suluhnusa.com_Menulis adalah salah satu aktivitas yang mulia, olehnya mesti dicintai sejak dini
Siswa- siswi, Peserta Masa Orentasi Siswa (MOS) Tahun Ajaran 2015/ 2016 pada Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri Satu Atap Riangpuho, Desa Waibao Kecamatan Tanjung Bunga diperkenalkan materi jurnalistik.
Materi jurnalistik dibawahkan oleh Maksimus Masan Kian selaku Pembina OSIS SMP Satap Riangpuho, meliputi motivasi menulis dan dasar dasar tentang jurnalistik.
Kegiatan yang bertempat di Aula SMPN Satap Riangpuho Selasa 28 Juli 2015 melibatkan kurang lebih 50 siswa peserta MOS dan guru pendamping kegiatan ekstrakulikuler.
Maksimus Masan Kian yang juga adalah Ketua Asosiasi Guru Penulis Indonesia (Agupena) Cabang Flores Timur dalam memaparkan materinya mengatakan, aktivitas menulis merupakan aktivitas mulia yang mesti dicintai sejak dini.
“Menulis adalah salah satu aktivitas yang mulia, olehnya mesti dicintai sejak dini,” ungkapnya. Kreativitas siswa di sekolah dapat muncul berawal salah satunya berawal dari aktivitas menulis. Dibanyak sekolah Majalah Dinding (Mading) yang harusnya menjadi media kreasi siswa nyatanya “mati suri”.
Ruang kreativitas siswa seolah ditutup. Kreasi siswa mati, bukan karena siswa tidak kreatif, namun ruang yang tidak disiapkan.
Peserta MOS yang adalah siswa baru pada sekolah tersebut, nampak antusias mendengarkan materi motivasi menulis dan dasar- dasar jurnalistik.
Materi jurnalistik yang diberikan diantaranya memuat tentang apa itu jurnalistik, manfaat jurnalistik, bagaimana menjadi wartawan sekolah, bagaimana menuangkan ide dalam tulisan singkat, dan bagaimana teknik melakukan wawancara.
Kepada peserta MOS, ditayangkan juga beberapa film singkat tentang orang – orang yang memiliki keterbatasan ( cacat) namun karena ketekunan dan kerja kerasnya, mereka bisa meraih prestasi hingga level internasional.
Menurut Maksi, tujuan dari penayangan film adalah memotivasi siswa untuk menekuni ketrampilannya hingga bisa meraih prestasi.
Selain penayangan film, kepada siswa ditampilkan juga beberapa foto, dan siswa diberikan kesempatan untuk mendeskripsikan singkat foto yang ditampilkan tersebut.
Kepala SMPN Satap Riangpuho Agustinus Arkian Hajon memberikan apresiasi atas ide memasukan materi pengenalan jurnalistik pada rangkaian kegiatan MOS di sekolah.
“Kami sangat mengapresiasi, dan dengan senang hati menerima ide memasukan materi jurnalistik pada rangkaian kegiatan MOS. Adik- adik peserta MOS yang adalah siswa siswi baru diibaratkan sebagai kertas putih yang masih kosong yang harus ditulis diatas kertas tersebut dengan hal hal positif dan bermakna,” ungkanya.
Siswa kelas delapan dan sembilan harus juga menjadi contoh dan teladan. Guru harus berperan sebagai motivator, fasilitator dan juga sebagai pembimbing yang patut diteladani oleh siswa.
Kertas putih yang dicoret dengan hal yang baik maka akan berguna dan bermanfaat. Sebaliknya, jika kertas kosong tersebut dicoret dengan hal yang tidak baik atau negatif maka sudah pasti hasilnya juga buruk.
“Saya berharap semoga materi jurnalistik yang adik – adik dapat, dikemudian hari akan bermanfaat, baik manfaat yang didapat secara individu maupun manfaat secara publik. Mari kita ciptakan suasana dan iklim yang kondusif agar siswa betah untuk belajar dan berproses di lembaga in,” kata Agus.
Sirinus Resi Koten, salah satu peserta MOS yang mendapatkan materi pengenalan jurnalistik mengaku senang dan bangga.
“Saya senang dan bangga bisa mendapatkan materi tentang jurnalistik. Ini merupakan pengalaman pertama. Kiranya, kami terus mendapatkan bimbingan dan pendampingan hingga kami dapat menulis,” ungkap Resi Koten bangga. (amber kabelen/masankian)
