
Pangan Lokal Tingkatkan Martabat Orang NTT
suluhnusa.com – Salah satu langkah mewujudkan ketahanan pangan di Propinsi Nusa Tenggara Timur adalah mengubah perilaku dan sikap masyarakat. Langkah ini meliputi pemberdayaan dan pendampingan masyarakat, khususnya masyarakat miskin dan berada di daerah rawan pangan untuk mampu memanfaatkan secara optimal sumber daya di sekitarnya.
Hal tersebut dikemukakan Kepala Badan Ketahanan Pangan Propinsi NTT, Drs. Hadji Husein kepada suluhnusa.com usai membuka kegiatan sosialisasi pangan lokal di Hotel Puri Mutiara, Lewoleba, Lembata, 26 September 2017.
Husein mengungkapkan, kesadaran masyarakat untuk mengkonsumsi pangan lokal mesti dibertahu dan menjadi gerakan semua pihak. Bukan hanya pemerintah tetapi semua stakeholder yang ada. Untuk itu, pihaknya bekerjasama dengan PKK tingkat Propinsi NTT untuk melakukan sosialisasi kreasi mengolah pangan lokal menjadi pangan yang bermartabat.
“Pangan lokal itu makanan yang bermartabat. Untu itu, jangan minder konsumsi pangan lokal. Kita semua terlahir di kampung dan menjadi bagian dari makanan lokal. Oleh karena itu, orang NTT jangan malu konsumsi makanan lokal,” ungkap Husein.
Husein lebih jauh menjelaskan, Pangan merupakan kebutuhan dasar manusia yang paling hakiki. Menurut UU RI nomor 7 tahun 1996 tentang pangan menyebutkan bahwa pangan merupakan hak asasi bagi setiap individu di Indonesia. Oleh karena itu terpenuhinya kebutuhan pangan di dalam suatu negara merupakan hal yang mutlak harus dipenuhi. Termasuk di Nusa Tenggara Timur. Kegiatan sosialisasi pangan lokal ini juga merupakan baggian dari strategi pemerintah Propinsi NTT untuk meningkatkan ketahanan pangan melalui ketersediaan pangan lokal.
“Sudah tiga tahun kami secara kontinyu melakukan kampanye pangan lokal, menggerakan masyarajat kita untuk mencintai dengan pangan lokal dengan cara mengkonsumsi pangan lokal setiap hari,” ungkap Husein.
Oleh karena pangan lokal adalah pangan yang bermartabat dan tidak mengandung kimia.
“Contoh, Ubi jalar, ubi kayu, jagung, dan pangan lokal lainnya merupakan bahan dasar yang bisa diolah menjadi berbagai jenis makanan modern. Tentu dengan bahan pangan lokal,” tegas Husein.
Dan upaya Badan Ketahanan Pangan untuk menyadarkan masyarakat mengkonsumsi pangan lokal menunjukan trend peningkatan yang baik. Untuk itu, pihaknya akan melakukan berbagai terobosan dan inovasi dalam meningkatkan pangan lokal sebagai makanan pokok orang NTT.
Selain inovasi itu, menurut Husein, Badan Ketahanan Pangan NTT, berencana pada tahun 2018, akan dilaunching toko pangan lokal untuk menjual semua hasil pangan lokal yang dikelolah oleh masyarakat.
Husein pun meminta kepada semua pemerintah daerah untu memikirkan satu pangan lokal yang menjadi ciri khas dan pangan lokal unggulan dari kabupaten masing masing di Nusa Tenggara Timur.
“Saya menhimbau dan akan diterjemahkan dalam program satu kabupaten, satu pangan lokal unggulan,” demikian Husein.
Sossialisasi pangan lokal yang disleenggarakan di Lewoleba, 26 September 2017 tersebut menghadirkan utusan PKK dari setiap desa dan kecamatan se Kabupaten Lembata.
[sandrowangak]