolok akan kembali meletus, Arakian mengungkapkan system gunung sudah terbuka masih terpantau lubang kepundan.
“Bisa iya, meletus lagi, bisa juga tidak. Atau berupa aliran fluida saja. Tremor ini akibat adanya hujan di puncak,” ungkap Arakian.
Lebih jauh Arakian menjelaskan, berdasarkan periode laporan pengamatan per enam jam tanggal 15 November 2021, Pkl. 12:00-18:00 wita Gunung Api Ili Lewotolok dengan ketinggian 1.423 mdpl), mengalami gempa tremor menerus selama dua jam lebih terhitung pukul 14:30-16:20 dengan amplitudo 2-32 dominan 15.
Sementara Cuaca di puncak Gunung cerah, berawan, mendung, dan hujan. Angin bertiup lemah hingga sedang ke arah barat. Suhu udara 23.1-31.8 °C dan kelembaban udara 69.3-71.3 %. Volume curah hujan 17.5 mm per hari.
“Teramati 2 kali letusan dengan tinggi 200-300 m dan warna asap putih dan kelabu. Gemuruh Lemah. Dengan kegempaan, Letusan sebanyak dua kali. Status gunung masih sama yakni Level III-siaga,” tulis Arakian.
Untuk itu, PVMBG Ili Lewotolok merkomendasikan masyarakat di sekitar Gunung Ili Lewotolok maupun pengunjung/pendaki/wisatawan direkomendasikan agar tidak melakukan aktivitas di dalam radius 3 km dari puncak/kawah Gunung Ili Lewotolok. Masyarakat Desa Jontona agar selalu mewaspadai potensi ancaman bahaya longsoran material lapuk yang dapat disertai oleh awan panas dari bagian tenggara puncak/kawah unung. Ili Lewotolok.
“Dan potensi bahaya abu vulkanik yang dapat mengakibatkan gangguan pernapasan (ISPA) maupun gangguan kesehatan lainnya maka masyarakat yang berada disekitar Gunung Ili Lewotolok agar menyiapkan masker penutup hidung dan mulut maupun perlengkapan lain untuk melindungi mata dan kulit. Mengingat abu vulkanik hingga saat ini jatuh di beberapa sektor di sekeliling Gunung Ili Lewotolok maka masyarakat yang bermukim di sekitar aliran sungai-sungai yang berhulu di puncak Gunung Ili Lewotolok agar mewaspadai ancaman lahar terutama disaat musim hujan,” tulis Fadlan Djamil, dan Stanislaus Ara Kian, dalam laporan pengamatannya. +++sandrowangak