suluhnusa.com – Awalnya 15 Pelajar Sekolah Menengah Atas direkrut untuk melakukan ‘kudeta’ jabatan Bupati Lembata lyang saat ini dijabat Eliazer Yentji Sunur. Mereka dibekali dengan berbagai latihan juga startegi kepemimpinan yang efektif. Mereka dikarantina agar mendapat ilmu bagaimana merancang strategi setelah jabatan bupati Lembata berhasil ‘dikudeta’. Setelah melalui berbagai proses latihan dipilih sepuluh orang pelajar digembleng mental dan fisik untuk siap mengancam kudeta jabatan bupati Lembata, walau hanya sehari.
Menurut rencana 10 pelajar dampingan Plan Internasional Program Implementasi Area Lembata, akan melakukan kudeta jabatan Bupati Lembata, 27 September 2017.
Erlina Dangu, Field Sponsorship Manager, kepada wartawan di Hotel Palm, disela sela kegiatan Leadership Camp, 26 September 2017, menjelaskan kegiatan Sehari Menjadi Bupati Lembata, bukan hanya sekedar even tetapi secara global plan Internasional memiliki ambisi untuk menjadikan 1 juta anak menjadi MAJU- Mau belajar, Ambil keputusan, Jadi pemimpin, Untuk berhasil.
“Ambisi plan lima tahun kedepan, kita berharp satu juta anak perempuan bisa belajar, bisa memimpin, bisa memutuskan dan bisa berkembang,” ungkap Erlina Dangu.
Dangu menjelaskan, strategi Global Plan bahwa ada satu juta anak menjadi MAJU, Mau belajar, Ambil keputusan, Jadi pemimpin, Untuk berhasil.
Ketika tahun lalu pada kegiatan yang sama yakni Menjadi Bupati Sehari, melakukan pendataan jumlah pekerja anak dan anak putus sekolah dari tingkat desa sampai tingkat Kabupaten, melatih kaum muda tingkat desa sampai kabupaten sebagai pekerja sosial untuk menanggulangi masalah pekerja anak dan melakukan pelatihan kewirausahan kepada kaum muda, mendorong pemerintah desa membuat perdes tentang perlindungan anak serta pemerintah desa harus berperan aktif dalam upaya mencegah terjadinya penipuan usia anak dalam administrasi kependudukan anak yang akan bekerja ke luar negeri maupun luar daerah dan memberikan sanksi tegas terhadap semua pihak yang terlibat dalam penipuan sehingga anak menjadi pekerja anak termasuk sanksi positif terhadap anak berupa bimbingan khusus.
Untuk tahun ini, sehari menjadi bupati Lembata, mengusung tema mencegah perkawinan usia anak merunut pada tema hari anak perempuan internasional, 11 Oktober 2017.
Dangu menjelaskan, anak yang menjadi bupati akan dikirim mewakili Lembata di tingkat nasional di puncak Hari anak Perempuan Internasional, sementara wakil bupati dan salah satu peserta favorite akan menjadi perwakilan sehari mejadi Gubernur di NTT.
Selain menjadi bupati Lembata dan wakil Bupati Lembata delapan orang anak lainnya akan menempati posisi Kepala Bappelitbangda, Kepala Dinas P2KBP3A, Kepala Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga, Kementerian Agama, Kepala Badan Pusat Statistik, Kepala Dinas Kesehatan, Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil dan Dinas Sosial dan PMD.
Dangu lebih jauh menjelaskan Hari Anak Perempuan Internasional 2017 yang akan dirayakan pada 11 Oktober 2017 akan menyebarluaskan pesan-pesan kunci yaitu menghapus pernikahan usia anak yang akan menghentikan masa depan anak-anak terutama anak perempuan, bahwa semua anak perempuan berhak mendapatkan pendidikan berkualitas, semua anak perempuan berhak untuk merasa aman dan terlindungi, mulai dari lingkungan terkecil (di rumah bersama orang tua), di sekolah, serta dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara, Anak perempuan berhak untuk berpartisipasi (yang berarti) dalam setiap pengambilan keputusan, terutama yang menyangkut dengan masa depan, atau yang berdampak pada kehidupan anak perempuan, Anak perempuan dapat berpartisipasi dan melakukan aksi untuk mencapai target SDG, terutama pencapaian target yang berkaitan dengan pemenuhan hak anak perempuan. Sepuluh anak yang dipilih tersebut adalah Elma Dila Risti, Siti Kamaria, Siti Alawia, Elisabeth Kidi, Muhamad Hafis, Susana Lipat, Yuliana Regina Uba, Claudia Modesta Dewi, Nanda Tiara Harun dam Ainayah. Mereka berasal dari beberapa SMA yang tersebar di seluruh Lembata.
[sandrowangak]