suluhnusa.com – Bupati Flores Timur Antonius Hubertus Gege Hadjon, ST diundang sebagai narasumber pada seminar percepatan pencegahan dan penanganan stunting di Provinsi NTT, bertempat di Hotel Aston Kupang, Selasa (18 /12/2018)
Seminar ini digelar oleh Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur, dalam rangka memperingati HUT Provinsi NTT ke-60.
Bupati Anton dalam press release yang diterima wartawan melalui Bagian Hubungan Masyarakat (Humas) Flores Timur pada, Rabu (19/12/2018) memaparkan, visi Pemerintah Kabupaten Flores Timur, menuju masyarakat Flores Timur yang Sejahtera dalam bingkai Desa Membangun Kota Menata, dengan misi pertama Selamatkan Orang Muda.
Membangun bukan saja fisik tapi juga membangun manusia, demi mempersiapkan generasi muda Flores Timur lebih sehat, lebih hebat dari Generasi Muda sekarang,” kata Bupati Anton.
Misi pertama ini dikatakannya, menjadi daya dorong yang kuat untuk mengurus generasi emas dan menyadari stunting adalah realita gambaran masalah gizi buruk yang muncul di hilir dari salah urus di hulu maka solusi terbaik adalah harus bergotong royong.
Menurut Bupati Anton kerja besar ini banyak pihak yang terlibat, Pemda Kabupaten Flores Timur telah melaksakan deklarasi Flores Timur “Gempur Stunting” yang disaksikan oleh Direktur Gizi Dirjen Kesehatan Masyarakat Kementrian Kesehatan RI.
Keberhasilan gempur Stunting banyak intervensi oleh sektor terkait, Ketua Tim Penggerak PKK kabupaten bersama Dinkes menyelengarakan kegiatan orientasi peran PKK desa dalam penurunan stunting di semua kecamatan, lomba cipta menu beragam, bergizi, seimbang dan aman (B2SA) pangan lokal, pihak Dekenat Gereja bekerja sama dengan Dinkes mengumpulkan para Romo untuk di advokasi dan sosialisasi tentang Stunting, dan memberikan Kursus Persiapan perkawinan tentang Stunting.
Dikatakannya, deklarasi desa STBM oleh Bupati atau Wakil Bupati, tidak boleh terwakilkan. Penambahan kuota desa Pamsimas, selain itu Stanting masuk dalam bursa Inovasi Desa.
“Peran Lembaga Sosial Masyarakat lokal, YPPS didukung SNV melaksanakan lokakarya intergrasi pengendalian stunting dalam dana desa, membentuk forum pangan dan gizi ( foranzi), selain itu rapat kerja kelompok kerja operasional posyandu dengan salah satu kesepakan posyandu 8 meja, rakor UKS dengan salah satu kesepakatan 6 hari makan untuk Paud dan Kober, rakor dewan Ketahanan Pangan,” katanya.
Dinas Perdangan dan Perindustrian tambah Dia, bekerjasama dengan Dinkes melaksanakan Tera Dacing, Dinas Kominikasi dan Informatika bekerjasama dengan Dinkes melaksanakan siaran Radio setiap hari Selasa, jam. 10 .00 Wita, tentang penanggulangan Stunting.
Dinas Pemberdayaan masyarakat dan Desa dikatakannya, merekrutmen 300 tenaga desa yang danai oleh dana desa, Kementerian Agama untuk Sosialisasi Stunting pada Remaja usia nikah, Badan Perencana Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah ( BP4D) untuk sosilaisasi Stunting dan terus mengaktifkan pokja AMPL, Badan Pengendalian Penduduk, Keluarga Perencana, Pembedayaan Perempauan dan Perlindungan anak, pengadaan alat permainan anak – anak.
“Secara regulasi pemerintah Kabupaten Flores Timur telah mengeluarkan Perbup Nomor 61 tahun 2017 tentang penganekaragaman konsumsi pangan lokal,” kata dia.
Menurut Bupati Anton, penangangan Stunting dengan menggunakan menu makan berakter lokal Flores Timur, yang disiapkan oleh Dinas Kesehatan, Perbup nomor 68 tahun 2016 tentang Sanitasi Total Berbasis Masyarakat, Perbup nomor 63 tahun 2017 tentang standar penghasilan tenaga kesehatan dan pendidik anak usia dini di desa, Perda nomor 9 tahun 2011 tentang Kesehatan Ibu dan Anak baru Lahir ( KIBLLA), fasilitasi pembentukan Perdes KIBLLA dan surat edaran Flores Timur tanggal 7 Juni 2018 perihal penyampaian kepala OPD untuk mengijinkan para karyawati di instansinya yang memiliki bayi balita untuk dapat membawa bayi balita ke posyandu pada hari posyandu.
“Selanjutnya ada SOP untuk pelaksanaan Stunting itu, dan SOP ini masih didiskusikan dengan berbagai pihak untuk memberikan masukan –masukan yang penting sehingga bisa mengambil langkah secara bersama-sama, untuk nantinya ditetapkan dalam Perbup,” katanya.
Bupati Anton juga dalam pemaparan materinya mengatakan, semua inovasi yang dibuat didukung dengan dana, dengan menggerakan semua sumber daya yang ada untuk sama – sama mengempur Stunting, menggerakan para Kepala Desa atau Kelurahan, kumpul dengan para Kepala Desa, BPD, dengan memanfaatkan setiap kali turun ke wilayah – wilayah.
“Hanya untuk membangun komitmen bagaimana dengan kewenangan yang ada di desa dengan anggaran yang ada itu, bisa menfaatkan secara maksimal untuk menyelesaikan infra struktur di desa , menyelesaikan persoalan kepala keluarga yang miskin, sehingga 5 tahun ke depan adanya penurunan anggka kemiskinan,”ujar Bupati Anton.
Selain itu kata dia, anggaran dalam gempur Stunting di Kabupaten Flores Timur, dari APBD II, dari dana desa, dari Dana DAK non fisik bantuan opersional kesehatan.
Turut dalam pemaparan materi Gregorius Irwan Suyanto, Asisten Koordinator Pokja Kebijakan Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) Sekretariat Wakil Presiden Republik Indonesia dengan materi, Strategi Nasional percepatan pencegahan Stunting tahun 2018 – 2024, Doddy Iswardy, Direktur Gizi Masyarakat Kemnterian Kesetehan RI, dengan materi upaya Perbaikan Gizi masyarakat melalui Srveilans Gizi berbasis Teknologi Informasi dan Vincen Bureni, Direktur Bengkel Appek dengan materi Kemitraan strategis untuk ketahanan pangan dan gizi di NTT.
Hadir pada Kesempatan itu, Gregorius Irwan Suyanto Asisten Koordinator Pokja Kebijakan Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) Doddy Iswardy, Direktur Gizi Masyarakat Kementerian Kesetehan RI, Vincen Bureni, Direktur Bengkel Appek, Para Bupati / Walikota / Wakil Bupati / Wakil Walikota, se – NTT, Kepala Dinas Kesehaan Kabupaten Flores Timur dr. Agustinus Ogie Similar, dan udangan Lainnya. (humasflotim)